Mohon tunggu...
Muhammad Nur Hayid
Muhammad Nur Hayid Mohon Tunggu... -

ingin mengabdi untuk kemaslahatan, menjadi sinar bagi gelapnya kehidupan akhir zaman, seperti kanjeng nabi muhammad khoirul kholqi walbasyar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indahnya Diving di Laut Mediterania

2 September 2013   04:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:30 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyelam atau Diving adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Itulah kemarin hari sabtu saya jalani bersama teman-teman di Aljazair. Aku sudah tahu dan mendengar soal diving ini sejak kuliah di jogja. Bahkan ada beberapa temanku yang ikut klub latihan untuk diving dan sering melakukan penyelaman di beberapa daerah hingga ke Wakatobi yang katanya surganya para penyelam selain kawasan Raja Ampat Papua Barat.

Aku sengaja dari dulu tak tertarik dengan dunia selam menyelam dan klubnya. Bukan karena apa-apa, tetapi karena olahraga menyelam ini berbiaya mahal dan terkesan elitis. Karena memang dalam sejarahnya, dunia penyelaman ini awalnya dimiliki oleh kalangan elit atau militer yang melakukannya. Namun, seiring perkembangan umur dan peluang yang memungkinkan, aku ternyata mulai menyukai dunia diving ini. Konon dunia bawah laut merupakan dunia lain yang masyallah indahnya.

Bagi yang suka bertafakkur dan menyelami keagungan Ilahi, maka menyelam adalah salah satu caranya. Karena para penyelam akan bisa menikmati betapa agungnya Allah SWT, tuhan sang pencipta alam raya yang menciptakan mahluknya dengan aneka ragam. Hingga ikan dan binatang laut pun Allah membuat ciptaan yang luar biasa dan beraneka ragam. Kalau kita sudah bisa bertafakkur di atas permukaan air, entah dengan gunung-gunung, langit dan seisinya ataupun bumi dan penduduknya yang beraneka ragam dari manusia dan hewan serta tumbuh-tumbuhan, maka saatnya jika ingin menyempurkan tadabbur kepada Allah, menyelamlah ... !!! niscaya kau akan dapatkan semuanya sebelum nanti masuk surga. Insyallah ... amin.

Sebelum saya bercerita tentang penyelaman saya, saya kutip dari situs tetangga tentang sejarah selam menyelam dari awal pertama kali dikenalkan oleh sang pionir dan empunya hingga penyelaman yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Sayangnya, untuk penyelaman yang di Indonesia hanya terdapat refrensi setelah tahun 50 an ke atas. Padahal kalau melihat nenek moyang kita yang pelaut sejati dan armada perang terbaik yang pernah ada adalah armada laut Nuswantoro miliknya angkatan lautnya Sriwijaya dan Majapahit, harusnya sejarah penyelaman Indonesia bisa dilacak sejak saat itu atau sebelum masa Sriwijaya dan Majapahit. Tapi apa daya, kita memang belum terbiasa mencatat sejarah kita dan lebih suka dengan catatan sejarah bangsa dan orang lain ... hehehe.

Dalam sejarahnya, seperti dikutip dari situs tetangga, Menyelam sebagai suatu profesi, sudah dikenal lebih dari 5000 tahun lalu. Penyelam zaman dulu mungkin tidak bisa mencapai kedalaman lebih dari 100 feet. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk mengambil kerang dan mutiara. Dalam sejarah Yunani, Herodotus menceritakan seorang penyelam bernama Scyllis yang dipekerjakan Raja Persia Xerxes untuk mengambil harta karun yang tenggelam pada abad ke 5 SM. Sejak jaman dulu, penyelam juga dipergunakan untuk militer, seperti menenggelamkan kapal musuh, memotong jangkar, dan melubangi kapal dari bawah.

Untuk tujuan perang seperti tersebut di atas misalnya, Alexander The Great mengirimkan penyelam untuk meruntuhkan pelabuhan di kota Tyra (Libanon) yang kemudian dikuasai tahun 332 SM. Para penyelam jaman dulu juga dipergunakan untuk menyelamatkan barang yang tenggelam. Pada abad pertama SM, khususnya di Mediterania barat, para penyelam sudah terorganisir dan pembayarannya sudah diatur hukum. Pembayarannya tergantung kedalaman air yang diselami. Jika kedalamannya 24 feet maka penyelam dibayar dengan nilai separoh dari barang yang diselamatkan. Kedalaman 12 feet maka diberikan 1/3, dalam kedalaman 3 feet maka diberikan 1/10.

Pipa udara

Penyelam jaman dulu hanya memikirkan bahwa panjangnya pipa udara adalah sangat penting dalam penyelaman. Banyak design yang memakai pipa panjang yang fleksibel dengan bagian atas mengapung. Tentunya hal ini tidak akan bekerja dengan baik pada kedalaman 3 feet, karena akan menyebabkan penyelam kekurangan oksigen dan akan tenggelam. Tekanan air juga meningkat sehingga menekan pipa dan dada. Hal ini menyebabkan design alat selam yang menggunakan pipa udara tidak praktis dan sukar dilakukan.

Breathing Bag

Lukisan Asyiria pada abad 9 SM menggambarkan seorang penyelam menggunakan tanki udara terbuat dari kulit. Namun penafsiran lain menjelaskan bahwa itu adalah perenang yang menggunakan tanki udara untuk mengapung di air.

Diving Bell

Sekitar tahun 1500-1800 lonceng selam telah berkembang, sehingga penyelam dapat menyelam dalam hitungan jam. Lonceng selam adalah peralatan berbentuk bel dimana dasarnya terbuka di dalam laut. Lonceng selam pertama sangat besar sehingga penyelam dapat menyelam dalam beberapa jam. pada perkembangan lanjut, lonceng selam ini terhubungkan dengan kabel dari permukaan. Lonceng ini tidak dapat bermanuver dengan baik. Penyelam dapat tetap didalam atau keluar lonceng sebentar sambil menahan napas.

Lonceng selam pertama dibuat tahun 1513. Pada tahun 1680, petualang bernama William Philip berhasil mengangkat harta tenggelam sebanyak $200.000 dengan metode ini. Pada tahun 1690, seorang ahli astronomi Inggris, Edmund Halley mengembangkan lonceng selam, dengan menenggelamkan tong dengan pemberat. Bersama 4 temannya ia dapat bertahan 1 1/2 jam dalam kedalaman 60 feet di sungai Thomas. 26 tahun kemudian, dengan mengembangkan peralatannya menjadi lebih baik ia dapat bertahan 4 jam dalam kedalaman 66 feet.

Diving Suit

Pada tahun 1715, seorang Inggris bernama John Lethbridge mengembangkan baju selam. Pertama kali ia menciptakan sebuah tong dari kayu yang dilapisi kulit, juga dilengkapi dengan kaca di bagian depan, dan lubang untuk lengan. Dengan menggunakan peralatan ini penyelam bisa melakukan tugasnya. Peralatan ini diturunkan dari kapal ke dalam air. Baju selam ini cukup berhasil, karena kedalaman normal operasinya 60 feet dan selama 34 menit. Tapi kelemahannya hampir sama dengan lonceng selam, yaitu terbatasnya suplai udara.

Pada tahun 1823 John dan Charles Deane, mempatenkan pakaian pemadam kebakaran. Dengan pakaian tersebut, pemadam kebakaran dapat masuk ke dalam bangunan yang terbakar. Pada tahun 1828, pakaian tersebut dipatenkan untuk selam, dimana terdiri dari pakaian yang dapat menahan dingin, helm, dan hose yang menghubungkan dengan permukaan. Suplai udara berasal dari permukaan dan dikeluarkan lewat bagian bawah helm, sehingga jika posisi helm terbalik maka akan cepat terisi air. Akhirnya oleh Augustus Siebe, helm ini dilengkapi dengan seal di bagian leher dan katup kuras.

Beberapa penemu bekerja sama untuk membuat pakaian selam yang dilengkapi dengan senjata. Pakaian ini dapat mengatur tekanan sehingga tekanan udara yang dihirup sama dengan tekanan udara permukaan. Pakaian selam ini merupakan pengembangan dari pakaian John Lethbridge. Penggunaan pakaian ini dipertanyakan, karena bentuknya agak kaku untuk melakukan tugas. Pada tahun 1930 kedalaman yang dicapai 700 feet, tetapi dengan pengembangan sekarang sudah mencapai 2000 feet air asin (fsw).

Caissons

Pada saat yang sama dalam pengembangan pakaian selam, para penemu bekerja keras untuk mengembangkan lonceng selam dengan meningkatkan ukuran dan menambah kapasitas pompa udara sehingga dapat menjaga tekanan udara dan mengeluarkan air di dalam lonceng. Perkembangan pompa udara yang cepat menambah ukuran ruang yang cukup luas sehingga beberapa pekerja dapat bekerja dibawah air. Hal ini bermanfaat terutama dalam pembangunan kaki jembatan atau terowongan. Ruangan yang diciptakan disebut caissons, dalam bahasa Prancis berarti kotak besar.

Caisson didesain sehingga penyelam dapat mudah mencapai permukaan. Dengan mengggunakan sistem kunci, tekanan di dalam caisson dapat diatur saat penyelam masuk dan keluar. Pada akhirnya caisson berkembang cepat. Tapi dengan pemakaian caisson ini banyak pekerja mengalami penyakit dekompressi, sehingga penyakit dekompresi disebut juga penyakit caisson.

SCUBA (Self Contained Breathing Apparatus)

Peralatan selam yang dikembangkan John Deane, Agustus Siebe memang memberikan penyelam waktu yang lama dalam air, tetapi mobilitas sangat kurang. Para penemu mencari metode lain tanpa menurunkan tingkat bahaya. Solusi terbaik adalah menyediakan suatu alat suplai udara yang dapat dibawa. Pada awalnya tidak berhasil karena terbatasnya kapasitas pompa udara untuk menyimpan udara dalam tekanan tinggi. Setelah hal ini dapat diatasi, maka udara dapat disimpan dalam suatu tempat tabung dalam tekanan tinggi sehingga menyediakan suplai udara yang cukup lama. Scuba berkembang dengan cepat sehingga berkembang menjadi 3 macam tipe dasar:

A. Open Circuit Scuba (dimana seluruh udara buang langsung dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya). Regulatornya dikembangkan oleh Benoist Rouquayrol, sedangkan sistemnya dikembangkan oleh Jacques-Yves Cousteau dan Emile Gagnan.

B. Closed Circuit Scuba (dimana seluruh udara buang dimasukkan lagi ke sistem sehingga dapat di daur ulang). Henry A. Fleuss mengembangkan sistem ini pada tahun 1876 dan 1878, Fleuss kemudian berhasil menguji peralatannya pada tahun 1879 dalam tanki air hampir selama 1 jam.

C. Semiclosed Circuit Scuba (kombinasi dari keduanya).

Tipe Penyelaman

Kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung antara lain kepada, kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang digunakan. Jika kedalaman yang dijadikan tolok ukur, penyelaman dapat dibedakan menjadi:

1. Penyelaman dangkal.Yaitu penyelaman dengan kedalaman maksimum 10 m

2. Penyelaman sedang.Yaitu penyelaman dengan kedalaman < 10 m s/d 30 m

3. Penyelaman dalam.Penyelaman dengan kedalaman > 30 m.

Jika didasarkan kepada tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan itu, penyelaman bisa dibedakan menjadi :

a. Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, antara lain:

Tactical (Combat) diving yaitu penyelaman untuk tugas-tugas tempur

Submarine Rescue, penyelamatan kapal selam

Search & Rescue (SAR)

Inspection & Repair (inspeksi dan perbaikan)

Ship Salvage

Penyelaman-penyelaman jenis ini pada umumnya dilaksanakan oleh para penyelam Angkatan Bersenjata.

Penyelaman komersial.Yaitu penyelaman professional antara lain untuk kepentingan konstruksi dibawah permukaan air, penambangan lepas pantai (Off shore drilling), salvage, dll.

Penyelaman Ilmiah (Scientific Diving). Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan ilmiah, antara lain : penelitian biologi, geologi, arkeologi dan kelautan pada umumnya.

Penyelaman Olah Raga (Sport Diving). Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga.

Untuk mengerti lebih jelas tipe-tipe penyelaman, maka disarankan lebih baik membaca dulu fisika penyelaman, dan aspek medisnya.

Ada lima tipe umum selam sesuai metode, yaitu:

Breatholding atau Free Diving

Disebut juga skin diving atau snorkeling, merupakan penyelaman yang paling mudah dan paling tua. Tidak menggunakan suplai udara, sehingga waktu menyelam tergantung lamanya penyelam dapat menahan napas. Umumnya penyelam menggunakan masker untuk melihat dalam air, fin untuk mengayuh, dan snorkel untuk bernapas ketika berenang dengan muka menghadap ke bawah air. Lebih baik lagi menggunakan baju wet suit, selain menghindari hipotermi, juga dapat menambah daya apung.

Scuba diving

Menggunakan tabung dan regulator tekanan. Penyelam biasanya menggunakan tabung selam yang berisi 72 atau 90 cubic feet (cuft) dengan tekanan 2200 atau 3300 pound per square inch gauge (PSIG). Seperti snorkeling, penyelam menggunakan masker, fin, snorkel, pemberat, BC, jam selam, dan depth gauge. Untuk menghindari hipotermia, penyelam menggunakan wet suit. Jika suhu air < 10 OC, biasanya menggunakan dry suit. Selain peralatan dasar, peralatan tambahan juga diperlukan untuk keamanan, navigasi, dan komunikasi.

Surface Supplied or Tethered diving

Penyelaman ini memerlukan suplai udara dari permukaan secara terus menerus biasanya untuk tujuan militer atau komersial.

Saturation diving

Konsep penyelaman ini adalah bahwa dalam 24 jam pada kedalaman tertentu, jaringan tubuh telah menyeimbangkan tekanan sehingga waktudan profil dekompresi tetap sama walaupun penyelam berhari-hari dalam air. Sebelum melakukan penyelaman, biasanya penyelam akan tinggal di dalam ruang yang bertekanan sama dengan kedalaman, setelah itu diangkut kedalam kapsul atau lonceng selam ke kedalaman yang diinginkan.

One Atmosphere diving

Pada penyelaman ini, tekanan udara yang digirup penyelam diatur supaya sama dengan permukaan laut (1 ATM). Leonardo Da Vinci telah mendesain gambaran yang sama dengan model modern (lihat Armored Diving Suit), tetapi baru direalisasikan pada abad 20.

Rebreather diving

Konsepnya yaitu dengan mensirkulasikan kembali udara yang telah dibuang penyelam, dengan membuang karbondioksida, dan menambah oksigen sebelum masuk ke dalam tubuh penyelam kembali. Dengan adanya konsep ini, menyelam akan lebih dalam dan lebih lama, dan gelembung udara tidak ada yang mungkin mengganggu pandangan. Tetapi peralatan selam ini sangat berbahaya jika tidak digunakan dan dipelihara dengan baik.

Mixed Gas diving

Pada penyelaman ini tidak menggunakan udara bebas, tetapi menggunakan udara dengan komposisi tertentu. Udara dengan komposisi yang diatur ini dapat dipergunakan dalam berabagai tipe selam lain. Ada tiga macam campuran udara yang dipakai dalam penyelaman:

Enhanced Nitrox (I,II)

Nitrox adalah campuran gas yang terdiri dari oksigen dan nitrogen. Yang sering digunakan ada dua, yaitu Nitrox 1 (32 % oksigen, 68 % nitrogen) dan Nitrox II (36 % oksigen, 64 %). Hanya Nitrox I yang boleh digunakan dalam penyelaman olahraga.

Sebenarnya kata Nitrox berarti campuran gas dengan komposisi oksigen < 21 %. Biasanya dipergunakan dalam selam, dan penyelaman saturasi, dimana efek samping keracunan oksigen dapat dihindarai. Secara teknis, jika kadar oksigen > 20 % maka disebut "enrich air nitrox" (EAN) atau "oxygen enrich air" (OEA). Tapi dalam prakteknya istilah EAN dan Nitrox sering tertukar.

Dengan adanya EAN maka kemungkinan terjadinya penyakit dekompressi menjadi berkurang, namun efek samping keracunan oksigen akan lebih besar. Untuk penyelaman rekreasi, penggunaannya masih dalam perdebatan.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan EAN pada kedalaman 50-130 fsw:

Keuntungan:

Menurunkan risiko penyakit dekompresi.

Menurunkan kejadian keracunan nitrogen.

Mengurangi waktu nitrogen sisa (residual nitrogen).

Waktu surface interval lebih pendek.

Mengurangi waktu dekompresi jika bottom time maksimum terlewati.

Mengurangi waktu survace interval antara menyelam dan terbang.

Kerugian:

Memerlukan pelatihan khusus.

Menggunakan peralatan khusus Nitrox.

Meningkatkan oksidasi tabung scuba menjadi cepat berkarat.

Mempercepat kerusakan peralatan.

Meningkatkan risiko kebakaran.

Risiko keracunan oksigen lebih besar.

Heliox

Selain nitrox, yang sering digunakan adalah heliox, yaitu campuran helium dan oksigen. Helium merupakan gas inert, yang menggantikan nitrogen. Penggunaannya menghilangkan efek keracunan oksigen dan menurunkan keracunan oksigen. Heliox disarankan dalam penyelaman > 130 fsw. Heliox sangat mahal.

Trimix

Trimix adalah campuran gas helium, nitrogen dan oksigen. Komposisinya tergantung dari profil waktu selam yang dipakai. Angkatan Laut AS menggunakan pada kedalaman > 190 fsw, dan selalu digunakan pada kedalaman ekstrim > 600 fsw.

Yang digunakan dalam penyelaman rekreasi adalah jenis helitrox yaitu trimix yang diperkaya oksigen. Campuran yang sering digunakan adalah TX 26/17 (26 % oksigen, 17 % helium, dan 57 % nitrogen). Beberapa kematian penyelam olahraga berkaitan dengan penggunaan heliox, sehingga penggunaan trimix helitrox untuk penyelaman rekreasi masih diperdebatkan. (Sumber: USN Diving Manual 6th)

Bagaimana dengan dunia penyelaman di Indonesia? sebagaimana yang ditulis oleh mbak Prawita Indah yang saya ambil dari situs tetangga, dijelaskan bahwa Diving adalah suatu olahraga sekaligus kegiatan rekreasi yang sedang populer saat ini. Seiring dengan banyaknya media exposure atas keindahan alam bawah laut Indonesia, semakin banyak pulayang menekuni diving sebagai hobi. Kali ini Jelajah akan mengulas mengenai asal muasal dan perkembangan diving di Indonesia menurut narasumber terpercaya, Beliau adalah Rendra Hertiadhi, seorang diver profesional sekaligus anggota dari Global Underwater Explorers.

Dibawa oleh militer

Menurut penyelam yang lebih akrab disapa Ronny ini, olahraga menyelam masuk ke Indonesia melalui militer. Diving dibawa ke Indonesia oleh tentara kita sejak masa Perang Dunia II. Pada tahun 1960-an, TNI mulai memiliki Komando Pasukan Katak dimana menyelam termasuk ke dalam latihannya. Kemudian pada tahun 1980-an, diving mulai merambah ke lahan sport dan rekreasi. Pada era ini kemudian lahir klub selam seperti POPAL (Persatuan Olahraga Perairan Angkatan Laut). Diving sebagai recreational activity juga semakin populer dengan semakin banyaknya penyelam yang terus mengeksplorasi situs-situs selam di Indonesia. Kemudian pada periode 1980-an, training agency untuk diving dari luar negeri seperti PADI dan NAUI mulai masuk, diikuti dengan aktifnya POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) sebagai wadah olahraga selam di Indonesia. Lepas dari periode ini, diving menjadi semakin populer dengan munculnya berbagai klub selam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Diving Gear: Dulu vs Sekarang

Dengan semakin populernya diving di Indonesia, alat-alat diving pun telah mengalami banyak perkembangan. Keterbatasan peralatan menyelam di masa lalu membuat kegiatan ini menjadi relatif mahal. Dahulu selain pengetahuan teknis tentangmenyelam, seorang diver juga dituntut untuk memiliki kemampuan renang dan stamina fisik yang prima karena mereka hanya mengandalkan kayuhan kaki untuk mengatur kedalaman. Perubahan paling signifikan dirasakan pada periode 1970-1980-an saat piranti Buoyancy Compensator Device (BCD) mulai dikenal.

Alat ini digunakan untuk membantu penyelam mengapung di dalam air seperti ikan sehingga tidak perlu susah payah mengatur kedalaman air dengan menggunakan kaki. Selain BCD, kualitas scuba tank juga telah mengalami banyak perbaikan. Dahulu scuba tank umumnya terbuat dari besi, namun kini sudah tersedia tank berbahan alumunium dengan buoyancy (daya apung) yang lebih netral dan lebih tahan terhadap korosi air laut. Regulator untuk bernapas pun kini sudah lebih canggih karena mampu menyeimbangkan tekanan sesuai kedalaman air.

Selain itu, kini penggunaan Rebreather juga semakin marak karena memungkinkan penyelam untuk berada di air lebih lama dan tidak mengeluarkan gelembung udara sehingga ikan tidak akan takut untuk berada di dekat kamu! Lebih canggih lagi, kini para instruktur selam sudah menggunakan dive computer lho!

“Perkembangan teknologi penyelaman semakin maju dengan penggunaan dive computer untuk membantu diver merencanakan dan memonitor penyelaman. Dulu kita masih harus coret2 di kertas untuk membuat perhitungan-perhitungan dekompresi.” Jelas Ronny yang sudah menyelam sejak tahun 1984.

Indonesia, Sebuah Surga Untuk Menyelam

Bagi seorang Rendra “Ronny” Hertiadhi, menyelam adalah salah satu media untuk mengagumi ciptaan Tuhan. Suatu spot diving memiliki suasana yang berbeda setiap kali diselami, hal ini lah yang kemudian menciptakan momen-momen terbaik bagi seorang penyelam.

“Dive spot di Indonesia adalah yang terbaik di dunia, karena masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Sangat sulit untuk menentukan mana yang terbaik, kecuali kita membuat klasifikasi khusus. Untuk kategori kelengkapan biota laut misalnya,Raja Ampat adalah yang terbaik. Dari segi kejernihan air, Manado dan Wakatobi masih menjadi andalan. Sedangkan jika dilihat dari kombinasi penyelaman, rekreasi dan hiburan non-diving, mungkin Bali yang terbaik ” jelas diver yang telah melakukan lebih dari 3000 kali penyelaman baik di dalam maupun luar negeri.

Menyelam dapat dilakukan tidak hanya dengan peralatan scuba, tapi juga secara menyelam bebas (free diving). Dalam free diving, unsur sport-nya lebih tinggi dibandingkan scuba diving, tentunya dengan tingkat rekreasi yang sama-sama menyenangkan. Syarat umur untuk mulai belajar menyelam adalah 12 tahun. Jika kamu mulai belajar menyelam dan passionate sejak usia tersebut, maka pada usia 17-18 tahun kamu sudah dapat menjadi seorang diver profesional.

Orang sering mengatakan bahwa diving adalah kegiatan yang mahal. Hal ini tidak selamanya benar. Belajar menyelam melalui klub selam di perguruan tinggi merupakan salah satu cara untuk dapat belajar menyelam secara murah. Peralatan selam tidak seluruhnya harus dimiliki, sekarang banyak penyewaan peralatan selam yang sangat membantu agar lebih banyak orang yang dapat mempelajari dan menikmati menyelam.

Saat menyelam di malam hari maka kita akan sangat mudah melihat ikan dari jarak dekat, karena mereka tidur. Fotografi dan videografi bawah laut saat ini sangat mudah dan murah dengan adanya kamera digital. Mengabadikan keindahan bawah laut melalui foto dan video adalah hal yang sangat menyenangkan.

“Plan Your Dive, Dive Your Plan!”

Diving, baik itu scuba diving ataupun free diving (menyelam bebas), adalah kegiatan rekreasi yang sangat menyenangkan, akan tetapi di sisi lain juga memiliki risiko yang tidak kecil. Risiko-risiko yang akan dihadapi akan dijabarkan pada saat kita belajar dan mengambil sertifikasi sebagai penyelam.

“Pelajari dan praktekkan apa yang sudah diajarkan secara baik dan benar, maka menyelam akan menjadi sangat aman. Saat belajar menyelam, benar-benar ikuti apa yang disampaikan oleh instruktur. Jangan pernah menganggap remeh, karena apa yang disampaikan oleh instruktur karena segalanya menyangkut keselamatan nyawa kamu.” papar Ronny yang dive log-nya meliputi Australia, Amerika Serikat, Maldives, hingga Afrika.

Lautmu, Laut Kita Semua

Menurut Ronny, seorang penyelam sebaiknya belajar lebih jauh tentang pelestarian lingkungan hidup, khususnya di laut. Para penyelam adalah garis depan pertahanan kelestarian alam lingkungan laut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kelestarian ekosistem laut. Mulai dari tidak membuang sampah di laut, tidak menyentuh apalagi mengambil biota laut, hingga berhati-hati dalam mengayunkan fin agar tidak berpotensi merusak terumbu karang.

About Rendra Hertiadhi

Rendra Hertadhi a.k.a Ronny adalah initiating founder dari Banyu Biru Explorers. Memulai hobi diving sejak tahun 1984 dan hingga kini tetap antusias untuk menyelami keindahan alam bawah laut. Kecintaannya terhadap diving mengantarkan Ronny untuk mendedikasikan dirinya dalam hal sosialisasi keselamatan penyelaman kepada komunitas-komunitas diving di Indonesia sejak tahun 2008. Selain menjadi course director di Banyu Biru Explorers, Ronny juga merupakan seorang instruktur EFR dan pengajar di Divers Alert Networks (DAN) Asia-Pasific. Lelaki yang memiliki hobi diving, 4×4 off-road, dan sepeda gunung ini juga merupakan anggota dari Global Underwater Explorers.

Itulah tentang dunia selam-menyelam yang belakangan ini menarik minat dan hati saya setelah penyelaman perdana di laut mediterania akhir Agustus 2013 lalu. Meskipun tak banyak yang ku lakukan di penyelaman perdana itu, karena harus banyak belajar melatih nafas dengan tabung oksigen juga banyak belajar soal kode dan bahasa tubuh penyelaman saat kita berada di bawah laut. Sebab, kalau sudah nyemplung ke bawah, tak mungkin kita berbicara seperti kita bicara di atas permukaan air laut. Sementara dalam penyelaman yang bersama-sama, kita juga butuh komunikasi dan saling kasih aba-aba dan arahan demi kenyamanan dan keselamatan penyelaman.

Tapi meski sekilas dan baru, kesimpulan saya, dunia selam-menyelam adalah menarik dan indah. Apalagi pelajaran ini aku dapatkan saat aku bertugas di luar negeri, di Algeria. Tentu ini akan menjadi kenangan manis dan sekaligus kenangan bersejarah karena belajar menyelam saya di luar negeri, hehe. sementara saya tahu bahwa dunia selam-menyelam itu ya Indonesia surganya. semoga Allah memudahkan niat ini dan bisa melakukan penyelaman lagi di tanah airku yang dahsyat dan luar biasa. tanahku dan lautku adalah surgaku dan surga dunia di muka bumi. Hidup dan jayalah Indonesia bangsa dan negriku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun