Mohon tunggu...
Haritza Bayu
Haritza Bayu Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pesan yang Tak Diinginkan

25 Maret 2020   00:32 Diperbarui: 25 Maret 2020   00:31 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kian lelap.
Dan malam semakin gelap.
Debu hitam menyelimuti awan.
Dan semilir angin mulai merayap menggerogoti tubuh ini.

Datang seorang utusan tanpa salam langsung masuk ke dalam rumahku.
Dengan membawa pesan yang tak pernah kuinginkan.
Sontak aku terkejut, menggigil, mondar mandir kesana kemari.
Acapkali kuisir dia "pergi kau"
Namun itu semua hanyalah angin lewat baginya.

Kubanting pintu dan kembali kepada ranjangku.
Seraya berkata dalam hati.
Ya Rabb...aku hanyalah hamba-Mu yang nista.
Demi keangungan-Mu yang tak habis dengan deretan huruf.
Demi keindahan-Mu yang meliputi segala makna.
Tolong turun kan lah ketenangan pada hamba-Mu ini.

Angin tenang pun datang.
Mata mulai kehilangan cahaya nya.
Dan tubuh pun lelap tanpa merisaukan pesan itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun