Mohon tunggu...
Al Mash Armagan
Al Mash Armagan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hobinya menulis sebuah cerpen dan bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Orang Tuaku Pahlawanku

10 Agustus 2024   11:31 Diperbarui: 10 Agustus 2024   11:53 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Izzam, remaja yang baru berusia 18 tahun. Hari ini adalah hari ulang tahun ku dan seperti biasa orang tuaku selalu merayakannya, ya bisa dibilang orang tuaku memanjakan ku tapi aku sama sekali tidak manja dan satu lagi, mereka selalu memberikan hadiah yang ku inginkan. 

"Selamat ulang tahun anak bunda yang paling tampan" Ibuku selalu saja menggodaku, fyi ibuku ini sudah berusia 45 tahun dan masih terlihat muda. 

"Selamat ulang tahun Izzam, ayah sudah membelikan motor yang kamu mau" Ayahku ini walaupun terlihat menyeramkan tapi hatinya hello kitty dan umurnya sudah 48 tahun. 

"Tetaplah menjadi dirimu sendiri Izzam" Kata-kata yang selalu mereka ucapkan kepada ku. 

Setiap kali mereka mengatakan itu aku merasa sangat amat bersalah. Mereka memanjakan ku, mereka membelikan apapun yang ku mau, mereka juga tidak pernah lupa padaku tapi aku tidak bisa menjadi seperti apa yang mereka katakan.

Mereka bilang aku harus menjadi diriku sendiri dan aku tidak pernah melakukan itu, aku selalu menjadi orang lain hanya agar teman-teman ku tidak menjauhiku. Ya, bisa dibilang aku anak yang durhaka karna tidak menuruti keinginan orang tuaku, tapi aku terlalu takut jika teman-teman ku menjauhiku karna aku tidak seru. 

_Skip_

Besoknya setelah pulang sekolah aku mampir ke minimarket untuk membeli minuman dingin, aku membeli minuman favorit ku dan membayarnya di kasir. Saat keluar dari minimarket aku melihat seorang anak kecil yang duduk di kursi roda sedang dihina oleh teman-temannya, tapi dia tidak marah dia justru tersenyum dan tertawa. 

Aku yang kasian mencoba menghampirinya dan mengajaknya berbicara. "Hei adik manis, siapa namamu? " tanya ku pada anak kecil itu. 

Anak itu menoleh padaku dan menjawab "Namaku Sela, nama kakak siapa? " jawabnya sambil tersenyum. 

"Nama kakak Izzam dan kenapa kau hanya tersenyum saat teman-temanmu menghinamu? " tanya ku dengan hati-hati karna takut melukai hati anak itu. 

"Aku senang jika mereka tertawa dan lagipula aku tidak peduli dengan hinaan mereka, yang terpenting aku tetap menjadi diriku sendiri" katanya dengan tenang tanpa ada raut sedih atau marah. 

Kata-kata anak itu membuat ku sadar bahwa aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa perlu malu ataupun takut, ahh aku jadi merasa bersalah pada orang tuaku karna sudah membohongi mereka berkali-kali. Kurasa setelah ini aku harus minta maaf pada mereka. 

"Sela, kau sedang bersama siapa? " lamunanku buyar saat mendengar seseorang memanggil anak di sampingku. 

"Sedang bersama kak Eron" jawab gadis itu pada pria disampingnya. 

"Mmmm sepertinya kakak mu sudah datang, kakak pulang dulu ya" ucapku lalu pergi. 

_Skip_

Sesampainya di rumah aku langsung menghampiri kedua orang tua ku dan menangis, aku meminta maaf pada mereka karna sudah membohongi mereka, mereka yang bingung bertanya kepada ku apa yang terjadi dan aku pun menjelaskan semuanya. 

Setelah mendengarnya orang tua ku hanya tersenyum dan berkata kepadaku "Izzam, kami tidak marah kepadamu, kau sudah berani bercerita dan meminta maaf itu sudah cukup bagi kami" ujar ibuku sambil mengelus kepalaku. 

"Yang dikatakan ibumu benar, yang terpenting kau mau menjadi dirimu sendiri itu sudah cukup bagi kami" setelah mendengarkan ucapan ayahku, aku jadi yakin bahwa ayahku adalah ayah terhebat yang pernah ada. 

Besoknya disekolah aku meminta maaf pada teman-teman ku dan menjelaskan semuanya kepada mereka, setelah bercerita kupikir mereka akan menjauhiku tapi ternyata tidak, mereka justru tertawa dan merangkulku.

"Kita semua gak mungkin benci ataupun ngejauhin lo, lo itu sahabat kita untuk selamanya" ujar salah satu temanku dan disetujui oleh yang lain. 

Sepulang sekolah aku mengajak teman-teman ku untuk berpesta di rumahku, malam yang menyenangkan di penuhi canda tawa dan bulan yang berbentuk bulat sempurna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun