Pakaian coklat berlengan pendek ini terbuat dari kain yang kuat, sebagian dijahit dengan dilapisi kulit hewan. Rasanya hangat ketika memakainya. Celana yang kupakai terbuat dari bahan yang sama. Panjangnya sampai ke lutut dan cukup longgar. Jika dipakai untuk berjalan rasanya sangat nyaman. Tidak ada logo apa-apa sebagaimana kebanyakan perguruan beladiri. Aku merasa seperti orang yang lain ketika memakai pakaian ini. Entah kenapa rasanya semangatku menjadi membara.
"Pakaian ini nyaman sekali..", ucapku kepada Aji.
Aku menoleh dan kemudian tersenyum. Ia lalu menepuk-nepuk pundak Darmo sebelum berdiri. Setelah itu, Aji berdiri di depanku.
"Mari, aku antar Kisanak ke belakang pendopo menemui Guru", jawab Aji singkat.
Aku mengangguk setuju. Kami lalu berjalan beriringan. Tidak lama kami berjalan, sebuah pintu gerbang kecil terlihat didepan kami. Ada dua buah pohon setinggi orang dewasa disamping kanan dan kirinya. Untuk memecah kesunyian, aku beranikan diri bertanya sesuatu kepada Aji.
"Aji, apakah Aji pernah mendengar ilmu Raja Sampun?", tanyaku pada Aji.
Aji mendadak menghentikan langkahnya. Akupun menghentikan langkahku. Tanpa menjawab apa-apa, Aji kemudian berjalan menuju salah satu pohon yang berada di samping kanan pintu gerbang kecil. Ia melihat sekitar pohon lalu membungkuk dan mengambil salah satu ranting yang ada disana. Setelah itu ia berjalan mendekatiku.
"Aku pernah mendengar ilmu itu dari Guru", jawab Aji singkat.
"Apakah kau menguasainya?", lanjutku bertanya kepada Aji.
"Yang bertanya tidak lebih tahu dari yang ditanyakan...", jawab Aji sambil tersenyum.
Akupun ikut tersenyum. Rasanya malu juga mendengar jawaban dari Aji barusan. Memang sejujurnya aku pernah mendengar selentingan mengenai ilmu itu. Ilmu yang disebut dengan Raja Sampun atau Pangeran Sampun, konon merupakan sejenis ilmu tingkat tinggi yang sudah sangat langka dan tiada duanya. Siapapun yang menguasai ilmu itu akan menjadi tanpa tanding di kolong langit. Ilmu itu konon diambil dari cerita dahulu kala bahwa ada seorang penasehat raja yang selalu diperintah oleh rajanya untuk melakukan dan mewujudkan sesuatu. Dan dalam hitungan detik, penasehat raja ini dapat mewujudkannya. Jadi, misalnya rajanya ingin sebuah pedang yang bagus maka raja meminta kepada penasehat ini untuk membuatkan pedang itu. Penasehat ini kemudian memejamkan mata sebentar, lalu berkata kepada raja "Sampun raja...". Dan pedang itu terbentuklah. Demikian juga ketika sang raja misalnya ingin membuat sebuah taman yang indah, maka raja meminta kepada penasehat ini untuk membuatkan taman tersebut. Penasehat kemudian memejamkan mata sebenar, lalu berkata kepada raja "Sampun raja...". Dan taman yang indah itu terbentuklah.