Mohon tunggu...
Mas Gunggung
Mas Gunggung Mohon Tunggu... Penulis -

Selamat menikmati cerita silat "Tembang Tanpa Syair". Semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tembang Tanpa Syair - Jagad Tangguh - Bagian 22

17 Maret 2017   20:57 Diperbarui: 18 Maret 2017   06:00 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BHLAAAR!

Secara hampir bersamaan kami saling melontar Bendung Banyu dengan cara mendorong kedua telapak tangan dari bawah ke atas menuju lawan. Ledakan air yang dihasilkan dari Bendung Banyu milik Darmo mulai menindihku. Bendung Banyu kami mulai bertabrakan. Pada serangan pertama ini aku hanya bisa bertahan. Tiba-tiba Darmo meningkatkan tenaganya, ia merangsek dengan serangan kedua. Akupun terpaksa menangkisnya. Perlahan kakiku bergeser mundur. Air yang semula dingin ini mulai berubah rasa, mulai menyakiti permukaan kulitku dan otot-ototku. Rasanya seperti disayat-sayat dengan tekanan tinggi. Kutingkatkan tenagaku hingga hampir dua kali lipat untuk melawan serangan Darmo. Posisiku kembali kokoh. Bendung Banyu serangan kedua dari Darmo bisa kuhentikan. Darmo terlihat agak terkejut, namun ia cepat menguasai diri dan mulai menyerang kembali dengan serangan ketiga. Aku bersiap menyambutnya.

BHLAAAR!

"Aaakkh...!", jeritku tertahan.

Ledakan Bendung Banyu milik Darmo benar-benar besar sekali dan tidak bisa kutahan. Rasanya seperti dihantam oleh air terjun didepan tubuhku. Aku terdorong tidak hanya satu langkah, melainkan terdorong penuh hingga punggungku menabrak dinding kolam dan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Aku hanya bisa bertahan menutupi wajahku.

"Saat kau terdesak, lakukan Bendung Banyu modifikasi seperti yang ayah ajarkan. Ini akan bisa menyelamatkanmu untuk sementara. Kecuali jika lawanmu menguasai hingga tahap akhir, maka kau pasti kalah. Namun jika tidak, maka ini akan cukup membuatnya sangat terkejut.", tiba-tiba aku terngiang ucapan ayah.

Sekejap aku mengkokohkan kedua kakiku, kukerahkan tenaga berputar dari bawah pusar. Kusalurkan ke lengan kanan, lalu kuputar hingga membentuk gerakan menengadah sambil kusatukan tenagaku dengan rasa air. Sementara lengan kiriku segera kutarik di samping pinggang dan segera melakukan hal yang sama. Kini kedua telapak tanganku memutar sedikit dengan posisi telapak tangan berada didepan wajah. Riak-riak air disekitarku mulai bereaksi dan membentuk pusaran. Efeknya sangat berbeda dengan Bendung Banyu milik Darmo. Sekejap kulontarkan dengan mendorong kedepan. Air yang sebelumnya hanya terlihat mendorong dan melaju lurus kini terlihat berputar, langsung melibas serangan yang diberikan oleh Darmo. Sekejap saja tenaga dorong dari Darmo menghilang musnah. Dulu aku sangat kesulitan untuk membentuk gerakan air sesuai keinginanku. Diperlukan latihan tambahan dari ayah agar niat dan imajinasiku serta tenagaku bisa menyatu dan melebur bersama unsur air. Dengan latihan keras, akhirnya aku memahami bagaimana caranya niat dan imajinasi ini dapat melebur dan menyatu bersama unsur alam.

Aku melihat raut wajah Darmo yang tersenyum ramah. Ia langsung menarik kembali Bendung Banyu miliknya. Melihatnya menghentikan serangan, akupun melakukan hal yang sama.

"Kisanak hebat! Bisa menahan Bendung Banyu milikku...", ucap Darmo dengan tulus.

"Tidak... Aku hampir kalah tadi. Tekanan seranganmu hampir-hampir tidak bisa kutahan. Aku tidak bisa membalas, hanya bisa bertahan saja.", jawabku terus terang.

"Bendung Banyu milik Kisanak yang terakhir itu nampak sangat berbeda dengan yang kupelajari disini. Baik dari sisi pengerahan tenaga maupun efek yang ditimbulkannya. Ini sangat mengejutkanku. Kisanak sangat berbakat!", ucap Darmo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun