Mohon tunggu...
Agus Setyanto
Agus Setyanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

baru belajar menyusun kata biar menjadi kalimat yang enak dibaca...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Macet Liburan: Menjadi Cerita Tersendiri

29 Desember 2015   15:17 Diperbarui: 30 Desember 2015   00:23 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendapatan sehari dari hasil berjualan kopi siap seduh dan mie instan saat macet seperti hari Kamis hingga Minggu yang lalu rata-rata sebesar Rp500.000,00. Pendapatan sebesar itu lebih besar dari hasil berjualannya yang berkeliling desa. Makanya saat libur akhir pekan atau libur panjang dia lebih memilih berjualan kopi. Mondar-mandir di sepanjang kemacetan dengan menawarkan dari satu mobil ke mobil yang lain. Terkadang ada pulayang beli dengan mendatanginya.

Jika Anda pernah mengalami kemacetan di jalur Puncak selepas gerbang tol Ciawi, Anda akan menemukan banyak pedagang selain yang berjualan kopi. Ada pedagang bakso, mi ayam, bubur ayam, siomay, batagor, aneka minuman, mainan anak-anak, dan masih banyak lagi. Anda juga akan menemukan beberapa warga yang menawarkan jasa untuk menghindari kemacetan dengan melewati jalan alternatif. Nah, Anda yang pernah memakai jasanya tentu punya cerita tersendiri tentang ini. Cerita tentang si pemandu, tentang warga di setiap persimpangan, tentang sumbangan sepanjang jalan, atau tentang jalannya yang sempit.

Perjalanan Hari Sabtu (26/12) lebih fokus (ceileeh...) untuk memoto kemacetan dan aktivitas penumpang kendaraannya.

[caption caption="Melepas kepenatan dan kejenuhan di dalam mobil dengan menggelar tikar."]

[/caption]

[caption caption="Banyaknya kendaraan yang mengarah ke Cisarua - Puncak."]

[/caption]

Perjalanan Hari Minggu (27/12) hanya memoto simpang Gadog karena sepanjang gerbang tol hingga persimpangan Cisarua – Ciawi relatif lancar. Laju kendaraan mulai tersendat sejak persimpangan Cisarua – Ciawi hingga simpang Gadog.

[caption caption="Bus-bus rombongan mulai banyak mengarah ke Puncak di Hari Minggu."]

[/caption]

Cerita kemacetan sepertinya sama, tapi bisa jadi berbeda cara menikmatinya. Bisa jadi beberapa di antara mereka benar-benar menikmati liburan meski di tengah kemacetan. Bisa jadi di antara mereka ada yang menahan kesabarannya. Bisa jadi pula ada yang tidak kuat menahan kesabaran dan memilih kembali pulang, menikmati liburan di rumah.

Nah, bagaimana cerita kemacetan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun