Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah dan Internet

4 Juli 2019   14:28 Diperbarui: 4 Juli 2019   14:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini tidak membahas secara ilmiah ataupun akademik ndarik-ndarik. Hanya bercerita tentang beberapa pengalaman saya pribadi sebagai orang kampung. Sayang sekali jika sudah ada uneg-uneg di kepala tidak dituangkan menjadi tulisan. Siapa tahu uneg-uneg yang berbentuk tulisan ini bisa menjadi inspirasi orang lain.

Jaman sudah berubah, jika kita tidak berubah, matilah kita. Bukan kematian phisik, tetapi kematian pikiran seperti judul yang telah saya tuliskan. Mau tidak mau kita harus merubah pikiran dengan terus belajar. Karena teknologi informasi sudah sedemikian cepat berubah jauh melebihi perubahan sosial masyarakat. Sistem sosial lamban berubah tetapi internet dan anak turunannya sangat cepat berubah.

Suatu malam seorang keponakan sedang belajar sejarah. Tiba saatnya dia harus mengerjakan sebuah pekerjaan rumah dari guru. Ada beberapa soal yang diberikan oleh guru. Model pertanyaan dengan pilihan ganda dan uraian singkat. Keponakan membawa hp android disertai dengan kuota yang lumayan.

Saya jumawa di hadapan keponakan dan mengatakan mampu membantu mengerjakan soal sejarah tersebut. "Soal-soal sejarah sekolah dasar pasti aku bisa.." Saya membatin dengan bangga. Tetapi baru membaca soalnya, saya sudah kena skak. Soal itu tidak mampu saya kerjakan.

Keponakan kemudian membuka hp androidnya. Berselancar untuk mencari jawaban soal sejarah tersebut. Hanya dengan beberapa klik di google, jawaban itu sudah muncul. Internet dengan googlenya sudah memberikan jawabannya dengan sempurna.

Buku LKS sejarah yang dibawanya tidak dibuka. Padahal di sana sudah ada beberapa catatan mengenai soal-soal hendak dijawab. Tidak perlu mencari di google, karena soal tersebut didesain dari materi yang sudah disediakan dalam LKS.

Pada waktu yang lain, keponakan minta dibantu mengerjakan soal matematika. Ada beberapa rumus yang sudah tidak saya ingat. Misalnya rumus menghitung luas lingkaran atau balok. Seperti waktu sebelumnya, keponakan memilih membuka hp dibandingkan dengan buku. Padahal, dalam buku LKS yang dibawanya sudah ada catatan mengenai rumus-rumus tersebut.

Suatu ketika saya harus mengerjakan laporan penelitian survei. Metode yang harus digunakan adalah dengan hitungan statistik SPSS. Saya tidak terlalu familiar dengan SPSS karena biasa menulis makalah dengan pendekatan kualitatif.

Laporan harus saya kerjakan secepatnya. Pilihan terakhir adalah dengan belajar melalui internet. Setelah beberapa klik, saya temukan tutorial penggunaan SPSS di youtube. Ternyata sudah disediakan oleh orang lain, di youtube itulah saya belajar menggunakan SPSS. Meskipun belum ahli, saat ini saya bisa menggunakan SPSS untuk mengolah data statistik.

Selain SPSS saya juga kembali belajar ms excel melalui tutorial di youtube. Saat SMK saya pernah kursus ms excel, sekitar tahun 2003-an. Waktu itu tentu belum ada internet seperti sekarang. Saya belajar ms excel melalui bimbingan guru dan dari teks book. Perlu waktu enam bulan untuk menyelesaikan kursus dan mendapatkan sertifikat.

Dari internet itulah semua informasi mudah didapatkan. Jika dulu saya belajar dari buku-buku, sekarang saya belajar dari internet. Internet berubah menjadi gedung sekolah tanpa gedung dan tanpa guru.

Internet telah mengubah seluruh budaya manusia. Peradaban baru benar-benar telah berubah dengan adanya internet. Cara belajar yang dulu konvensional, sepertinya sudah ketinggalan jaman. Guru atau dosen yang tidak mau belajar, tidak akan mungkin mampu bersaing.

Jika dulu kita belajar atau mendapatkan ilmu melalui tuturan guru, sekarang kondisinya berbeda. Guru/dosen telah digantikan oleh mesin pencarian bernama internet. Internet terus berkembang maka kita harus mau terus belajar. Memanfaatkan teknologi itu untuk membangun peradaban manusia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun