"Sebab ini sudah peraturan akademik dari negara dan pemerintah. Kalau tidak mau mengerjakan skripsi kalian jangan kuliah..."
Jawaban itu keluar begitu saja dari bibir. Saya belum memiliki jawaban yang bisa memuaskan pertanyaan mereka. Setelah itu saya jelaskan, bahwa skripsi itu sangat terkait dengan penelitian ilmiah. Kemudian, penelitian ilmiah itu untuk eksplorasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Kenapa bapak mewajibkan mahasiswa untuk membaca buku? Sepertinya bapak memaksa mahasiswa untuk mau membaca? Kan tidak semua mahasiswa itu hobbi membaca buku? Saya juga tidak hobbi membaca buku.."
Salah seorang mahasiswa ikut bertanya. Mendengar pertanyaan itu, sepertinya saya ingin marah. Tetapi saya urungkan sajalah. Mungkin mahasiswa ini bertanya untuk menguji kesabaran saya.
"Begini..." Saya memulai menjawab.
"Membaca buku itu bukan hanya masalah hobbi atau tidak. Membaca buku sangat terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan.." Saya terus berpidato di hadapan mahasiswa itu.
"Indeks membaca kita sangat rendah. Maka indeks pembangunan manusia Indonesia juga rendah. Kalian paham apa sebabnya? Karena mahasiswa seperti kalian malas membaca. Jika, kalian malas membaca buku, bagaimana kelak bisa mengembangkan ilmu pengetahuan...?
Hampir satu jam saya ceramahi mahasiswa tersebut tentang manfaat membaca buku. saya juga ceramahi mereka tentang manfaat menulis setelah membaca buku. Kuliah yang seharusnya etika penulisan ilmiah, berubah menjadi kuliah motivasi membaca buku dan menulis buku.
Catatan di atas, hanya sebagian kecil cerita tentang mahasiswa yang tidak mau membaca buku. Mahasiswa juga tidak bisa disalahkan, pendidikan kita memang tidak membuat siswa menjadi hobbi membaca. Pendidikan kita hanya mengenalkan cara menghafal dan bukan cara membaca dan menulis.
Bisa jadi, ini merupakan salah dosen juga. Toh mungkin ada dosen yang tidak mengajari mahasiswa membaca buku menulis. Berita buruknya, mungkin ada juga dosen yang tidak mau membaca buku. dosen ini tidak mau belajar lagi. Mereka sudah merasa cukup menjadi dosen dan tidak mau belajar lagi.
Jika ada dosen yang tidak hobbi membaca buku. Lantas bagaimana mereka memberi contoh pada mahasiswa agar mau membaca buku dan menulis? Sepertinya, kesalahan ini bukan hanya pada dosen dan mahasiswa. Tetapi salahkan juga pemerintah yang tidak membuat desain kurikulum agar dosen dan mahasiswa hobbi membaca buku. Kurikulum pendidikan yang dibuat oleh pemerintah justru mengesampingkan kegiatan membaca buku.Â