Industri film kita memang sudah sangat kapitalistik. Nilai agama (religi) dijadikan barang dagangan bercampur mitos. Tidak penting apakah film itu bermanfaat untuk masyarakat, bangsa, dan negara, yang penting mengejar rating. Setelah rating tinggi, uang akan datang dari iklan. Hanya itulah yang dikejar oleh insan sinetron religi.
Melihat tayangan FTV atau sinetron yang jauh dari realitas ini. Saya tidak berharap banyak untuk kemajuan bangsa. Film religi tetapi  penuh mitos dan kekerasan tersebut justru merusak kebudayaan bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Salam Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H