Hanya ada 4-7 buku di dalam rak-rak kelurahan tersebut. Buku-buku tersebut nampak berdebu dan tidak dirawat.
Kemudian, dua bola mata saya menemukan buku motivasi di sudut rak. Saya lupa judulnya, tetapi buku itu tentang motivasi. Penulisnya kalau tidak salah seorang Motivator dari UTY. Saya membaca sebentar beberapa halaman. Rasanya-rasanya, saya sangat menikmati isi buku tersebut. Meskipun saya hanya membaca sebentar sebab harus segera pulang ke kontrakan.
"Kenapa hanya ada sedikit buku..?"
Saya bertanya lagi dalam hati. Sebelum melangkah keluar pintu kelurahan Pela Mampang. Sembari melihat orang-orang yang sibuk bermain gadget.
Mungkin itulah, potret bangsa kita yang tidak mencintai budaya buku dan membacanya. Saya tidak hendak membuat generalisasi bahwa seluruh masyarakat Indonesia tidak hobby membaca. Tentu, di luar sana masih banyak masyarakat Indonesia yang mendedikasikan hidupnya dengan buku hendak membangun bangsa.
Lupa Pembangunan Sumber Daya Manusia
Jika melihat pembangunan bangsa kita selama ini, selalu saja yang diunggulkan adalah pembangunan infrastruktur (bangunan, jalan, gedung, dll). Tidak salah memang pembangunan infrastruktur tersebut. Tetapi, pembangunan itu tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia.
Buat apa infrastruktur negara kita modern, tetapi sumber daya manusia bangsa kita masih rendah. Perhatian pemerintah terhadap taman bacaan sepertinya sangat rendah. Jika melihat kasus yang saya temui di Kelurahan Pela Mampang tersebut.
Abai terhadap pembangunan sumber daya manusia, tentu berdampak buruk bagi pembangunan bangsa Indonesia. Kita sudah tau bahwa Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) merupakan tokoh pendidikan. Beliau sangat populer dengan gagasan Indonesia Mengajar.
Dengan latar belakang Anies Baswedan yang populer dalam bidang pendidikan, tentu saya berharap program kerja dalam bidang pendidikan. Paling tidak Anies Baswedan mau membangun Taman Bacaan di sudut Kelurahan Jakarta.
Usaha ini harus dilakukan meskipun terlihat sederhana. Bisa jadi sebagian orang menganggap pembangunan taman bacaan di setiap kelurahan ini ide gila dan tidak bermanfaat. Akan tetapi, paling tidak kita sudah memulai membangun masyarakat Indonesia mencintai buku kemudian mencintai membaca.