Sering Juga Merasa Gagal Menulis
Tulisan ini sebenarnya saya pernah tuliskan lebih awa pada blog pribadi saya. Tapi tidak apalah, dengan sedikit reivsi saya terbitkan ulang di blog ini. Hari ini saya bingung hendak menulis apa. Belum ada ide-ide yang menarik untuk dituliskan. Membuka pc saya temukan tulisan lama. Maka saya lakukan revisi saja, kemudian terbitkan di sini.
Kali ini tema yang ingin saya tuliskan adalah tentang motivasi. Mungkin tema ini tidak menarik di antara gempita bola dan riuh pesta demokrasi kita. Yang penting saya ingin menulis, itu saja. Semoga ada orang yang membacanya. Meskipun tulisan ini juga tidak akan menjadi artikel utama.
Saya ingin menuliskan tentang kegagalan. Sebab, saat menulis inipun saya sering gagal. Tidak terhitung berapa kali gagal menulis. Tentu saja kegagalan itu berujung kecewa. Apalagi saat tulisan kita tidak diminati oleh orang lain.
Kegagalan itu seakan membunuh semangat menulis saya. Tetapi, saya tidak ingin menyerah. Menulis bagi saya sekarang, bukan seberapa orang yang akan membacanya. Pokoknya saya menulis saja, Menggerakkan jemari di atas keyboard PC atau laptop.
Sekarang saya mengerti tidak ada kata gagal dalam menulis. Kegagalan itu jika kita berhenti menulis.
Mendefinisikan Kegagalan
Apa makna gagal sebenarnya? Kenapa kita bisa gagal? Pertanyaan ini jika dijelaskan memerlukan jawaban ilmiah yang luas. Gagal memang menjadi hak milik manusia. Tidak ada manusia yang tidak pernah gagal sebelum naik di puncak sukses.
Apakah orang sukses itu tidak pernah gagal? Apakah orang sukses di luar sana itu jalannya baik-baik saja? Mari kita ambil orang dianggap the loser (orang gagal), tetapi kemudian menjadi the winner (sang juara).
Legenda bola basket dunia Michael Jordan pernah dianggap orang paling bodoh. Guru olahraga menggap dirinya tidak mungkin bisa menjadi pemain basket. Apakah Jordan menyerah? Apakah Jordan pulang begitu saja ke kampung halamannya? Justru cemooh orang itu dijadikannya cambuk. Jordan menantang kegagalan pada dirinya. Jordan kemudian terus berlatih. Setiap hari bahkan dia mencoba mendribel bola basket hingga ribuan kali.
Saking gilanya mendribel bola kemudian mecoba memasukkan bola ke ring hingga ribuan kali. Siang sampai malam kadang tidak pernah berhenti hingga orang-orang mengganggap Jordan gila. Apakah Jordan menyerah begitu saja? Jordan tetap melakukannya, menantang kegagalan. Bertahun-tahun kemudian, cemooh orang itu salah. Michael Jordan menjadi legenda hidup pebasket dunia.
Sekelas ilmuwan penemu listrik Thomas Alfa Edison adalah orang yang juga pernah dianggap bodoh oleh gurunya. Sekolah menolaknya, karena menggangap Edison adalah anak idiot yang tidak mampu menerima pelajaran sekolah.
Tidak Pernah Ada Orang Gagal
Tapi, sejarah membuktikan, tidak ada orang bodoh di dunia ini. Tidak ada orang gagal di dunia ini. Edison diasuh sendiri oleh ibunya. Edison kemudian belajar di rumah dengan caranya sendiri dibawah asuhan ibunya. Perjalanan hidup menantang kegagalan yang sulit.
Edison akhirnya dikenal dengan tokoh penemu listrik. Apakah perjalanan Edison itu mudah? Apakah Edison tidak pernah gagal? Edison adalah lelaki yang suka dengan kegagalan. Dia menantang kegagalan itu agar menjadi energy positif bagi dirinya.
Ribuan kali Edison melakukan penelitian. Dirinya yang dulu dianggap bodoh justru menjelma menjadi seorang ilmuwan. Ribuan kali melakukan riset, Edison selalu gagal. Pada akhirnya, Edison berhasil menantang kegagalanya. Thomas Alfa Edison menemukan listrik yang sekarang kita nikmati.
Dua contoh di atas hanya sebagian kecil contoh orang yang menantang kegagalannya. Tidak ada kata menyerah. Kegagalan hanya sebagian rencana Allah SWT agar kita menjadi lebih baik. Allah SWT sedang mentarbiyah kita agar menjadi orang-orang hebat.
Aku, kamu, dan kita pernah mengalami kegagalan. Pasti, kegagalan itu sangat menyakitkan. Jangan pernah menyesali kegagalan itu terlampau lama. Segeralah bangkit, sebab di depan masih menyisakan berbagai kemudahan. Allah SWT telah berjanji bahwa di setiap kesulitan di situ beriring kemudahan.
Bangka 3 A, 24 September 2018
Wallahu a'lam bis shawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H