Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Menyoal "Black Campaign" Antar Kubu Jokowi dan Kubu Prabowo

5 Juli 2018   16:46 Diperbarui: 5 Juli 2018   17:03 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan sekarang ini serba masuk ranah digital tanpa kecuali kampanye politik. Era digital memungkinkan semua orang menerima informasi secara bebas. Informasi yang diterima secara digital misalnya melalui watsupp, bisa hoax atau bisa juga benar apa adanya. Oleh karena itu, Era digital setiap orang harus pandai mencari informasi yang benar. Tidak asal menerima begitu saja berita yang masuk dalam hp yang di tangan.

Saat ini juga masih berlangsung seru pertarungan antara kubu Jokowi dan Prabowo untuk memperebutkan tahta RI 1 pada tahun 2019. Perang pencitraan keduanya juga massif dengan menggunakan mesin politik di darat maupun dengan menggunakan mesin digital.

Penulis berusaha netral tidak mendukung kubu Jokowi maupun Prabowo. Penulis hanya berusaha melihat fenomena kampanye hitam dalam ranah digital yang begitu massif.

Jika dulu kampanye hitam (black campaign) bisa menggunakan sembako ataupun menggunakan tulisan dalam spanduk atau selebaran. Kampanye hitam sekarang ini merambah pada wilayah digital. Misalnya, menggunakan sebaran meme di media sosial orang bebas melakukan pencitraan terhadap salah satu paslon yaitu Jokowi ataupun Prabowo.

Menggunakan meme, orang juga bebas membunuh karakter seorang tokoh partai politik dalam kasus tulisan ini adalah Jokowi atau Prabowo. Jika menggunakan pendapat Roland Barthes, pembuat meme itu dikatakan sudah mati. Barthes seorang tokoh semiotik mengatakan, jika teks sudah sampai di tangan pembaca, maka pengarang sudah mati.

Maksud pengarang sudah mati (death of the author) (sumber) adalah penafsiran teks/gambar meme menjadi hak pembaca. Pembuat berita hanya memberikan kode-kode yang memiliki makna tersirat politis maupun ideologis. Jika menggunakan pendapat Baudrillard, meme kampanye hitam ini merupakan simbol-simbol simulacra.

Kemunculan kampanye hitam digital menggunakan meme politik inipun masih menjadi perdebatan. Penulis sendiri belum menemukan teks tertulis yang valid siapa yang memulai dan kapan dimulianya kampanye hitam menggunakan meme digital ini.

Jika kampanye ini untuk melihat pertarungan antara kubu Jokowi dan Prabowo maka kampanye hitam ini dimulai sejak pemilu tahun 2014. Kedua kubu saling serang dengan menggunakan kampanye politik yang saling menjatuhkan sama lain. Dalam ranah digital misalnya meme, citra Jokowi dan Prabowo dikonstruk secara hitam putih.

Padahal meme yang dikonstruk itu belum bentuk sesuai dengan kehidupan asli Jokowi dan Prabowo. Sangat sulit untuk mengurai siapa yang bertanggung jawab atas munculnya kampanye hitam digital hingga saat ini. Kampanye hitam untuk membunuh karakter Jokowi dan Prabowo saat ini mulai massif lagi.

Baru saja penulis menerima pesan singkat melalui watsupp berisi tentang meme Jokowi. Meme ini secara tidak langsung berusaha untuk membunuh citra Jokowi. Tidak jelas siapa yang membuat meme Jokowi tersebut, tiba-tiba seorang teman sudah mengirim digroup watsupp alumni kampus.

Meme politis yang masuk dalam watsupp penulis dengan judul berita yang cukup mentereng yaitu "Awasi Politik Sandal Jepit". Meme ini secara garis besar menyinggung masala hutang Indonesia yang sudah mencapai 4000 trilyun. Meme menggunakan gambar Jokowi menggunakan kaos oblong putih, celana panjang hitam, bersandal swallow warna hijau, dan masih ada lagi. Berikut adalah gambar meme yang masuk hp penulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun