Mohon tunggu...
Masfuhah
Masfuhah Mohon Tunggu... Guru - Guru PPKn SMKN Pertanian Kota Serang

Guru PPKn SMKN Pertanian Kota Serang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

10 Februari 2023   19:55 Diperbarui: 10 Februari 2023   20:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu tokoh penting pendidikan di Indonesia, yang memiliki konsep filosofis tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani yang berarti di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi dan di belakang memberikan dukungan memiliki kaitan erat dalam penerapan pengambilan keputusan terutama dalam kepemimpinan dilingkungan sekolah. 

Pengambilan keputusan yang lahir dari kemurnian nilai-nilai kebajikan tentunya harus berorientasi pada pratap triloka sebagaimana maknanya yang tidak bisa lepas dari keberpihaknnya kepada murid. Setiap keputusan yang dibuat tentunya berlandaskan pada prinsip hasil yang dapat berdampak baik pada seluruh lingkungan, sehingga mampu mendorong perubahan dan memberi teladan kepada seluruh elemen yang terdampak.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita merupakan salah satu garis acuan yang secara sadar atau tidak memainkan faktor penting dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh, seseorang yang memegang teguh nilai-nilai kebajikan tentunya memiliki prinsip yang tidak mudah tergoyangkan meskipun menghadapi situasi yang dilematik. Sebaliknya, jika nilai-nilai yang tertanam tidak baik, maka setiap keputusan yang dibuat akan sulit untuk berorientasi pada kebajikan, melainkan mudah tergoyahkan oleh adanya faktor lain, kepentingan lain, dan problem dilematik lainnya yang saling bertentangan.

Dalam pengambilan keputusan, aspek sosial emosional menjadi salah satu aspek utama yang mempengaruhi perilaku, karakter dan cara berfikir seorang guru pemimpin pembelajaran. Oleh karena itu kemampuan dalam mengenali dan membangun kemampuan sosial emosional yang baik seorang guru sangat penting untuk dilakukan agar pengambilan keputusan yang lahir dari proses berfikir analitis dapat menghasilkan dampak yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa karkater, kebiasan dan cara berfikir seseorang sangat mempengaruhi keputusan bertindaknya baik dalam situasi yang biasa hingga situasi yang sangat dilematis.

Pemahaman atas suatu kasus yang fokus pada masalah moral atau etika selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Sebagaimana yang saya pahami selama ini, setiap perspektif yang terbangun dalam memandang suatu masalah, tentunya dianalisis menggunakan cara paham yang dimiliki oleh seorang pendidik. 

Dimana proses berfikir tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai, kebiasan, perilaku, karakter bahkan metode berfikir dari seorang pendidik. Oleh karena itu, setiap orang akan memberikan respon yang berbeda terhadap satu masalah. Dalam satu kelompok struktural yang terdiri dari beragam karakter, cara berfikir, serta latar belakang, akan sangat mudah terbentuk polarisasi yang dinamis antar anggota kelompok. M

aka dari itu, tugas utama seorang pemimpin adalah membuat keputusan yang baik dengan berlandaskan kepentingan bersama, terutama dalam membuat keputusan terhadap kasus-kasus yang melibatkan pertentangan dan berpotensi pada konflik. Keputusan yang dibangun atas dasar prinsip yang benar akan meredam potensi konflik, menjaga kondusif dan menjaga suasana lingkungan tetap stabil.

Setelah mempelajari dan melaksanakan kegiatan-kegiatan praktis, saya mulai memahami bahwa pengambilan keputusan tentunya tidak semudah yang dibayangkan, terutama ketika menghadapi polaritas, kontradiksi, dan adu kepentingan golongan. 

Jika melihat kebelakang, tentunya saya telah memiliki beberapa pengalaman menghadapi situasi tersebut, dan tantangan yang memberatkan saya adalah adanya keharusan untuk memutuskan suatu situasi yang dilematis antara dua nilai baik, terutama apabila keputusan tersebut bertentangan dengan orang-orang terdekat yang semakin memberatkan saya dalam menentukan keputusan. Tantangan lainnya adalah terkadang timbul rasa keraguan yang harus bisa saya atasi seorang diri dan tentunya hal ini cukup menguras energi saya.

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pendidik menentukan bagaimana ia akan menerapkan proses pengajarannya kepada peserta didik. Seorang guru yang mampu memetakan suatu situasi dengan baik dapat menentukan proyeksi keputusan yang tepat. 

Dimana keputusan tersebut dapat dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik yang sesuai dengan nilai filosofis pendidikan di Indonesia. Seorang pendidik selalu dituntut untuk meningkatkan kapasitas dirinya dalam berbagai aspek yang berkaitan dengan pengajaran, termasuk kedalam pemahaman atas konsep -- konsep pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid yang berbeda. Dalam hal ini, guru harus mampu menganalisis, memahami dan menggambarkan kebutuhan belajar, sebelum menentukan dengan tepat keputusan yang akan diambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun