Mohon tunggu...
Masfufah Chiptoworohapsari MPd
Masfufah Chiptoworohapsari MPd Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Sahabat Teknologi Jatim

Seorang yang berani memeluk mimpi... Maju dan bangkit...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MPI "Antar Kita" dalam Pembelajaran Berdiferensiasi Kurikulum Merdeka

6 November 2024   13:15 Diperbarui: 6 November 2024   13:25 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang bahan pembelajaran yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan aktrivitas belajar mengajar. Kurikulum bersifat dinamis sehingga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, IPTEK, sistem nilai, kultur, maupun kebutuhan peserta didik. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. 

Peserta didik sudah mengenal beragam vitur aplikasi, dapat mengoperasionalkan HP, laptop, maupun komputer. Perubahan kurikulum sebagai upaya menjawab tantangan zaman agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah meluncurkan "Kurikulum Merdeka". 

Menurut Indrawati, dkk (Barlian et al., 2022) kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang mencakup berbagai pembelajaran di kelas dengan mengoptimalkan topik tertentu sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk mengeksplorasi konsep serta membangun kompetensi. Kurikulum merdeka dapat menumbuhkembangkan kemandirian dalam berpikir, bersikap, serta bertindak dalam membangun pengalaman belajar peserta didik. 

Peserta didik memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda. Asri Budiningsih (2017) menyatakan bahwa karakteristik didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik termasuk kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran, ciri-ciri jasmani dan emosional yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar. 

Seorang pendidik perlu melakukan asessmen diagnostik untuk mengetahui kondisi awal peserta didik. Berdasarkan hasil asessmen diagnostik dapat diketahui kesiapan belajar, gaya belajar, serta minat peserta didik. Hasil dari analisis tersebut dapat digunakan guru dalam menentukan berbagai pendekatan, metode pembelajaran, media mapun bahan ajar. 

Berdasarkan hasil asessmen diagnostik pada siswa kelas 4 SDN Airlangga I/198 Surabaya, diperoleh bahwa dari 32 siswa terdapat 4 siswa yang tergolong siswa berkebutuhan khusus. Kesiapan dan gaya belajar peserta didik juga beragam. 

Ada 22 siswa dengan gaya belajar audio visual, serta 10 siswa dengan gaya belajar kinestetik. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dibutuhkan pembelajaran yang berdiferensiasi. Untuk siswa yang berkebutuhan khusus, dikelompokkan dengan siswa regular agar tercipta sosialisasi, rasa saling menghargai, dan kerja sama antar anggota kelompok. 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang memberikan keleluasaan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajarnya. Menurut Tomlinson (2001), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. 

Dalam menyiapkan media pembelajaran, saya menyiapkan media konkret (asli) serta Multi Media Pembelajaran Interaktif (MPI). Media konkret saya gunakan karena siswa kelas 4 SD masih dalam tahap belajar operasional konkret. Mereka masih membutuhkan media visual yang ada di sekitar mereka dalam mengkontruksi pengetahuannya. Multi Media Pembelajaran Interaktif (MPI) saya buat untuk mengakomodir kebutuhan belajar siswa yang sesuai perkembangan zamannya. Dalam MPI tersedia teks bacaan dan gambar terkait pembelajaran, audio, serta latihan soal yang dapat diakses oleh siswa melalui HP, laptop, tablet, maupun komputer. 

MPI "Antar Kita" merupakan multimedia pembelajaran interaktif tentang materi "Tumbuhan Sekitar Kita". Dalam proses penyusunan MPI saya mengumpulkan bahan-bahan berupa gambar, audio, serta materi dari beragam sumber seperti PMM, buku teks, canva, dan bendsound. 

Selanjutnya saya menggunakan aplikasi Articulate Storryline 3 untuk membuat MPI. Setelah selesai, saya mengecek keberfungsian tombol dalam menu MPI kemudian melakukan ujicoba kepada rekan guru. Saya meminta masukan tentang MPI yang saya buat. Setelah mendapat masukan, dan direvisi barulah saya mengimplementasikan kepada siswa.

Implementasi MPI "Antar Kita" saya lakukan pada siswa kelas 4a. Berikut dokumentasi pembelajarannya.

https://youtu.be/Masfufah Chiptoworohapsari
https://youtu.be/Masfufah Chiptoworohapsari

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang saya laksanakan dapat mengakomodir kebutuhan belajar siswa yang memiliki gaya belajar audio, visual, serta kinestetik. Selain itu, pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok dapat menjalin kerjasama dan kolaborasi. Peserta didik dapat saling membantu memberikan masukan dalam mengerjakan LKPD sesuai minat mereka. 

Ada yang mengerjakan LKPD melalui media canva, ada yang mengerjakan dengan menggambar bagian-bagian tanaman, ada yang menggunting dan menempel, serta ada yang melengkapi bagan dan tabel. Pembelajaran menggunakan Media konkret dan MPI dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Selain itu, respon dari peserta didik sangat positif. Mereka juga senang belajar menggunakan teknologi.

Hasil praktik baik tentang penerapan MPI "Antar Kita" dalam Pembelajaran Berdiferensiasi Kurikulum Merdeka, juga saya bagikan melalui seminar dan webinar. Kegiatan seminar saya lakukan melalui komunitas belajar di sekolah dan antar sekolah, serta webinar di tingkat provinsi dan antarprovinsi. Sebelum melakukan kegiatan tersebut, saya terlebih dahulu berdiskusi dan berkolaborasi dengan KS maupun ketua komunitas belajar.

Berikut dokumentasi kegiatan kolaborasi, seminar, dan webinar yang telah saya lakukan.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Dari hasil kegiatan seminar dan webinar yang telah saya laksanakan, ada umpan balik dan respon yang sangat positif tentang pemanfaatan teknologi dalam implementasi kurikulum merdeka. Para guru antusias untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, inovatif, dan menyenangkan bagi siswa serta sesuai dengan perkembangan zamannya. Demikian, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun