Penduduk Bashrah melihat perbedaan antara penguasa Muslim dan penguasa Romawi. Dimana penguasa Romawi akan merampas semua harta yang dimiliki penduduk di daerah yang ditaklukannya dan tidak akan mengembalikannya. Sedangkan, penguasa Muslim tidak bertindak demikian. Orang-orang lemah, yang sudah tua dan orang yang kurang mampu tidak wajib memberikan jizyah. Bahkan, mereka memiliki hak untuk menerima subsidi dari kas negara.
Abu Bakar melarang orang Arab untuk membeli tanah dari daerah yang ditaklukkan. Hal ini bertujuan untuk melindungi kekayaan penduduk setempat. Kemerdekaan beribadah diakui sebagai hak setiap warga negara dan para penguasa tidak boleh melakukan intervensi terhadap agama yang ada dalam sebuah negara yang berada di bawah kekuasaan Islam.
Intisari Artikel dari Perspektif Diplomasi Islam
Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki keteguhan prinsip yang luar biasa. Karakter tersebut harus dimiliki oleh seorang diplomat dalam menjalankan misi dan amanahnya. Abu Bakar memiliki sikap tegas dalam menghadapi berbagai hal yang melenceng dari iman dan Islam. Disisi lain, beliau memiliki sifat kasih sayang dan toleransi dalam berhubungan dan bersosialiasi dengan siapapun yang memiliki perbedaan latar belakang. Sifat-sifat yang dicontohkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika menjalankan kekhilafahannya patut kita terapkan dalam menerapkan diplomasi Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H