Setiap hari ada saja pesanan dari berbagai sudut kota berhawa dingin ini, apalagi saat memasuki bulan puasa dimana orang lebih memilih berdiam di rumah. Dan memang tidak mengherankan karena relasi dan jaringan pertemanan Hamzah yang aktif di berbagai organisasi ini memang cukup luas.Â
Untungnya dia sudah mengatur pola tanam di green house-nya, sehingga bisa dipanen setiap hari, sehingga dia dapat memenuhi pesanan para pelanggannya.
Usahanya pun tidak sia-sia, dari green house di atas lahan seluas 8 x 11 meter itu, Hamzah bisa meraup penghasilan 4 sampai 5 jutaan per minggu, atau sekitar 12 sampai 15 juta rupiah per bulan, tentu sebuah penghasilan yang lumayan untuk seorang pegawai negeri golongan 3 tersebut, padahal harga yang ditawarkan juga harga 'bersahabat', tidak seperti harga sayuran organik di super market.Â
Itu tidak termasuk dengan sayuran yang dia bagikan kepada para tetangga yang kurang mampu dan yang diberikan secara cuma-cuma kepada kawan dan kenalannya yang kebetulan mampir ke green housenya.Â
Hasil yang dia raup itu juga belum termasuk hasil dari budidaya lele bioflok yang kemungkinan baru bisa dipanen menjelang hari raya nanti.
Tak melulu mengejar untuk, aktifis sosial yang dikenal dengan program sunatan gratis ini ingin agar usaha yang dirintisnya bisa menjadi contoh bagi yang lainnya.Â
Selain punya prospek ekonomi menjanjikan, kegiatan seperti ini juga bisa menjadi alternatif mengisi waktu pada saat harus tetap di rumah ditengah pandemi yang belum tau kapan akan berakhir ini, menurutnya, melawan covid harus dengan usaha produktif.
"Meskipun ini baru keberhasilan awal, saya berharap kedepannya apa yang sudah saya lakukan ini akan diikuti akan banyak orang-orang terutama para generasi muda agar lebih kreatif menciptakan lapangan kerja minimal bagi diri sendiri. Banyak pemuda yang hanya berharap memperoleh pekerjaan tetap yang ruang lingkupnya makin sempit, sementara peluang ada di depan mata, bukan mau mengajari atau menggurui, saya sudah merasakan sendiri, usaha seperti ini memiliki prospek ekonomi yang sangat menjanjikan, apalagi saat ini kita dianjurkan berdiam di rumah, tentunya harus ada upaya-upaya produktif supaya kita bisa bisa bertahan di tengah pandemi ini, terutama dari segi ekonomi dan kesehatan" ujarnya.
Dia juga mengatakan, untuk budidaya sayuran organik, tidak mesti membangun green house seperti yang dia lakukan, bisa dengan cara yang lebih sederhana dan tentu saja lebih hemat biaya.Â
Sementara dia membuat green house tujuannya agar lebih tahan lama dan tidak perlu melakukan pengendalian hama penyakit, dan ini bisa menekan biaya produksi.Â
Hamzah juga mengatakan bahwa pasar sayuran organik sangat terbuka lebar, apalagi kecenderungan untuk back to nature sekarang sudah menjadi tren.
"Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha, saya sendiri tidak pernah membayangkan bisa punya usaha sampingan seperti ini, dan ternyata ini bisa jadi media edukasi bagi teman-teman, sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga saya" ungkap Hamzah.