Seperti umumnya desa-desa di wlayah pesisir Aceh, Desa Bakoy didominasi oleh lahan persawahan, karena desa tersebut merupakan daerah pertanian yang mengandalkan padi sebagai komoditi utama. Selain padi, perkebunan kelapa juga terdapat di desa ini, juga ternak seperti itik dan sapi banyak dibudidayakan masyarakat di desa ini, sekilas tidak ada yang istimewa di desa yang terletak di kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar ini.
Namun begitu menelusuri jalan kabupaten yang melintasi desa ini, kita akan menemukan keunikan yang mungkin tidak ada di daerah lain. Di pinggir jalan, dengan latar belakang tanaman padi menghijau di persawahan, berdiri beberapa kafe sederhana, atau lebih tepatnya saung berlantai kayu dan beratapkan rumbia.Â
Disaun-saung itu dijajakan berbagai makanan dan minuman ringan bagi pengunjung yang singgah di desa tersebut. Berlokasi tidak begitu jauh dari pusat kota Banda Aceh, Desa Bakoy yang dapat diakses dari berbagai arah ini, Â memang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah, karena pemandangan alamnya yang indah.
Di salah satu saung tersebut, ada jenis kuliner yang sangat unik, dan mungkin hanya ada di Aceh, namanya Rujak U Groh. Bagi yang pernah melintas di kawasan Indrapuri, di lintasan jalan utama Medan -- Banda Aceh, mungkin pernah menjumpai kuliner unik ini. Tapi yang ada di Desa Bakoy, agak berbeda dengan yang ada di Indrapuri. Rjak kan ada dimana- mana, lalu apa istimewanya rujak U Groh?
Tidak seperti rujak biasa yang berbahan dasar bermacam buah-buahan dengan bumbu cabe, kacang dan gula merah, rujak U Groh yang ada di desa Bakoy ini tergolong unik. Â Bahan dasarnya adalah batok kelapa dari kelapa yang masih sangat muda, belum ada isinya (Bahasa Jawanya Cengkir). Batok kelapa muda itu belum keras dan masih renyah kalau dikunyah, ini sama dengan bahan dasar rujak U Groh yang ada di Indrapuri.Â
U Groh sendiri dalam bahasa Aceh memang berarti batok kelapa. Hanya saja untuk rujak Ugroh di desa Bakoy, ada tambahan bahan yaitu umbut (bagian dalam pucuk pohon) kelapa yang berwarna putih dan berasa gurih (di Jawa dikenal dengan nama Pondoh). Ini yang membuat rujak U Groh di desa Bakoy menjadi berbeda. Umbut kelapa yang lembut dengan rasa gurih manis ini, membuat rijak U Groh semakin "menggigit".
Begitu juga dengan bumbunya, tidak seperti bumbu rujak biasa, bumbu rujak U Groh terdiri dari cabe  rawit, cuka dan isi buah Kawista, yang di Aceh dikenal dengan nama "Buah Batok". Isi buah batok yang berwarna coklat dengan rasa asam dan manis ini sebagai pengganti gula dan asam jawa.Â
Dengan campuran seperti itu, jadilah kolaborasi rasa manis, pedas, asam dan gurih, khas dari rujak unik ini. Manis asamnya buah batok dan cuka berpadu dengan pedasnya cabe rawit dan gurihnya batok kelapa muda dan umput kelapa. Tentu ini sensasi luar biasa bagi yang baru pertama kali mencoba rujak ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H