Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hujan Es di Aceh, Ribuan "Batu" Berjatuhan dari Langit

9 Juli 2019   00:11 Diperbarui: 10 Juli 2019   20:40 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3, Suprihono menunjukkan butiran es sebesar kelereng (Doc. FMT)

Gambar 3, Suprihono menunjukkan butiran es sebesar kelereng (Doc. FMT)
Gambar 3, Suprihono menunjukkan butiran es sebesar kelereng (Doc. FMT)
Lebih lanjut Supri menjelaskan, meski kejadian tersebut hanya sebentar tapi cukup banyak bitiran es yang menutupi beberapa kampung di sekitar tempat tinggalnya di kampung Paya Tungel.

"Saya sudah melakukan pengecekan ke beberapa tempat, butiran es yang sangat banyak itu menutupi puluhan hektar lahan pertanian, dan rata-rata tanaman yang terdampak mengalami kerusakan parah, saya juga melihat butiran-butiran es sebesar kelereng merusak atap rumah warga yang terbuat dari seng," lanjunya

Gambar 4, Tanaman cabai mulai terlihat menguning, sehari pasca hujan es (Doc. FMT)
Gambar 4, Tanaman cabai mulai terlihat menguning, sehari pasca hujan es (Doc. FMT)
Butiran-butiran es itu juga sangat keras, sampai bisa menembus seng, bahkan menurut pengamatan Supri, sampai dengan hari ini, sebagian butiran es yang menutupi lahan pertanian, belum mencair meski sudah terkena terik matahari. Beberapa jenis tanaman seperti cabe, tomat, bawang merah, bawang putih langsung menampakkan kerusakan pasca terjadinya hujan es tersebut, begitu juga tanaman tahunan seperti kopi juga mengalami kerusakan terutama pada bagian daun yang terlihat seperti hangus terbakar.

Meski sangat terpukul dengan kejadian ini, warga terlihat pasrah, karena mereka menganggap ini musibah dan ujian dari Tuhan. Mereka hanya berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, sehingga mereka bisa segera memperbaiki rumah dan kembali bertani seperti semula untuk mengganti tanaman mereka yang rusak akibat bencana ini.

Wilayah kecamatan Jagong Jeget sendiri merupakan daerah eks-pemukiman transmigrasi yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani yang menggantungkan hidup mereka dari usaha tani kopi arabika dan berbagai komoditi hortikultura.

"Kami sadar, ini musibah dan ujian dari Allah, Insya Allah kami bisa menerimanya dengan sabar, kami cuma berharap semoga saja kejadian ini tidak terulang lagi, sehingga kami bisa segera memperbaiki kerusakan dan beraktifitas kembali seperti semula" ungkap Ustadz Mahbub Fauzi, salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun