Memanfaatakan areal halaman dan tempat parkir kantor yang lumayan luas, Kepala Dinas Peertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, A. Hanan, SP, MM pada tahun 2018 lalu, mulai meluncurkan program baru bertajuk 'Pasar Tani'.Â
Masih dalam skup kecil memang, tapi setidaknya kahidiran pasar tani yang digelar dua kali dalam sebulan yaitu pada hari Rabu minggu pertama dan ketiga setiap bulannya ini, sudah mampu memberikan solusi pemasaran produk pertanian yang dihasilkan oleh para petani diseputaran Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Bukan hanya produk segar, pasar tani ini juga menampung produk pertanian olahan yang dihasilkan oleh rumah tangga petani di seputaran Banda Aceh dan Aceh Besar.Â
Tidak mengherankan jika setiap digelar 2 minggu sekali, pasar dadakan ini ramai diserbu pengunjung. Yang kemudian merasa sumringah, tentu saja para petani dan rumah tangga petani, karena mereka kini punya alternative tempat untuk memasarkan produk pertanian mereka, tentu dengan standar harga yang layak bagi mereka, tapi masih terjangkau oleh konsumen.
Tak hanya menampung dan memasarkan produk pertanian yang dihasilkan petani, pasar tani ini juga menjadi wadah untuk memasarkan produk pertanian segar maupun olahan yang dihasilkan oleh unit-unit pengelola teknis (UPT) yang berada dibawah Distanbun Aceh seperti UPT Balai Benih Hortikultura, BLPP Aceh, SMK PP Saree dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seputaran kota Banda Aceh dan Aceh Besar.Â
UPT-UPT tersebut memang rata-rata memiliki lahan Demplot percontohan dan unit pengolahan hasil pertanian yang mampu menghasilkan produk pertanian segar maupun olahan. Artinya keberadaan pasar tani ini juga mampu mendorong kemandirian UPTD karena mereka juga bisa mengsailkan pendapatan sendiri melalaui pemasaran produk lewat pasar tani ini.
"Kita sudah melakukan evaluasi program pasar tani ini, ternyata kehadiran pasar tani ini sangat bermanfaatn bagi semua pihak baik produsen maupun konsumen, Insya Allah tahun ini dan selanjutnya kita akan perbesar volume dan memperluas jaringan asar tani ini" ungkap Hanan.
Sayangnya gebrakan Hanan di tingkat provinsi yang sudah berjalan kurang lebih setahun ini belum juga diikuti oleh instansi pertanian maupun pemerintah daerah di kabupaten/kota di Aceh.Â
Padahal jika di setiap kabupaten/kota juga ada pasar tani semacam ini, tentu akan semakin banyak petani yang terbantu dalam pemasaran produk yang mereka hasilkan.