Kegiatan yang berlangsung selama sepekan dari tanggal 9 sampai 16 November 2018 ini diikuti oleh seluruh PPID dari 23 kabupaten/kota se Aceh dimana masing-masing kabupaten/kota mengirimkan 5 perwakilan Pokja PPID .
Orientasi PPID ini merupakan bagian dari kegiatan pra Bursa Inovasi Desa (BID) yang akan digelar paling lambat pada akhir bulan November 2018 ini di masing-masing kabupaten/kota.Â
Kegiatan ini dipandang perlu karena Pokja PPID melibatkan stake holder lintas sektoral seperti dari unsure Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, Dinas Kominfo dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa/Gampong/Kampung di setiap kabupaten/kota dan dibutuhkan persamaan persepsi dalam mengawala program inovasi desa ini. Kegiatan orientasi ini merupakan agenda dari Kemndes PDTT yang juga dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia.
Dalam orientasi ini dihadirkan nara sumber dan fasilitator baik dari Kementerian Desa PDTT maupun Tenaga Ahli dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong provinsi Aceh.Â
Materi yang disampaikan dalam kegiatan orientasi ini juga sangat detil, yaitu menyangkut semua seluk beluk pengelolan program inovasi desa, sehingga seluruh peserta diharapkan mampu menguasai seluruh aspek program inovasi desa dan dapat menjabarkan serta mengimplemplementasiannya di daerah masing-masing.
Desa butuh inovasi
Ketika menutup kegiatan orientasi yang digelar di Hotel Oasis Banda Aceh ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong Aceh yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, T. Rusdi, SP, M Sc mengungkapkan bahwa ada 4 unsur utama yang menjadi obyek dalam pengembangan inovasi desa ini yaitu Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia, Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Pengembangan Kewira Usahaan dan Pembangungan Infrastruktur yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat desa.
"Selama ini penggunaan dana desa hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur yang terkadang tidak begitu dibutuhkan masyarakat, itulah sebabnya perlu sentuhan inovasi agra pemanfaatan dana desa ini bisa optimal dan menyentuk seluruh aspek kehidupan masyarakat serta memberi dampak pada peningkatan kesjahteraan masyarakat desa," ungkap Rusdi.
Lebih lanjut Rusdi mengharapkan para peserta orientasi mampu menjadi penggerak inovasi desa di daerah masing-masing, karena kondisi cultural masyarakat perdesaan khususnya di Aceh masih perlu didorong dan digerakkan untuk mampu melahirkn sebuah inovasi.
"Kegiatan seperti ini merupakan kesempatan langka dan sangat berharga bagi saudara-saudara sekalian, oleh karena itu kami sangat berharap dengan bekal pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti orientasi ini, dapat saudara manfaatkan untuk menggerakkan dan mendorong lahirnya inovasi desa di daerah masing-masing, dengan lahirnya inovasi desa ini kita harapkan pemanfaatan dana desa akan lebih efektif, efisien dan tepat sasaran" lanjut Rusdi.
Terkait dengan kaerifan lokal dan keterikatan pada syariat yang berlaku di daerah Aceh, Rusdi mengharapkan adar potensi sumber daya lokal tersebut juga menjadi salah satu inpirasi untuk melahirkan inovasi, karena inovasi yang lahir dari kearifan lokal akan lebih mudah diadopsi dan diimplementasikan di tengah masyarakat.
Rusdi juga mengungkapkan, dalam era globalisasi seperti sekarang ini, inovasi sudah merupakan kebutuhan pokok, termasuk dalam pengelolaan dana desa, tanpa inovasi, sebanyak apapun dana dikucurkan ke desa, tidak akan memberi dampak signifikan bagi peningkatan kesehateraan masyarakat.