Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ayu, Penyuluh Pertanian yang Peduli Kelestarian Padi Lokal Gayo

28 Agustus 2018   12:14 Diperbarui: 29 Agustus 2018   01:42 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3, Blusukan ke sawah-sawah demi untuk melestarikan varietas padi lokal yang hampir punah (Doc. FMT)

Penyuluh yang merupakan alumni Fakultas Pertanian Unsyiah kelahiran 28 Agustus 1980 ini kini agak sedikit lega, upayanya untuk ikut melestarikan plasma nutfah lokal asali di daerahnya  kini mulai 'menemukan jalan'nya. Beberapa varietas padi lokal Aceh Tengah yang telah berhasil diidentifikasi, rencananya akan akan dimurnikan di laboratorium BPTP Aceh di Keumala, Pidie dan pada waktunya nanti akan dikembalikan ke daerah asalnya untuk dikembangkan oleh petani.

Gambar 4, Pengukuran tinggi tanaman padi lokal untuk memastikan keaslian varietas (Doc. FMT)
Gambar 4, Pengukuran tinggi tanaman padi lokal untuk memastikan keaslian varietas (Doc. FMT)
Dengan beberapa proses adaptasi, bisa saja padi Kebayakan ini nantinya bisa dikembangkan di wilayah lain di kabupaten Aceh Tengah, bahkan di luar Aceh Tengah, karena untuk wilayah Kebayakan mulai terkendala dengan semakin menciutnya lahan sawah akibat alih fungsi lahan yang sepertinya tidak bisa dibendung. 

Jika padi Kebayakan bisa dikembangkan di wilayah lain, Insya Allah kejayaan beras Kebayakan akan kembali terulang. Jika program pelestarian ini berhasil, nama beras Kebayakan kemungkinan akan kembali 'bersinar' bersama beras unggul lokal lainnya dari Aceh seperti beras Tangse, beras Keuamala dan beras Pulo Aceh.

Dari segi aroma dan rasa beras Kebayakan dan beras lokal Aceh lainnya memang tidak kalah dengan beras Ramos, Rojolele maupun Pandan Wangi. Beras Kebayakan adalah 'legenda' pertanian Gayo, dan jika kelestariannya tidak mendapatkan perhatian para pihak, suatu saat kelak bukan tidak mungkin hanya menjadi legenda. Dan Ayuseara Putri Gayosia, SP, MP, penyuluh berdarah asli Gayo ini tidak rela kalao kekayaan plasma nutfah lokal didaerahnya musnah tanpa upaya apapun.

Gambar 5, Ayuseara Putri Gayosia di ruang kerjanya, BPP Kebayakan Aceh Tengah (Doc. FMT)
Gambar 5, Ayuseara Putri Gayosia di ruang kerjanya, BPP Kebayakan Aceh Tengah (Doc. FMT)
Dan jika suatu saat 'Oros Kebayaken' kemudian mampu bersanding dengan beras premium lainnya dari berbagai wilayah Indonesia di swalayan atau super market, jangan lupa Ayu pernah punya andil di sana.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun