Keempat, praktek pertanian yang dilakukan umumnya sesuai dengan tuntutan konsumen yaitu mengandalkan sistem pertanian organik.
Dari segi produktivitas, kopi arabika Gayo memang masih tergolong rendah, yaitu baru pada kisaran 1 ton green bean per hektar per tahun, karena sebagian besar petani kopi didaerah ini memang masih mempertahankan pola pertanian konvensional. Namun dengan cara konvesinal tersebut, justru menjadikan kopi Gayo unggul dalam pemasaran dan harganya, karena kualitas, aroma dan rasnya yang spesifik berkat pola usaha tani yang terus mempertahankan keorganikan kopi ini.
Terlepas dari sistem budidaya kopi Gayo yang masih berorientasi pola bubudaya konvensional, kita patut bersyukur, bahwa harga kopi yang dihasilkan oleh para petani di Dataran Tinggi Gayo, berada di atas rata-rata harga kopi dari daerah lain, bahkan masih di atas harga kopi dunia.Â
Gambaran harga kopi arabika di daerah Gayo sebagai berikut. Jika hari ini harga kopi gabah (biji kopi kering yang masih terikut cangkangnya) di tingkat petani adalah 45.000 - 50.000,- per Kg , sementara harga biji kopi siap olah ( Green Bean Coffee) di tingkat pedagang pengumpul adalah Rp 90..000,- sampai Rp 100.000,- per Kg.
Harga tersebut menurut Rizwan Husein, eksportir kopi Gayo dan Ketua KBQ Baburrayyan, lebih tinggi dari harga fob. pelabuhan pengirim yang rata-rata saat ini berada pada kisaran 105.000,- -- 120.000,- per kilogramnya ($7,5 - $9). Itupun untuk kopi dengan kualitas standar, sementara untuk kopi dengan kualitas specialty seperti Long Berry, Pie Berry, dan Kopi Luwak, harganya bisa dua sampai tiga kali lipatnya.
Perbedaan harga yang cukup mencolok tersebut, ungkap Rizwan, karena kopi Gayo memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh kopi dari daerah lain, keunggulan tersebut adalah kopi Gayo sudah memiliki Sertifikat Indikasi Geografis (IG) yang sudah diakui oleh berbagai lembaga kopi dunia baik di Eropa maupun Amerika.
Dengan keunggulan tersebut, kopi Gayo bisa menentukan harga sendiri tanpa mengacu kepada harga pasar dunia, karena spesifikasi kopi Gayo yang khas dengan kualitas premium, membuat buyer berani membeli dengan harga tinggi. Di pasar dalam negeri, tren menggembirakan juga mulai 'menaungi' kopi arabika Gayo ini.Â
Menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Gayo.