Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sebuah Karya Kecil, Membuat Kenyataan Menjadi Lebih Indah dari "Mimpi"

17 Oktober 2017   13:42 Diperbarui: 23 Oktober 2017   10:25 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Komplek Balai Diklat Pertanian Aceh di Saree, Aceh Besar (Doc. FMT)

Tahun 2017 ini, tawaran itu akhirnya beliau wujudkan, dalam 'frame' Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh bagi para penyuluh pertanian se provinsi Aceh ini, malah aku diberi 'porsi' dua materi sekaligus dan diberikan alokasi waktu 12 jam pelajaran atau nyaris satu setengah hari full. Ini tentu tidak lagi ajang 'uji coba', tapi bagiku sudah kuanggap sebagai ajang 'uji kredibilitas'. 

Itulah sebabnya aku berusaha menyiapkan materi sebaik mungkin, selain supaya beliau tidak kecewa dengan kepercayaan yang sudah beliau berikan padaku, aku juga sudah mulai mengarahkan aktifitasku ini dengan orientasi manfaat. Artinya keberadaanku di balai diklat ini, harus memiliki dampak manfaat bagi peserta diklat. Meski 'modal'nya masih tetap sama yaitu pengalaman menulis di berbagai media, namun aku berupaya apa yang kusampaikan nantinya benar-benar memenuhi persayaratan teknis kurikulum balai diklat tingkat provinsi.

Gambar 2, Saat penulis menjadi pemateri Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh Angkatan IV di BDP Aceh (Doc. FMT)
Gambar 2, Saat penulis menjadi pemateri Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh Angkatan IV di BDP Aceh (Doc. FMT)
Dimulai dengan angkatan pertama pada awal bulan Agustus 2017 lalu, kiprahku akhirnya berlanjut pada angkatan-angkat berikutnya. Indeks kepuasan peserta terhadap materi yang kusampaikan, membuat aku terus 'dipakai' pada angkatan-angkatan berikutnya. Tentu ini sebuah kehormatan bagiku, bagaimana tidak, seorang lulusan SMA bisa 'tampil' berkali-kali menjadi pemateri pada diklat berskala provinsi yang pesertanya mayoritas sarjana S-1 dan S-2, hanya berbekal pengalaman menulis. Disitulah aku mulai menyadari, ternyata menulis itu sangat besar manfaatnya bagi siapa saja, termasuk akau. Dan terbukti, dengan aktif menulis, ternyata sesorang bisa berkiprah melebihi kapasitasnya.

Alhamdulillah, sampai dengan angkatan ke empat yang berakhir pada tanggal 17 Oktober 2017 ini, aku masih diberi kepercayaan untuk mengampu materi diklat itu, sesuatu yang tidak pernah terayangkan atau termimpikan sebelumnya. Sejah 3 bulan terakhir ini saja, total sudah empat kali aku bolak balik ke balai diklat ini untuk bertemu dengan puluhan peserta yang berbeda. 

Alhamdulillah, dengan niat hanya untuk sharing pengalaman dan sedikitpun tidak terlintas untuk mengajari atau menggurui, akhirnya aku dapat melaewatinya dengan mulus, nyaris tanpa kendapa berarti. Antusias peserta terhadap materi yang kusampaikan juga dapat kurasakan, bukan saja sebatas di kelas, tapi juga pasca pelaksanaan diklat. 

Banyak diantara peserta yang memang punya keinginan kuat untuk bisa menulis, akhirnya melanjtkan konsultasi melaui email, telepon maupun WA, ini yang membuatku merasakan sebuah kebahagiaan dan kepuasan batin, karena sedikit banyak apa yang sudah kulakukan bisa memberi manfaat bagi orang lain. Kesan yang kudapat di kelas juga sering membuatku terharu, setiap usai aku menyampaikan materi yang terkadang harus melewati jadwal waktu yang telah ditetapkan panitia, mereka juga antusias mengajakku untuk foto bersama.

Gambar 3, Setiap kali usai memberikan materi, peserta diklat selalu mendaulat penulis untuk foto bersama (Doc. FMT)
Gambar 3, Setiap kali usai memberikan materi, peserta diklat selalu mendaulat penulis untuk foto bersama (Doc. FMT)
Pengalaman yang bagiku sesuatu yang 'luar biasa'  dan diluar dugaan ini semakin menyadarkanku betapa maha besar dan maha adilnya Allah sang pemilik kehendak. Betapa tidak, dulu, puluhan tahun yang lalu akau pernah punya mimpi untuk bisa menginjakkan kaki ke balai diklat ini sekedar untuk bisa menimba ilmu pertanian. Namun mimpi itu tidak pernah keasmpian sampai dengan saat ini. Namun ternyata Allah kemudian 'membalas' mimpiku dengan kenyataan yang lebih 'indah', kalau dulu aku hanya bermimpi untuk bisa mengiktiti satu atau dua diklat di tempat ini, tapi saat ini Dia telah mebawaku kesini dalam kapasitas berbeda, bukan lagi sekedar sebagai peserta diklat, tapi sebaliknya, menjadi nara sumber dan pemateri diklat, sebuah 'kemustahilan' yang kini ternyata dapat terwujud nyata. 

Semua itu tak lepas dari kebesaran Allah yang telah mengatur semuanya, dan rasa syukur pulanya yang sangat pantas selalu kupanjatkan keharibaanNya. Campur tangan Allah jualah yang akhirnya membuat kenyataan yang kualami ternyata jauh lebih indah dari mimpiku. Dan yang tidak dapat dinafikan tentunya, kemauan belajar secara terus menerus dan berusaha untuk terus melahirkan karya, sekecil apapun, itu yang akan membuat kenyataan yang kita dapatkan justru jauh lebih indah dari mimpi-mimpi kita.  Alhamdulillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun