Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisatawan Perancis ini Minati Gula Aren dari Gayo

15 Mei 2017   13:52 Diperbarui: 15 Mei 2017   13:56 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar, Abdul Hameed, wisatawan asal Perancis menyimak penjelasan penyuluh pertanian tentang Gula Aren dari Gayo (Doc. FMT)

Menjelang penutupan Penas XV 11 Mei 2017 lalu, para pemandu stand Expo Pertanian Kabupaten Aceh Tengah di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh  dikejutkan dengan kedatangan seorang wisatawan berkulit putih yang kemudian diketahui berasal dari Perancis. Selama beberapa hari stand dibuka, pengunjung stand biasanya hanya peserta Penas dari berbagai daerah atau pengunjung dari kalangan masyarakat Aceh, tapi siang itu, saat suasana agak lengang, karena memasuki masa istirahat, tiba-tiba sang turis manca Negara itu nyelonong masuk ke stand pertanian yang saat itu dijaga oleh Safrin Zailani dan Anugrah Fitradi.

Berbeda dengan dengan pengunjung lainnya yang rata-rata ingin tau tentang komoditi pertanian unggulan di kabupaten Aceh Tengah, Abdul Hameed, warga Perancis keturunan Aljazair ini lebih tertarik pada bungkusan daun pisang kering berisi gula aren yang berasal dari Isaq, kecamatan Linge yang terpajang di meja stand. Dengan bahasa Indonesia yang cukup baik, dia meminta kepada Safrin dan Fitra untuk melihat isi bungkusan tersebut. Kepada Hameed, kedua penyuluh pertanian senior itu kemudian menjelaskan bahwa itu adalah gula aren yang diproduksi oleh para pengrajin gula aren di daerah Isaq kecamatan Linge, kabupaten Aceh Tengah.

Seperti penasaran, bule itu kemudian mencoba mencicipi gula aren yang disodorkan oleh Safrin,

“Enak sekali, rasanya unik, manis dan ada sedikit asam” komentarnya begitu mencicipi “gule tampang” (sebutan untuk gula aren yang diproduksi oleh home industry yang dikelola oleh para pengrasjin gula di beberapa daerah di kabupaten Aceh Tengah) itu.

Safrin kemudian menjelaskan bahwa gula itu berasal dari nira yang disadap dari pohon aren yang banyak tumbuh di kawasan hutan di kecamatan Linge. Kepada turis asal Perancis yang kebetulan beragama Islam itu, Safrin mejelaskan bahwa gula tersebut diolah secara tradisional tanpa campuran bahan pengawet atau bahan kimia lainnya, jadi produk ini murni organik. Proses pemasakannyapun menggunakan kayu bakar, sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Safrin juga menjamin, produk olehan para pengharjin utu dijamin kehalalan dan kebersihannya, karena para pengrajin gula aren itu selalu memperhatikan kebersihan di tempat pengolahan gula yang biasanya langsung dilakukan di dapur rumah milik para petani di pedesaan.

“Dari rasa dan aromanya, ini gula pasti low calloriies, sangat baik untuk kesehatan” Hameed meneruskan komentarnya.

Lebih lanjut Safrin juga menjelaskan bahwa saat ini tren minum kopi Gayo tidak lagi menggunakan gula pasir tapi sudah beralih ke gula aren ini, karena dengan gula aren, kenikmatan kopi Gayo akan lebih terasa.

“Di kafe-kafe di Takengon dan kota-kota besar lainnya, orang minum kopi Gayo tidak lagi menggunakan gula pasir, tapi sudah beralih ke gula aren ini, menikmati kopi Gayo bersama gula aren rasanya lebih nikmat” jelas Safrin, dan wisatawan Perancis itu manggut-manggut mendengarkan penjelasan dari penyuluh pertanian ini sambil mulutnya terus mengunyah gula aren sampai menghabiskan satu lempeng.

Ingin berkunjung ke Gayo.

Tertarik penjelasan Safrin dan Fitra, wisatawan yang sudah berkeliling Indonesia ini berkeinginan untuk mengunjungi kabupaten Aceh Tengah, khusus untuk melihat dan mendokumentasikan proses pengolahan gula aren ini. Bahkan dia sudah meminta nomor handphone Safrin yang bisa dia hubungi sewaktu dia sudah sampai di Tanah Gayo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun