Alat ini sengaja dibuat sesederhana mungkin agar petani juga bisa membuat alat ini sendiri, biaya atau modal pembuatan alat ini juga tidak mahal, sehingga terjangkau oleh petani dan dapat digunakan dalam waktu relative lama, asal dirawat dengan baik.
Dan ternyata, kreativitas yang ditunjukkan oleh Sudarmi dan kawan-kawan tidak sia-sia, karena setelah alat ini diperkenalkan kepada petani di wilayah kerja mereka, para petani pun mulai anusias untuk menerapkan pola tanam jajar legowo ini. Kecamatan Celala, memang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Aceh Tengah yang memiliki potensi lahan sawah yang cukup luas yaitu sekitar 700 hektar, jika pola tanam jajar legowo ini bisa diterapkan di semua lahan sawah yang ada, bisa diprediksi akan terjadi peningkatan produksi yang cukup signifikan di daerah ini. Apalagi wilayah ini juga termasuk wilayah pengembangan program Upsus padi, jadi apa yang dilakukan oleh para penyuluh disini sangat relevan dengan program peningkatan swasembada pangan tersebut.
Sedikit sentuhan kreativitas para penyuluh di BPP Celala ini, ternyata berdampak sangat positif, para petani yang semula enggan menerapkan pola tanam jajar legowo, kini mulai antusias untuk menerapkkannya. Karena dengan menggunakan alat sederhana ini, ternyata menanam dengan pola jajar legowo menjadi lebih mudah, cepat dan praktis. Sebuah kreativitas yang perlu mendapatkan apresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H