Sosok Aman Ruhdi dan isterinya memang sosok lansia yang pantas dicontoh oleh siapa saja, usia senja tak menghalangi mereka untuk terus berktifitas dengan kegiatan produktif. Mereka tidak mau hanya berdiam diri di rumah, meski sebenarnya gaji pensiun keduanya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka, apalagi 4 putra putri mereka juga sudah selesai kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan, jadi sudah tidak membebani mereka lagi, Namun darah petani yang mengalir di tubuh mereka, membuat mereka tidak ingin diam berpangku tangan, dan nyatanya dengan selalu aktif seperti itu, tubuh mereka justru terlihat bugar dan sehat, tidak seperti orang-orang seusia mereka mulai dihinggapi berbagai penyakit. Bercengkerama dengan sepasang lansia yang murah senyum itu terasa sangat menyenangkan, apalagi didukung udara sejuk dan segar di alam terbuka dengan pemandangan hijau disekelilingnya, fikiran jadi terasa fresh.
Meninggalkan Inen Ruhdi yang sedang asyik mengikat sayuran yang baru dipetik, penulis kemudian melanjutkan “blusukan” ke sudut-sudut kebun mereka. Menelusuri lahan seluas 1 hektar milik Aman Ruhdi, penulis juga dapat menyaksikan, ternyata bukan hanya budidya pucuk jipang saja yang ditekuni suami isteri ini, mereka juga membudidayakan tanaman jipang untuk mendapatkan buahnya di lokasi berbeda tapi masih dalam satu hamparan kebun mereka. Untuk menghasilkan buah jipang yang sekarang harganya juga lumayan mahal ini, Aman Ruhdi membudidayakannya dengan sistim para-para dari bambu setinggi kurang lebih 2 meter, ini untuk memudahkan saat memanen, karena dengan cara ini, buah-buah jipang akan bergantungan di para-para dan mudah untuk memetik buahnya..
Ada juga beberapa jenis tanaman lainnya seperti jagung manis dan bawang daun, namun itu hanya dijadikan selingan saja di kebun mereka. Karena mereka lebih fokus pada budidaya pucuk jipang mereka. Konsumsi sayuran pucuk jipang yang kini nyaris jadi salah satu tren konsumsi sayuran organik, ternyata pilihan budidaya yang sangat tepat. Tanpa modal besar, tanpa perawatan dan pemeliharaan yang rumit dan menyita tenaga, namun prospek budidaya pucuk jipang ini ternyata sangat menjanjikan. Dan Aman Ruhdi sudah membuktikannya, dengan sekali menanam sekitar 3 tahun yang lalu, kini dia mampu meraup rupiah setiap minggunya tanpa harus bekerja keras. Meski orientasinya tetap bisnis, namun Aman Ruhdi dan isterinya juga tidak melupakan jiwa sosial mereka, kepada setiap orang yang datang ke kebun mereka, dengan senang hati mereka akan mempersilahkan untuk memetik sendiri pucuk-pucuk jipang ranum itu tanpa harus membayar.
“Tuhan sudah memberikan banyak rejeki kepada kami lewat tanaman ini, nggak ada salahnya kalau kami juga ingin berbagi rejeki ini kepada orang lain, kalau mau datang ke kebun kami, silahkan ambil sendiri dan bawa pulang sekuatnya, karena dengan berbagi seperti ini sama sekali tidak mengurangi rejeki kami, bahkan rejeki yang kami dapatkan tersa lebih berkah” tutur Aman Ruhdi sedikit berfilsafat.
Dengan prinsip hidup seperti itu, ternyata memang membawa keberkahan bagi pasangan suami isteri ini, rejeki mereka terus mengalir dari budidaya sederhana yang mereka tekuni ini. Siapa nyana, budidaya sayuran dengan cara sederhana itu justru membuat mreka mampu meraup jutaan rupiah setiap bulannya. Hamparan lahan yang subur adalah modal utama, tapi tanpa sentuhan kretaivitas seperti yang dilakukan oleh Aman Ruhdi, lahan sesubur apapun tak akan menghasilkan apa-apa. Sebuah kreatifitas yang pantas menjadi inspirasi bagi generasi muda yang selama ini hanya berharap untuk mendapatakan pekerjaan dan gaji tetap. Yang tua saja masih gigih berusaha, masakan yang muda-muda hanya “bermimpi”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H