Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengenal Cyber Extension, Media Penyuluhan Berbasis Internet

8 Desember 2016   10:35 Diperbarui: 8 Desember 2016   10:46 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cyber Extension merupakan inovasi mediapenyuluhan yang cukup efisien dan efektif karena dengan sekali menguploadmateri penyuluhan maka sedetik kemudian materi tersebut dapat dibaca ataudiunduh oleh pengguna di seluruh dunia. Cyber Extention bukanlah sesuatu hal yangbaru atau asing di kalangan Penyuluh karena sudah mulai diperkenalkan sejaktahun 2010 yang lalu, tetapi masih butuh langkah-langkah kongkrit dan realistisuntuk menjadikan media penyuluhan ini efektif sebagai sarana untuk meningkatkankesejahteraan petani. Keberadaan media penyuluhan berbasis internet inimerupakan alat untuk memudahkan pekerjaan para penyuluh namun juga merupakantantangan untuk di pelajari dan diselami lebih dalam lagi oleh para penyuluhpertanian.

Erainformasi digital melalui media elektronik dan alur informasi melalui sistemjaringan dunia maya telah merambah sampai ke pelosok-pelosok desa. Seluruhaspek kehidupan manusia, mulai dari aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial,budaya dan sebagainya sudah dirambah oleh kemajuan tenknologi informasi ini. Halini menuntut setiap orang untuk “ramahteknologi” sehingga dapat mengikuti perkembangan informasi yang dibutuhkan.

Demikianjuga dalam dunia pertanian, akses teknologi informasi juga sudah merambahsampai ke seluruh pelosok perdesaan dengan adanya jaringan cyber yang semakinmeluas. Sebagian petani, kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan)dan pelaku usaha pertanian lainnya juga  sudah terbiasa mengakses informasi pertanianbahkan melakukan transaksi produksi pertanian dengan memanfaatkan teknologiinformasi seperti telephone seluler(handpone). 

Bahkan sudah banyak pelaku usaha pertanian yang  melakukannya dengan memanfaatkan jaringaninternet. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja penyuluhpertanian, yang sebagian besar masih menggunakan cara konvensional dalammelakukan kegiatan penyuluhan di lapangan.

Materipenyuluhan yang selama ini didistribusikan secara konvensional baik melaluimedia cetak (koran, brosur, leaflet, dll), maupun media elektronik (dalambentuk iklan tayangan, film, saung tani, dll) memerlukan biaya yang relatifbesar dan butuh waktu panjang, sementara hasilnya juga belum tentu optimal.Sehingga timbul kesan bahwa dengan metode penyuluhan seperti itu, para penyuluhdianggap stagnant dalam kinerjannya. 

Secara perlahan metode yang sudah “ketinggalan zaman” itu harus mulaidialihkan dengan metode penyuluhan berbasis internet, karena kalau masihmempertahankan pola konvensional, bukan tidak mungkin para penyuluh justru akanketinggalan informasi dibandi dengan petani yang disuluhnya.

Untukmengantisipasi ketertinggalan tersebut, sejak tahun 2010 yang lalu KementerianPertanian sudah meluncurkan program penyuluhan berbasis internet yang diberinama Cyber Extension. Melaluiaplikasi online ini, para penyuluh dapat dengan mudah mengakses danmenyampaikan materi penyuluhan  kepadapetani, begitu juga dengan para petani, mereka juga dapat mengakses langsungberbagai informasi pertanian dan materi penyuluhan melalui aplikasi ini.

Apa itu Cyber Extension 

Cyber Extension merupakan mimbar penyuluhan pertanianyang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data serta penyampaian materidan informasi pertanian khususnya dalam membantu memperlancar dan mempermudahfasilitasi kepada pelaku penyuluhan terutama para penyuluh pertanian lapangan,baik penyuluh pertanian PNS, Swasta, maupun Swadaya. 

Melalui media penyuluhanberbasis internet ini, seorang penyuluh cukup mengupload ateri penyuluh yangakan disampaikan kepada petani, dana beberapa detik kemudian materi tersebutsudah dapat diakses oleh para petani sampai ke seluruh pelosok perdesaan.Begitu juga perkembangan teknologi pertanian, informasi harga komoditi,perkembangan pembangunan pertanian di berbagai daerah serta informasi pertanianlainnya  juga dapat dengan mudah diaksesmelalui media penyuluhan online ini.

Namunmeski sudah diluncurkan selama 6 tahun, belum semua penyuluh pertanian bisamemanfaatkan media penyuluhan online ini sebagai penunjang kinerja mereka. Halitu disebabkan oleh masih banyaknya penyuluh pertanian yang sampai saat inimasih “Gagap Teknologi” alias Gaptek. Ini terkait dengan pola penyuluhankonvensional yang mereka anggap sebagai satu-satunya metode penyuluhan, tanpamenyadari bahwa perkembangan teknologi informasi telah melesat begitu jauhkedepan. 

Selain itu keengganan penyuluh untuk belajar teknologi serta minimnyadukungan kelembagaan penyuluh yang mampu mendorong para penyuluh untuk dapatmengakses teknologi informasi juga ditengarai menjadi penyebab masih lemahnyapenguasaan teknologi pertanian oleh para penyuluh pertanian, terutama yangbertugas di daerah.

Harusdiakui , di tingkat kelembagaan penyuluh sendiri, khususnya dikabupaten-kabupaten, dukungan pimpinan instansi atau kelembagaan penyuluhterhadap akses informasi berbasis internet juga masih lemah. Banyak pimpinaninstansi penyuluhan tingkat kabupaten yang minim kepedulian terhadap pentingnyaakses informasi melalui internet, karena yang bersangkutan juga tidak menguasaiteknologi tersebut. Kondisi seperti ini tentu saja membuat motivasi penyuluhuntuk belajar tentang teknologi informasi menjadi rendah, dan akibatnya masihbanyak penyuluh pertanian yang sama sekali tidak mengusai teknologi informasitersebut.

Itulahsebabnya, penyelenggaraan cyberextension relatif belum berjalan secara efektif dan efisien.Terjadi "redundant"(tumpang tindih) data, duplikasi kegiatan, dengan kualitas datayang dikumpulkan relatif masih rendah, belum sesuai kebutuhan, belum tepatwaktu dan tidak up to date. Sistemumpan balik tidak berjalan optimal,. Akibatnya, pemanfaatan data/informasi ditingkat daerah (kabupaten/kota) untuk advokasi,perencanaan program, monitoring dan evaluasi juga relatif masih rendah.

Padahalaplikasi sistim penyuluhan berbasis internet, Cyber Extension ini sebenarnyasangat mudah diakses oleh siapa saja, terutama para penyuluh pertanian, karenaKementerian Pertanian telah menyediakan Hardwaredan Software pendukung aplikasi inisampai ke tingkat kabupaten bahkan tingkat kecamatan. Untuk dapat mengakseslayanan Cyber Extension ini, para penyuluh maupun petani cukup mengunjungi link www.cybex.pertanian.go.id.Dan langsung dapat mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan secara cepatdan mudah serta memasukkan (mengupload) materi penyuluhan secara cepat danmudah..

Namunkembali pada masih lemahnya sumber daya manusia baik ditingkat kelembagaanpenyuluh maupun pada individu penyuluh sendiri, membuat aplikasi yang sengajadiprogramkan untuk memudahkan keja penyuluh ini, justru belum bisa dimanfaatkansecara optimal oleh penyuluh. Kedepan, mestinya orang-orang yang duduk dikelembagaan penyuluh khususnya yang berada di tingkat kabupaten, harusmerupakan sosok-sosok yang menguasai teknologi informasi dengan baik. Dengandemikian mereka dapat mentransfer kemampuan di bidang teknologi informasitersebut kepada para penyuluh pertanian yang ada di lapangan, sehingga merekadapat memanfaatkan media penyuluhan online Cyber Extension ini secara optimal.

Butuhterobosan “berani” untuk bisamelakukan semua ini, mereka yang akan ditempatkan pada instansi ataukelembagaan penyuluhan di daerah, harus benar-benar mereka yang memilikikompetensi di bidang penyuluhan, memahami seluk beluk penyuluhan, dan menguasaisemua aspek penyuluhan termasuk bagaimana memanfaatkan media penyuluhan onlineini untuk mengoptimalkan pelayanan penyuluhan kepada petani.

Prinsip“The right man on the righ place”benar-benar harus diterapkan pada kelembagaan penyuluh, kalau memang kita menginginkankemajuan bidang pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani melalui sistimpenyuluhan pertanian. Tidak seperti fenomena yang terjadi selama ini, dimanasebagian besar besar mereka yang duduk (atau didudukkan) padainstansi/kelembagaan penyuluhan justru mereka yang tidak paham tentang selukbeluk penyuluhan pertanian dan tidak menguasai berbagai aspek penyuluhan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun