Karena dengan adanya pusat pembelajaran atau pelatihan manajemen pengelolaan sampah, manfaat dari pengelolaan sampah ini baik dari aspek lingkungan maupun dari aspek ekonomi, juga akan di rasakan oleh desa-desa atau daerah lain yang mau belajar dari tempat ini. Pihak terkait seperti Bapedal Aceh maupun BLHKP Aceh Tengah serta Dekranasda, sudah selayaknya memikirkan untuk bisa membangun sarana pelatihan yang representatif di desa ini.
“Pada prinsipnya kami sudah siap, kalau desa kami dijadikan pusat pembelajaran atau pelatihan manajemen pengelolaan sampah, mungkin dengan cara demikian kami bisa berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengelola sampah yang bisa diadopsi oleh teman-teman dari daerah lain, karena warga kami sudah merasakan manfaat dari kegiatan ini, baik dari aspek kebersihan lingkungan maupun peningkatan perekonomian warga” ungkap Kurnia disela-sela kesibukannya menerima tamu mahasiswa dari Unsyiah Banda Aceh, Rabu (21/9/2016) kemarin.
Senada dengan Kurnia, Kepala BLHKP Aceh Tengah, Ir. Zikriadi yang kemarin ikut mendampingi rombongan mahasiswa dari Banda Aceh itu juga setuju jika desa ini dijadikan sebagai pusat pembelajaran manajemen pengelolaan sampah, menurutnya apa yang sudah dilakukan oleh Reje Lot Kala ini memang layak menjadi contoh bagi siapa saja yang ingin daerahnya bersih dan bebas dari sampah, karena menurutnya pengelolaan sampah selalu jadi masalah dimana-mana, dan solusi yang sudah ditunjukkan oleh kepala desa ini merupakan solusi terbaik,
“Penanganan sampah selama ini selalu menjadi masalah dimana-mana, apalagi jika tidak dikelola dengan baik, apa yang sudah dilakukan Reje dan warga desa Lot kala ini benar-benar bisa jadi solusi dalam pengelolaan sampah, saya sangat setuju dan mendukung sepenuhnya jika di desa ini dibangun pusat pelatihan manajemen pengelolaan sampah, karena ini akan sangat bermanfaat jika bisa diadopsi oleh semua desa yang ada.
Bukan cuma di Aceh Tengah tapi juga daerah-daerah lainnya di Aceh” ungkap Zikriadi yang baru-baru ini sudah mampu membawa kabupaten Aceh Tengah memperoleh Sertifikat Adipura. Menurut Zikri, kiprah kepala desa ini juga merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan Aceh Tengah meraih Sertifikat Adipura, karena pengelolaan sampah di desa ini juga merupakan salah satu indicator yang dinilai oleh tim penilai penghargaan Adipura.
“Kami tentu sangat berterima kasih kepada pak Kurnia Gading dan seluruh warga Lot Kala, berkat kreativitas beliau, Alhamdulillah tahun 2016 ini kita bisa meraih Sertifikat Adipura, jika ini bisa dipertahankan dan dikembangkan di desa-desa lain, saya optimis Plakat Adipura akan mapu kita raih tahun depan” pungkas Zikriadi.
Sebuah ide cemerlang yang perlu segera mendapat respon dari semua pihak terkait, karena akan sangat banyak manfaat jika nantinya di desa ini dibangun sebuah pusat pelatihan pengelolaan sampah, setidaknya ada dua aspek mafaat dari keberadaan pusat pelatihan ini yaitu aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Semoga “mimpi” ini segera terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H