Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menunggu Hadirnya Kampung Kopi di Negeri Kopi

10 September 2016   11:11 Diperbarui: 10 September 2016   17:38 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesiapan Pemerintah Aceh sebagai tuan rumah Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan ke XV tidak main-main, karena event tiga tahunan yang merupakan hajatan akbar bagi kontak tani nelayan seluruh Indonesia yang akan digelar pada bulan Mei 2017 yang akan datang ini, akan dihadiri tidak kurang dari 50.000 peserta dan pengunjung yang terdiri dari para kontak tani nelayan dari seluruh Indonesia, para pelaku usaha agribisnis dan peninjau dari beberapa Negara tetangga. Berbagai persiapan terus digarap jajaran SKPA lingkup pertanian untuk menampilkan yang terbaik bagi para tamu yang akan menghadiri even akbar ini.

Meskipun kegiatan Penas ke XV ini dipusatkan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, namun seluruh kabupaten/kota di provinsi Aceh juga ikut mempersiapkan diri menyambut gelaran akbar para petani dan nelayan ini, tidak terkecuali kabupaten Aceh Tengah. Karena menurut agenda yang sudah disusun oleh panitia pelaksana Penas, kabupaten Aceh Tengah akan menjadi salah satu obyek kunjungan bagi seluruh peserta Penas. 

Untuk menyambut kedatangan para petani dan nelayan serta para pelaku usaha agribisnis ke Dataran Tinggi Gayo ini, secara khusus Dinas Perkebunan Aceh bersama Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh Tengah telah memprogramkan destinasi utama kunjungan peserta Penas dengan mengangkat potensi utama daerah ini yaitu Kopi Arabika yang nantinya akan dikemas dalam bentuk Kampung Kopi. Apalagi Dataran Tinggi Gayo memang sudah lama dikenal sebagai “Negeri Kopi”, karena ratusan ribu hektar kebun kpi rakyat terhampar di daerah pegunungan berhawa sejuk ini.

Hal tersebut terungkap saat kunjungan Kepala Dinas Perkebunan Aceh Ir.M. Jailani A. Bakar, M.Si beserta rombongan ke kampung Tebes Lues kecamatan Bies Kabupaten Aceh Tengah hari Kamis (8/8/2016) yang lalu. Kunjungan tersebut sekaligus untuk memastikan kampung tersebut sebagai pilot project Kampung Kopi pertama di Aceh. 

Dipilihnya kampung Tebes Lues sebagai proyek percontohan kampung kopi ini didasari pertimbangan bahwa lokasi kampung ini tidak terlalu jauh dari pusat kota dan akses jalan menuju kampung ini juga cukup baik, disamping itu kondisi perkebunan kopi rakyat di kampung ini juga sangat baik, sehingga dinilai layak sebagai salah satu destinasi kunjungan wisata agro.

Gambar 2, Hijaunya Kebun kopi arabika Gayo dengan buah yang mulai merah, di desa Tebes lues sangat potensial untuk dijadikan Kampung Kopi
Gambar 2, Hijaunya Kebun kopi arabika Gayo dengan buah yang mulai merah, di desa Tebes lues sangat potensial untuk dijadikan Kampung Kopi
Kepala Dinas Perkebunan Aceh, Ir. M. Jailani A Bakar, M Si, usai meninjau beberapa titik di kampung Tebes Lues, menyatakan kepuasannya, kepada kru TVRI Aceh yang ikut dalam kunjungan tersebut,  menyatakan rasa puasnya dengan kondsi lingkungan di kampung Tebes Lues ini. Dia merasa optimis program Kampung Kopi yang akan dilaksanakan di kampung ini akan terlaksana dengan baik karena dukungan masyarakat setempat juga sangat positif.

“Dari semua aspek, saya melihat kampung ini sudah siap untuk dikembangkan sebagai Kampung Kopi, selain kondisi perkebunan kopi disini memang sangat baik, masyarakat juga sangan mendukung program ini” ungkap Jailani.

Konsep Kampung Kopi Tebes Lues.

Berbeda dengan konsep “Kampoeng Kopi” Banaran yang ada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, konsep kampung kopi yang akan diterapkan di kampung Tebes Lues ini, menurut Kabid. Investasi dan Pengolahan Hasil, Dinas Perkebunan Aceh, Ir. Syahril, M Agri, menggunakan konsep “Farmer’s Home Stay”. 

Lebih lanjut, alumni Fakultas Pertanian Unsyiah dan Magister Agribisnis IPB ini menjelaskan, dengan konsep ini, diharapkan para wisatawan tidak sekedar singgah di kampung kopi ini, tapi juga tinggal selama beberapa hari di rumah para petani kopi, menyatau dengan keseharian para petani kopi disini. 

Tentu ini akan sangat menarik bagi wisatawan yang berasal dari luar daerah maupun manca negara, karena mereka bisa melihat dan merasakan langsung proses budidaya, pengolahan sampai kopi Gayo yang sudah dikenal di seluruh dunia itu siap tersaji di meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun