“Iya pak e, sabar sebentar” jawab Midah dari dapur, dan tak lama kemudian sudah muncul dengan secangkir kopi panas, “Ini kopinya pak”.
“Iya bune, terima kasih” jawab Mudin sambil meraih kopi di meja,
“Oya pak e, habis ini aku ada pengajian yasinan ibu-ibu di rumah bu Hajjah Syarifah, itu lho istrinya pak Haji Syarif yang dulu pernah jadi atasan pak e, tak tinggal sebentar nggak apa-apa to?” istrinya pamit untuk berangkat ke pengajian, Mudin sudah asyik dengan kopi panas dan kepulan asap kreteknya hanya menjawab singkat,
“Iya bune”
Mungkin karena buru-buru, Midah nggak sempat menutup pintu depan, tiba-tiba saja seekor kucing nyelonong masuk, dan tanpa “tata karma” langsung melompat ke meja makan, lauk di piring yang belum ditutup tudung saji itu, mungkin jadi pemicunya. Tak pelak lagi lompatan kucing itu mengejutkan Mudin, dia berusaha mengusir hewan tak di undang itu, tapi kucing itu malah menyepak cangkir kopi Mudin, kopi tumpah ke meja sementara cangkirnya jatuh dan pecah berantakan ke lantai. Mudin terlihat kesal, diambilnya sapu yang ada didekatnya lalu diburunya kucing itu, sepontan kucing itu mengambil langkah seribu menyelamatkan diri, dia berlari keluar lewat pintu depan, Mudin mengejarnya sambil tangannya memegang sapu.
“Huh, dasar kucing nggak tau sopan santun” sungutnya sambil terus mengejar kucing itu.
Tapi betapa terkejutnya Mudin ketika sampai didepan pintu, dilihatnya ada seseorang yang tidak dikenalnya sedang mengtak atik motor miliknya dengan kunci T, spontan Mudin berteriak,
“Maliiiing!” teriaknya kuat, sang maling nekat yang aksinya ketahuan oleh pemilik rumah, langsung lari terbirit, seorang lainnya sudah menunggu di jalan dengan motor dalam posisi hidup esinnya, dan hanya dalam hitungan detik, keduanya sudah lenyap dengan motor mereka, tinggal Mudin yang terlihat lemas.
“Mana malingnya mas?” tanya beberapa tetangga yang kemudian datang setelah mendengar teriakan Mudin,
“Sudah keburu lari mas, aku nggak sempat mengejarnya, ada temennya yang nunggu di jalan pake motor” jawab Mudin sambil memeriksa motornya di ikuti tetangganya tadi, sebuah kunci T masih tertancap di lubang kunci motornya,
“Dasar maling kurang ajar, siang-siang gini kok sudah mau nyolong” serapahnya,