Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemerintah Jepang Komitmen Bantu Petani Aceh Besar dan Gayo

30 Mei 2016   13:44 Diperbarui: 30 Mei 2016   13:51 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4, Ir. Nasrun Liwanza serius menerangkan potensi Jeruk Gayo kepada Perwakilan JICA (Doc. FMT)

Setelah vakum beberapa tahun, Pemerintah Jepang melalui Badan Kerjasama Internasional Jepang atau Japan International Corporation Agency (JICA), mulai tahun 2016 ini akan kembali membantu pembangunan pertanian di provinsi Aceh, seperti pernah dilakukan pada tahun 1990an. Untuk tahap awal, pada tahun 2016 ini JICA menfokuskan bantuan pembangunan pertanian di dua kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Tengah.

Hal tersebut terungkap saat dua orang perwakilan JICA yaitu Mr. Jun Tsurui, PHD dan Mr. Kazuhisa Matsui mengunjungi Aceh beberapa waktu yang lalu. Di Kabupaten Aceh Besar, perwakilan pemerintah Jepang itu langsung menemui Ketua Asosiasi Talas Satoimo Aceh, Mukhtar, ST, Kepala Balai Diklat Pertanian Aceh, drh. Ahdar, MP dan Kepala SMK PP Saree, Muhammad Amin, SP, MP. Ketiga tokoh pertanian Aceh Besar tersebut selama ini memang intens untuk mengembangkan komoditi tanaman pangan alternatif Talas Jepang atau Satoimo di Kabupaten Aceh Besar.

Dalam pertemuan di kantor Balai Diklat Pertanian, Saree itu, perwakilan JICA merasa kagum dengan upaya yang telah dilakukan oleh Mukhtar dan kawan-kawan yang dalam dua tahun terakhir terus membantu pengembangan komoditi pangan yang banyak dibutuhkan pasar negara Jepang itu.  Menurut Mr. Matsui, permintaan pasar Jepang akan produk talas Satoimo dari tehun ke tahun terus mengalami peningkatan, karena sebagian besar warga Jepang, saat ini sudah mulai mengalihkan konsumsi pangan mereka dari beras dan gandum kepada talas satoimo, karena komoditi pangan ini dikenal sebagai sumber karbohidrat kaya kalori namun rendah kadar gula, sehingga aman dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk para penderita diabetes. Disamping itu, kandungan collagen dalam talas satoimo juga diyakini mampu menghambat proses penuaaan, dari pengalaman penduduk Jepang, lanjut Matsui, mereka yang sudah mengkonsumsi talas satoimo ini dalam jangka panjang, relative panjang umur dan terjaga kesehatannya.

Melihat komoditi pangan alternatif ini dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat baik di Kabupaten Aceh Besar, JICA berkomitmen untuk membantu para petani talas satoimo di Aceh Besar ini untuk dapat mengembangkan komoditi talas jepang dengan areal penanaman yang lebih luas lagi, karena berapapun produksi yang dihasilkan nantinya, dipastikan akan tertampung oleh permintaan pasar Jepang. Bantuan dalam bentok loan itu nantinya akan disalurkan melalui Dinas Pertanian Aceh bekerjasama dengan Asosiasi Talas satoimo Aceh.

Mukhtar, Ketua Asosiasi Talas Satoimo Aceh yang dalam beberapa bulan terakhir ini gencar mempromosikan Jus Satoimo, menyambut baik tawaran kerjasama dari pemerintah Jepang ini,

Gambar 2, Saat Mr. Matsui, perwakilan JICA mencoba Jus Satoimo (Doc. FMT/Mukhtar)
Gambar 2, Saat Mr. Matsui, perwakilan JICA mencoba Jus Satoimo (Doc. FMT/Mukhtar)
“Masukkanya bantuan dari pemerintah Jepang ini akan jadi stimulant untuk merangsang petani di Aceh Besar untuk lebih focus mengembangkan komoditi talas satoimo, kami bersama Balai Diklat Pertanian Aceh dan SMKK PP Saree, siap untuk memfasilitasi bantuan tersebut agar tepat sasaran” ungkap Mukhtar bersemangat. Tidak lupa Mukhtar juga mengajak tamu dari Jepang itu untuk mencicipi lezatnya Jus Satoimo, yang cukup membuat kedua perwakilan JICA itu berdecak kagum, karena di Jepang sendiri, orang belum mengenal Jus Satoimo, karena disana talas ini hanya dikonsumsi sebagai bahan pangan penganti beras atau gandum dalam bentuk bubur, roti atau snack..

“Lirik” Jeruk Gayo di Aceh Tengah.

Saat mengunjungi Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, perwakilan JICA langsung disambut oleh Kepala Dinas Pertanian, Ir. Nasrun Liwanza, MM beserta jajarannya. Usai melakukan audiensi di ruang Kepala Dinas yang membahas potensi pengembangan jeruk di Dataran Tinggi Gayo, perwakilan JICA itu kemudian diajak oleh Nasrun untuk melihat langsung tanaman jeruk yang banyak ditanam disela-sela kebun kopi di Aceh Tengah. Selain fokus untuk membantu pengembangan komoditi Jeruk Keprok Gayo, Jun dan Matsui sempat terkejut melihat banyaknya tanaman Jeruk Sayur atau Japnche Citroen (JC/YC) di kabupaten berhawa dingin ini. Menurut Matsui, jenis jeruk ini di Jepang dikenal dengan nama jeruk Yuzu, dan harganya di Jepang sangat mahal, sementara disini belum dikelola secara optimal. Jeruk Yuzu, oleh masyarakat Jepang digunakan sebagai bumu masak utama berbagai menu berbahan dasar ikan, sebagaimana kita tau, bahwa Jepang merupakan negara dengan tingkat konsumsi ikan terbesar di dunia.

Gambar 3, Kadis Pertanian Aceh Tengah, Nasrun Liwanza, mendampingi kunjungan JICA di Dataran Tinggi Gayo (Doc. FMT)
Gambar 3, Kadis Pertanian Aceh Tengah, Nasrun Liwanza, mendampingi kunjungan JICA di Dataran Tinggi Gayo (Doc. FMT)
Melihat besarnya potensi pengembangan jeruk keprok dan jeruk YC di kabupaten Aceh Tengah, JICA pun berkomitmen untuk membantu pengembangan kedua komoditi ini. Potensi lahan yang sangat luas dan didukung oleh kondisi agroklimat yang sangat sesuai untuk pengembangan komoditi jeruk, membuat perwakilan JICA itu merasa yakin, nantinya komoditi jeruk akan bisa menjadi salah satu sumber perekonomian baru bagi warga Gayo diluar kopi

Untuk langkah awal, ungkap Nasrun,  JICA akan mefasilitasi beberapa petani dan petugas pertanian dari Dataran Tinggi Gayo ini untuk melihat langsung budidaya jeruk Yuzu di Jepang. Dari kunjungan tersebut diharapkan para petani akan mampu mengadopsi ilmu dan menerapkannya untuk pengembangan jeruk Gayo secara intensif, sehingga mampu mendongkrak kesejahteraan mereka..

Gambar 4, Ir. Nasrun Liwanza serius menerangkan potensi Jeruk Gayo kepada Perwakilan JICA (Doc. FMT)
Gambar 4, Ir. Nasrun Liwanza serius menerangkan potensi Jeruk Gayo kepada Perwakilan JICA (Doc. FMT)
“Mereka sangat tertarik untuk mengembangkan jeruk Yuzu ini, karena potensi lahan disini cukup tersedia, sementara kondisi tanah dan iklimnya juga sangat mendukung untuk pengembangan komoditi ini, apalagi peluang pasar Jepang untuk komoditi ini sangat besar, jadi sangat berpeluang untuk mendongkrak perekonomian para petani Gayo, hanya SDM petani dan petugasnya saja yang perlu terus kita tingkatkan” pungkas Nasrun.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun