Apa yang dilakukan oleh Sudarmi dan para penyuluh di BP3K Celala, sejatinya bukanlah yang pertama dilakukan penyuluh, sebelumnya para penyuluh di kecamatan lain seperti Bintang, Linge, Pegasing, Bebesen, Silih Nara, Kebayakan, Lut Tawar dan yang lainnya juga pernah melakukan hal yang sama, dan hasilnya cukup efektif untuk membangkitkan minat petani menggunakan pupuk organic.
Mungkin kiprah para penyuluh itu hanyalah dalam lingkup kecil, tapi dampaknya bisa jadi meluas, karena saat ini BP3K sudah mengarah sebagai pusat informasi dan pembelajaran bagi petani. Sehingga apapun yang dilakukan para penyuluh di BP3K akan jadi contoh dan acuan bagi para petani. Gerakan back to nature memang harus dimulai dari lingkup terkecil, karena tidak mungkin memulai sesuatu yang besar tanpa memulainya dari hal-hal yang kecil, termasuk merubah mindset dan mainstream petani dari pola “instan” menjadi pola natural.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H