Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rahmad, Menggugah Minat Baca Petani

20 Maret 2015   11:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:23 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tugas bagi seorang penyuluh pertanian adalah menyampaikan informasi teknologi pertanian kepada para petani di wilayah binaannya, ada berbagai cara yang dilakukan oleh para penyuluh untuk menyampaikan informasi tersebut kepada para petani yang pada umumnya tinggal di wilayah perdesaan dengan berbagai keterbatasannya. Ada penyuluh yang menggunakan in focus dan layar sorot, ada yang menggunakan media kesenian dan budaya daerah, ada yang menyampaikannya melalui kunjungan dan praktek langsung di lahan petani, dan berbagai macam cara untuk menyampaikan informasi itu kepada petani, tapi apapun cara dan metodanya, tujuannya tetap satu yaitu para petani mampu menyerap dan mengadopsi teknologi dari para penyuluh sehingga mereka mampu meningkatkan produktifitas usaha tani mereka yang bermuara kepada meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan mereka.

Ada satu cara atau metode yang sebenarnya cukup sederhana namun cukup kreatif seperti yang dilakukan oleh Rahmad, SP seorang penyuluh pertanian yang bertugas di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Wilayah kerja Rahmad sebagai penyuluh tergolong berat, letak desa yang berjauhan dengan topografi berbukit dan kondisi jalan yang belum semuanya baik ditambah dampak bencana gempa bumi 2 Juli 2013 silam dimana wilayah kecamatan Ketol merupakan wilayah terparah terkena dampak bencana tersebut, membuat tugas yang harus dijalaninya terasa tidak mudah. Sebagai penyuluh yang juga merangkap sebagai koordinator BP3K, beban tugas yang berada di pundak Rahmad tentu tidak ringan. Secara bergiliran semua kelompok tani yang berada di 30 an desa di kecamatan Ketol dia kunjungi untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada para petani.

14268246921403414542
14268246921403414542

Dalam melakukan penyuluhan kepada para petani di wilayah binaannya, Rahmad punya cara yang agak “unik” yang mungkin jarang dilakukan oleh penyuluh lainnya. Setiap kali dia turun ke lapangan, tidak lupa dia membawa setumpuk buku, koran, tabloid, majalah dan brosur yang terkait dengan masalah pertanian, perikanan dan kehutanan. Dimana dia menemukan sekelompok petani yang sedang berkumpul, disitu Rahmad kemudian bergabung dengan kelompok itu, sambil berbincang-bincang dan memberikan pembinaan, Rahmadpun membagikan buku, majalah, tabloid dan bacaan lain yang dia bawa untuk dibaca oleh para petani yang ada disana. Setelah memberi kesempatan kepada para petani di perdesaan itu untuk membaca, kemudian pertemuan itu dia kembangkan menjadi semacam forum diskusi kecil untuk membahas topik aktual dari bahan bacaan yang telah selesai dibaca oleh para petani itu. Rahmad nyaris tidak memilih tempat untuk melakukan kegiatannya itu, bisa di gubuk petani, rumah warga, menasah atau musholla, bahkan tidak jarang di kebun atau di lahan terbuka, bagi dia yang penting misi yang dia bawa dapat tercapai, soal tempat dan sarana itu kukan kendala baginya.  Dia punya prinsip bahwa petani harus “dicerdaskan” dan salah satu caranya adalah dengan “menggugah” minat baca di kalangan mereka, itulah sebabnya dia rela “menyulap” kendaraan miliknya menjadi sebuah “perpustakaan keliling” yang menyediakan bahan bacaan bermanfaat bagi para petani di wilayah binaannya, dengan cara sederhana tersebut, ternyata sangat sesuai diterapkan di wilayah perdesaan yang masih minim jangkauan teknologi informasi.

1426824737384444549
1426824737384444549

Cara yang dilakukan oleh Rahmad ternyata cukup efektif, karena meski para petani itu tinggal di desa-desa, rata-rata mereka mampu membaca dan menulis. Dialog interaktif itupun kemudian berkembang menjadi ajang diskusi seru yang mengasyikkan, terkadang para petani yang merasa belum puas dengan diskusi itu, terpaksa “menahan” Rahmad di tempat itu sampai sore hari. Rata-rata petani yang pernah terlibat diskusi “perpustakaan keliling” ala Rahmad itu merasa apa yang telah dilakukan oleh penyuluh itu sangat bermanfaat bagi mereka, apalagi bahan bacaan yang dibawa oleh Rahmad merupakan media aktual yang setiap bulannya dia terima dari Badan Penyuluhan Kabupaten.

Metode penyuluhan yang dilakukan oleh Rahmad, sebenarnya cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh siapapun karena saat ini banyak sekali media cetak yang menyajikan informasi tentang teknologi pertanian yang memang disediakan dan didistribusikan kepada para penyuluh. Meski cukup melelahkan, tapi Rahmad sangat merasa enjoy dengan cara menyuluh yang ia laukan ini, karena dia merasa apa yang dia lakukan ini cukup efektif sebagai alat transpormasi teknologi yang memang sangat dibutuhkan oleh para petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Sistem “jemput bola” yang dilakukan oleh Rahmad, meski terlihat sederhana, ternyata telah mampu “membuka mata” para petani di perdesaan untuk “melek teknologi”, berbagai topik tentang budidaya, mekanisasi pertanian, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pasca panen dan pemasaran dapat dibaca dan dibahas untuk kemudian diadopsi dan diterapkan oleh para petani dalam melakukan kegiatan usaha tani mereka.

14268247701108435502
14268247701108435502

1426824801367758015
1426824801367758015

14268248331686749887
14268248331686749887

Bukan hanya dengan “perpustakaan keliling”nya saja Rahmad melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada petani, sering dia turun langsung ke sawah untuk mempraktekkan pola tanam padi yang baik, mengatur pemupukan dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi, tidak jarang juga dia masuk ke kebun-kebun kopi, kebun tebu, lahan cabe dan tomat milik petani untuk melakukan pembinaan langsung, semua itu dia lakukan dengan senang hati karena ia merasa itu semua memang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang penyuluh, dia juga memposisikan dirinya sebagai bagian dari keluarga petani, sehingga dia menganggap aktifitasnya membantu para petani sebagai perbuatan baik kepada dirinya sendiri dan keluarganya.

Desa-desa terpencil yang terletah di balik perbukitan dengan kondisi jalan menanjak atau menurun dengan tikungan tikungan tajam bukanlah kendala yang berarti bagi Rahmad untuk terus mengabdikan dirinya di tengah-tengan para petani. Sebuah upaya inovatif dan kreatif dari seorang penyuluh yang bertugas nun jauh dari pusat kota, sebuah pengabdian yang tulus untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui upaya peningkatan kecerdasan, pola fikir dan kualitas sumber daya manusia mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun