MUHALIS BEBANG, 2016
Globalisasi informasi yang melanda dunia tak lepas dari keberadaan internet. Sebagai produk peradaban modern, internet adalah gaya hidup masa kini. Kebutuhan akan informasi dan hiburan yang cepat menjadikan internet sebagai pilihan banyak orang. Penerimaan dan perkembangan yang demikian cepat akan internet memunculkan istilah gaptek bagi mereka-meraka yang tak mampu menggunakannya.
Kalangan remaja, pelajar dan mahasiswa merupakan pengguna internet paling aktif. Kemunculan situs-situs media sosial (medsos) seperti facebook, twiter, instagram, line, whatshap, dan lainnya telah menyita begitu banyak waktu dan energi positif generasi pelanjut kita. Kecanduan akses internet semakin lengkap dengan kemunculan berbagai macam ragam game online. Game online ini diakses mulai dari anak usia sekolah dasar hingga mahasiswa atau bahkan kalangan orang tua.
Game online yang saat ini lagi booming, telah memunculkan berbagai kekhawatiran akan dampak negatifnya bagi pelajar. Dalam hal ini game yang mengandung kekerasan dan pornografi. Hal tersebut tergambar dari keputusan kementerian terkait memblokir situs-situs game online yang dianggap meresahkan dan dapat mempengaruhi karakter generasi muda bangsa.
Kehadiran dan kemudahan akses game online di kalangan pelajar sedapat mungkin disikapi dengan bijak. Game online terbukti menyita begitu banyak waktu, energi, dan biaya untuk mengaksesnya. Durasi waktu dan frekuensi akses yang intens dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi pecandunya. Selain itu, candu game online dapat mengganggu pola komunikasi dan sosialisasi di kalangan anak-anak namun demikian, di sisi lain game online memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi pengaksesnya. Selain hiburan, game online dapat melatih, meningkatkan keterampilan dan kemampuan penggunaan komputer, motorik, dan membaca, serta kemampuan bahasa asing bagi anak-anak.
Internet dan revolusi pendidikan Indonesia
Terlepas dari pro dan kontra serta dampak yang ditimbulkan, game online dan medsos adalah produk teknologi yang sangat menghibur. Keduanya dapat menjadi katup pengaman dan hiburan kehidupan modern yang penuh tantangan. Medsos dan game online seharusnya mampu mendukung dan percepatan Revolusi Pendidikan di tanah air. Revolusi pendididkan yang sering dijadikan jualan pada hajatan perebutan kekuasaan di negeri ini membutuhkan internet.
Kecanduan kalangan pelajar terhadap game online dan medsos, belum dapat dimanfaatkan memacu peningkatkan kualitas PBM yang berkualitas dan menyenangkan di ruang-ruang kelas. Kalangan pelajar kita yang demikian akrabnya dengan dunia maya, seharusnya memudahkan penggunaan internet dalam kegiatan pembelajaran. Kenyataannya kalangan pendidik lebih senang membicarakan dan membuat aturan dan batasan untuk mengantisipasi dampak negatif internet daripada merancang regulasi pemanfaatannya dalam kegiatan belajar mengajar.
Kalangan pendidik lebih senang menghabiskan energi positifnya untuk razia hp, memanggil orang tua, yang sudah pasti menyita waktu kedua belah pihak, daripada menggunakannya untuk kegiatan pembelajaran yang menarik. Menyibukkan peserta didik dengan KBM, PR atau tugas yang bersentuhan dengan internet dapat mengurangi intensitas dan durasi waktu yang mereka gunakan untuk mengakses situs-situs yang mengandung pornografi.
Larangan membawa hp atau melakukan akses situs-situs medsos dan game online di sekolah tidak akan menyelesaikan masalah. Ada saja cara dan celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelajar untuk melakukan akses internet di jam-jam sekolah. Situs-situs porno yang menjadi kekhawatiran, seharusnya tidak menjadi alasan penggunaan internet untuk KBM. Akses terhadap situs-situs dewasa tersebut sangat jarang terjadi di ruang publik termasuk lingkungan sekolah yang ramai.
Akses internet bagi kalangan pelajar dewasa ini sudah menjadi kebutuhan dalam menunjang pendidikan. Akan tetapi akses internet yang kebablasan sudah barang tentu akan merugikan kalangan pelajar. Kesepahaman tugas dan peran antara kalangan pendidik dan orang tua sangat diperlukan dalam hal ini. Peran aktif orang tua sangat dibutuhkan untuk mengatur anak-anaknya dalam melakukan koneksi dengan internet. Orang tua perlu membuat batasan dan aturan yang tegas. Aturan yang tegas dari orang tua, utamanya durasi waktu, diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh internet. Aturan tegas dan pengawasan yang efektif dari orang tua, game online bukan hanya sebagai sarana hiburan bagi anak-anak, akan tetapi dapat membantu meningkatkan potensi yang dimiliki oleh seorang pelajar.
Guru dan Pendidik Harus Melek Internet
Internet menyediakan begitu banyak sumber daya yang dapat memperkaya khasanah pembelajaran di ruang-ruang belajar anak didik kita. Internet yang berkembang dan berinovasi demikian cepatnya menyediakan berbagai vitur dan aplikasi yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, termasuk di dalam game. situs-situs jejaring sosial seperti facebook dapat digunakan sebagai wadah berdiskusi yang menyenangkan.
Faktor yang turut menentukan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran adalah suasana yang menyenangkan. Dunia maya adalah dunianya pelajar dan remaja. Mereka dengan cepat beradaptasi setiap perubahan dan perkembangan dunia maya. Selayaknya ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan pendidik untuk memasuki dunia peserta didik.
Melarang peserta didik membawa hp, akses internet di sekolah, sementara fasilitas komputer dan akses internet tidak tersedia di sekolah, bukanlah langkah solutif untuk mengurangi penyalahgunaan hp dan internet. Pembatasan boleh, tapi pelarangan tidak. sebagai produk teknologi, hp dan internet mengalami inovasi yang begitu cepat. Sedapat mungkin pelajar kita mengikuti perkembangan teknologi. Bila tidak maka generasi kita akan mengalami ketertiggalan budaya dan informasi yang ujung-ujungnya kalah bersaing dengan negara lain.
Pihak sekolah dan pendidik tentu tak dapat berpangku tangan melihat kemajuan di bidang teknologi tanpa berusaha beradaptasi dan mengikuti perkembangannya. Daya tarik medsos dan game online bagi peserta didik begitu kuat. Bahkan tak jarang peserta didik berani bolos meninggalkan sekolah hanya karena game online. Menyediakan fasilitas dan suasana warnet di sekolah akan mengurangi jumlah peserta didik yang bolos khanya karena game online.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah seberapa banyak dan seberapa siap SDM guru yang ada di sekolah. mampu menggunakan internet dalam kegiatan pembelajaran. Malahan yang terjadi di kalangan guru dan pendidik, banyak yang pengetahuan internetnya tertinggal jauh dibadingkan dengan peserta didiknya. Bila kondisi ini tak mengalami perubahan, kemajuan teknologi internet tak memberikan konstribusi yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar di ruang-ruang kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H