Seringkali kita mendapat pertanyaan atau justru mempertanyakan bagaimana sistem belajar yang tepat sehingga kita bisa menguasai sebuah materi. Bahkan banyak juga teori pendidikan tentang belajar muncul seperti teori belajar humanistik, konstruktif, behavioristik, kognitif dan lain lain. Gaya belajar pun bermunculan seperti kinestetis, audio dan visual. Tetapi seringkali ini semua itu hanya dipahami sebatas teori saja, masih banyak yang juga belum menemukan caranya sehingga betul-betul materi yang harusnya dikuasainya tak kunjung dikuasai.
Pada dasarnya semua manusia itu sama, awalnya seperti kertas kosong putih, tidak ada bedanya satu sama lain. Teori tabula rasa menjelaskan ini panjang lebar yang menyatakan kita semua awalnya adalah kosong seperti kertas putih, yang akhirnya diisi dengan pengetahuan. Kecepatan untuk mengisi atau memahami pengetahuan itu di dasarkan oleh bagaimana kita melakukannya bukan semata-mata oleh kecerdasan kita.Â
Sebenarnya hampir setiap orang punya potensi yang sama menyerap pengetahuan atau pemahaman sebuah materi, tidak percaya? Coba kita tanya siswa-siswa yang rangking pertama sampai rangking terakhir di sekolahnya tentang rute perjalanan dari rumah ke sekolah, pasti semua akan menjawab dengan benar bahkan hapal di luar kepala, bahkan boleh dikatakan mereka semua tidak secara sengaja mempelajari rute tersebut sehingga sampai hapal betul dimana belokannya, terdapat warung apa dalam perjalannya, ada tulisan apa dan lain lain, tetapi mereka semua hapal dengan sendirinya tanpa perlu mempelajari secara khusus. Demikian juga dengan pemahaman mata uang, mereka akan  sama juga pemahamannya mampu membedakan mana uang seribu rupiah, sepuluh ribu rupiah, lima puluh ribu rupiah, mereka semua sama hapalnya. Ini artinya semua manusia mempunyai potensi yang sama untuk bisa memahami sesuatu meski dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.
Lalu bagaimana bisa mereka bisa menghapal rute rumah bahkan sampai detail dapat menyebutkan di setiap jalan menuju rumahnya, bagaimana mereka memahami dan mampu membedakan mata uang, padahal mereka tidak secara spesifik menghapalnya? inilah yang disebut belajar tanpa sadar. ini semua terjadi karena mereka tiap hari melihatnya, sehingga akhirnya mereka hapal, tidak perduli apakah siswa rangking satu maupun rangking terakhir semua sama-sama memahaminya, sehingga penguasaan materi atau pengetahuan tentang sesuatu dapat dilakukan cukup dengan sering melihat atau mencobanya tanpa belajar secara khusus.Â
Lalu konkritnya bagaimana? gunakan cara yang paling mudah biasakan dalam setiap materi kita mencoba merangkum, membuat pertanyaan beserta jawabannya, kemudian mencoba untuk menyelesaikannya, dengan demikian maka kita akan terus mengulang-ulang melihat dan membaca materi tersebut lambat laun tanpa kita sadar akan hapal dengan sendirinya  materi tersebut. Tetapi jika ada pendamping tentunya akan lebih baik, untuk bertanya dan mengarahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H