Mohon tunggu...
WongNdeso
WongNdeso Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Orang Ndeso yang ingin terus belajar, berbagi dan bermanfaat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warung, Penyelamat saat Sulit

26 September 2023   13:25 Diperbarui: 26 September 2023   16:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam menjalani kehidupan, semua orang pasti  pernah mengalami kesulitan hidup, terutama kesulitan ekonomi. Termasuk saya, orang yang sudah merantau di usia muda. Semua serba berhemat, terutama kebutuhan makan sehari hari seperti beras, gula, kopi, minyak makan dan lain sebagainya.

Kebersinggungan saya dengan Warung  "Penyambung Nafas Hidup' saya awali saat saya menginjak di usia SMA. Saya yang anak pegawai rendahan saat itu kuliah di tengah kota yang jauh dari tempat tinggal yang lumayan jauh dari kota. 

Dengan uang jajan yang pas pasan, saya harus putar otak untuk sampai di sekoalh dan juga bisa juga jajan untuk sekedar mengganjal perut. 

Saat itu di Sekolah ada tiga kantin yang semuanya berjualan jajanan hampir sejenis, sepertu weci, pisang goreng, risol, mie, nasi goreng dan berbagai minuman. Tapi ada satu warung , yang kami menyebut Warung Yu Ti yang menyediakan Nasi Soto, dan Nasi Rames selain jajanan yang lain. 

Tentunya dengan harga kantong orang dewasa. SSaya yang uang kantong cukup untuk jajan cukup sekali jajan tentunya tak sanggup untuk membeli nasi soto atau nasi rames. 

Apalagi saat itu pulang sekolah menjelang sore jam tiga sore . Saya biasanya pulang menumpang truk AURI yang biasanya lewat sekolah dan depan rumah. Kala itu, rumah orangtua sejalan dengan Komplek AURI

Untuk mensiasati supaya bisa makan Soto, maka membantu cuci pirung dan mengangkat gelas saat istirihat dari Ruang atau Kantor Goru. Kala itu banyak juga kawan yang mentetawakan, tapi saat itu ada juga kawan yang juga ikut angkat angkat piring, jadi ya cuek aja.

Setelah itu Yu Ti, ibu pemilik warung menawarkan makan, walaupun tidak setiap hari kami terima. Walaupun tidah setiap hari kami, terima, bagi saya ini sudah cukup membantu mengganjal perut yang sering tidak sarapan dari rumah.

Pentingnya warung semakin saya rasakan pada saat kuliah. Warung Sederhana yang terletak depan Gang Tempat Kost, menjadi solusi bagi kebutuhan hidup kami. 

Kami yang kala itu masih serabutan , seringkali kehabisan bahan pokok seperti beras,gula, minyak makan dan lain lain, sebelum akhir bulan. Bahkan jajanan anak anak pun kadang kami ngutang. 

Warung Wak Ndut yang memang tinggal di samping rumah menjadi solusi swaat kami sering kesulitan memenuhi kebetuhan pokok, di saat kami kehabisan uang. 

Solusi cepat, mudah dan murah ya di warung Wak Ndut. Karena kebaikan hati Wak Ndut, kegiatan meng hutang kami menjadi solusi sampai perekonomian kami mapan. 

Dan Alhamdulillah samapi detika ini, walaupun kami tidak pernah hutang, kami tetap membangun hubungan baik dengan keluarganya sampai saat ini.

Jika kita lihat dari sosial, sebetulnya kebedaan Warung Rakyat (biasa saya menberi julukan) 

1. Warung menjadi Solusi cepat saat kita lagi kehabisan uang untuk memenuhi bahan kebutuhan  pokok. Kita bisa berhutang, dengan jangka waktu tetertentu

2. Warung bisa menyediakan kebetuhan kebutuhan lain, sesuai dengan keperluan lain

3. Warung menjadibersosialisasi bagi warga masyarakat

4. Temapat menukar uang receh bagi kita yang masyarakat kecil

 Bagi masyarakat kecil, Warung menjadi Solusi mudah dan cepat saat kita kesulitan. Terutama dalam memenuhi kebutuhan pokop dan kebutuhan yang kecil kecil. Warung menjadi solusi bagi masyarakt yang memang ekonominya terbatas. Terimakasih Yu Ti dan Wak Ndut. . Karena kalian , keluarga dan saya jadi bertahan!

#WongNdeso

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun