Umat Islam di seluruh dunia baru saja meninggalkan Bulan Ramadhan. Bulan yang menurut umat Muslim sebagai Bulan yang penuh dan Rahmah. Bulan Suci yang penuh dengan kegiatan untuk meningkatkan iman dan taqwa umat manusia. Bulan Ramadhan menjadi Bulan yang dibukakan pintu taubat bagi yang memohon ampunan pada Allah SWT.
Merujuk dari Al Qur an Surat Al Baqarah ayat 183 bahqa tujuan dari Bulan Ramadhan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Selain itu Ramadhan juga untuk memperbanyak rasa syukur seperti yang disampaikan Al Qur an Al Baqarah ayat 185.
Tentunya dalam mencapai hal itu semua harus ada amalan amalan yang harus dilakukan sehingga orang yang keluar dari Ramadhan punya gelar Tataaqun ( orang yang bertakwa). Dalam istilah mudahnya menjadi orang yang sholeh
Sholeh adalah sifat baik yang ada diri manusia. Manusia yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi LaranganNya.Sifat yang terpancar dari perilaku takwaNy kepada Allah. Pertanyaannya, apakah cukup menjadi Sholeh secra pribadi? KeSahlihan Pribadi seharusnya diimplementasikan dalam bentuk Kesalehan Sosial. Yaitu KeSalehan yang membawa manfaat sosial sehingga Rahmatan Lil Alamin, yang diharapkan dari ajaran Islam terwujud.
Ke Shalehan  Sosial menjadi amalan yang wajib jika kita tidak mau dibilang egois. Seringkali kita umat muslim sangat memprioritaskan ritual ibadah pribadi yang semua bermuara pada peningkatan pahala individual contoh sholat, puasa, naik haji, berzikir.
Pada tahun 2016 periode Januari sd Maret, Maarif Institute, lembaga Kajian Ekonomi dan Sosial Islam melakukan penelitian di kota kota di Indonesia dengan tajuk " Indeks Kota Islami (IKI) di Indonesia". Dari Hasil Penelitiannya,Â
Denpasar sebagai Kota yang tidak di dominasi mayoritas muslim menjadi kota yang paling menunjukkan nilai nilai Islami. Sedangkan Kota Banda Aceh yang mayoritas Muslim malah berada di urutan bawah. Â bTentunya nilai nilai Islami tidak hanya diukur dari indikator ibadah. Jika hanya diukur dari indikator ibadah, maka tentunya hasinya akan berbeda. Tingkat kebersihan, toleransi, keramahan, dan penerapan nilai nilai Islami (yang sesuai dalam Al Qur an dan Hadist). menjadi indikator yang dinilai.Â
Dari hal diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ke Shalihan Pribadi tidak berdampak apa apa jika tidak diikuti keShalehan Sosial. Ke Shalehan yang berdampak pad kenajuab seluruh aspek kehidupan masyarakat seperti kebersihan, toleransi, menghormati hak asasi , perdagangan yang sesuai tuntunan Islam, kenyamanan dalam hidup bertetangga, rasa aman dari seluruh masayarakat dan banyak lagi yang lain.Â
Ke Shalehan yang tidak cukup dibangun dari ibadah ritual, tetapi juga diimbangi dengan ibadah ibadah sosial seperti sedekah, zakat, menghargai perbedaan, menumbuhkan kepedulian, toleransi , penegakan hukum yang adil,saling menghargai, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjaga lingkungan, tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
Akhirnya kita semua berharap dengan selesainya Ritual Ramadhan, kita semua umat muslim menjadi Muslim yang KAAFFah. Muslim yang menjalankan dan menerpakan seluruh nilai nilai Islami dalam kehidupan sehari hari. Bukan Muslim yang cukup mengedepankan ibadah ritula yang sebenarnya hanya untuk pahala dan kepentinhan diri sendiri. Ibadah yang berdampak pahala untuk diri sendiri. Â Seperti ungkapanMuhammad Abduh , seorang pembaharu Islam di Abad 19 yang menyatakan :Â
" Saya melihat Muslim di Mesirtapi say tidak melihat Islam di sini. Adapun saya di Paris saya tidak melihat Muslim, tapi saya melihat Islam di sana.. Muslim belum tentu berperilaaku Islami dan Non Muslim bisa jadi kelakuannya malah lebih Islami.Â