Aha... menulis dengan ditemani Kartu Lampu Aladin ku dan struktur buku diktat seperti air jernih keluar dari mata air berlari menuruni lembah menganak sungai menuju samudera luas. Buku diktat telah dijilid bersampul merah muda yang satu diberikan ke Datuk Bulkaeni Rang Kayo selepas upacara bendera Senin ke dua di bulan Juli. Datuk tak percaya melihat buku diktat yang dipegang sebagai buah karya ku.
"Onde mandeeee... Datuk seakan tak percaya bila tak menerima langsung buku diktat ini dari ustadz. Kurang lebih dari sepekan, buku diktat PAI yang ditulis ustadz sudah selesai." Datuk terheran-heran tak percaya. Dilihatnya halaman demi halaman sambil sesekali menarik nafas panjang karena penyakit asma yang diderita. Kadang kala, Datuk tersenyum tipis hanya menggerakkan sedikit sudut bibir yang hilam legam terbakar asap rokok. Sesekali diselingi dengan menyeruput kopi coklat kental. Tiba-tiba Datuk berkata kepada ku. "Ustadz! Saya menugaskan ustadz untuk segera membuat Workshop Guru Menulis Karya Ilmiah dalam Bentuk Diktat yang diselenggarakan oleh sekolah kita. Namun, saya izinkan peserta workshop bisa diikuti oleh para guru di luar sekolah kita. Kira-kira waktunya berapa hari ustadz? Tanya Datuk.
"Kalau membuat Workshop Guru Menulis Karya Ilmiah dalam Bentuk Diktat, minimal tiga hari. Namun, perlu ditambah sehari lagi untuk materi Cara Efektif dan Efisien Membaca."
"OK, tak apalah. Nanti sekolah diliburkan karena semua guru wajib mengikuti kegiatan ini dan gratis. Untuk peserta guru-guru dari luar sekolah kita, dikenakan minimal biaya makan dan foto copy materi pelatihan."
"Kira-kira pelaksanaan workshop kapan?" tanya ku ke Datuk.
Datuk kemudian melihat kalender dan memanggil wakasek kurikulum untuk menentukan waktu pelaksanaan workshop. Wakasek kurikulum segera membawa kalender pendidikan agar tak terlalu lama mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Akhirnya diputuskan sebulan mendatang karena ada hari libur nasional yang jatuh pada hari Sabtu. Murid-murid libur mulai hari Kamis, sedang para guru mengikuti workshop. Seluruh guru di sekolah kami tak ada yang tertinggal mengikuti workshop. Peserta dari luar sekolah kami, lebih banyak diikuti oleh para wakasek kurikulum dari masing-masing sekolah.
Akhirnya, yang ditunggu-tunggu peserta workshop segera tiba. Praktek Menulis Buku Diktat sesuai dengan bidang studi masing-masing. Seluruh peserta memenuhi ruang perpustakaan antri pinjam buku sebagai referensi penulisan buku diktat. Karena masalah waktu dan keterbatasan tenaga, praktek lebih ditekankan pada proses pembuatan Kartu Lampu Aladin dan Membuat Struktur Buku Diktat. Untuk mengisi Struktur Buku Diktat, dipersilahkan menyelesaikan di rumah masing-masing. Pak Datuk Bulkaeni Rang Kayo memberikan batas waktu kepada para guru SMP Baitul Arief penyelesaian Buku Diktatnya selama sepekan. Ternyata pada hari yang telah ditentukan, seluruh guru antri di muka ruang kepala sekolah untuk menyerahkan hasil karyanya. Semua guru ceria dan merasa bangga bisa menulis Buku Diktat untuk dipersembahkan ke murid-muridnya. Setelah semua buku diktat terkumpul. Kepala Sekolah memanggil ku masuk ke ruangannya.
"Assalamu'alaikum, Pak Datuk memanggil saya?" tanya ku sambil sedikit membungkukkan badan.
"Wa'alaikumsalam. Iya, silahkan duduk ustadz."
"Ustadz sudah melaksanakan tugas dengan baik. Saya ada hadiah buat ustdadz." Datuk bangkit dari tempat duduk berjalan menuju lemari kusam karena pelitur warna hitam telah dimakan usia. Lemari itu menyimpan tas kulit kumal milik Datuk. Diambillah amplop berwarna coklat muda dari tas dan Datuk berjalan ke arahku. " Ustadz, ini ada rezeki. Saya kemaren mengisi pengajian di Padang oleh tuan rumah dikasih amplop ini. Saya tak tahu isinya apa. Jadi ini sebagai tanda gembira saya karena para guru sudah mampu menulis Buku Diktat sesuai dengan bidang studi yang diajarkan untuk dua semester."
Aku segera bangkit dari kursi, menerima amplop pemberian Datuk Bulkaeni Rang Kayo.