Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepemimpinan Indramayu: Tidak hanya Kuantitatif, dan Janji yang Terabaikan

12 Oktober 2022   10:13 Diperbarui: 12 Oktober 2022   10:18 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kriteria yang disebutkan alfan Alfian kemudian pasangan Nina-Lucky sebagai pemimpin politik dengan keterpanggilan dan tanggung jawabnya. Keduanya memiliki harapan besar dalam mewujudkan Indramayu bermartabat melalui Sapta Nata Mulia Jaya yang menjadi tolok ukur dalam mewujudkan  Indramayu Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat  (Bermartabat).

99 programnya disingkat dengan 'Jalan Halus, Ekonominya Mulus, Anak-anak Sekolah Pada Lulus, dan Orang Tua Punya Pulus'.

Jalan Halus berarti berarti soal infrastruktur di Kabupaten Indramayu yang akan dibenahi lebih baik. Ekonomi Mulus, berarti berbicara soal pedagang dan daya beli masyarakat.

Selanjutnya Anak-anak Pada Lulus, berarti program yang mencakup pendidikan dan kesehatan.

Orang Tua Punya Pulus, berarti jangan menghabiskan uang untuk keperluan saja tapi harus ada sisi investasi. Jangan jadi miskin struktural, kerja hari ini langsung habis. Prioritas pertama yang akan menjadi unggulannya adalah soal kesejahteraan petani dan nelayan. Hal ini disebabkan mayoritas masyarakat di Kabupaten Indramayu adalah petani dan nelayan.

Kita akan kawal, ketika itu dengan optimisme dengan berpartisipasi aktif dan menjadi pemain di daerah sendiri untuk mengusung misi besar, Indramayu yang lebih baik dan lebih maju. Mungkinkah? Semua sangat bergantung pada kemauan pemimpin politik dan partisipasi masyarakat. Kepemimpinan yang tidak hanya mengandalkan demokrasinya dalam konotasi kuantitatif tetapi lebih pada Deliberatif yang dapat meningkatkan kualitas kebijakan publik.

Janji; Realitas Politik?

Pertanyaan mungkinkah di atas pada akhirnya mewujud dalam realitas. Janji tinggal janji, tapi realitas terabaikan.

Memang ketika pemimpin politik mengikatkan diri pada sejumlah janji kampanye pada proses demokrasi pemilihan misalnya menurut M. Alfan Alfian adalah lazim saja. Kalau Rene Descartes beradagium cogito ergo sum---aku perpikir, maka aku ada---pemimpin politik; aku berjanji maka aku ada. Politisi selalu berdalih, janji kampanye itu satu hal, memerintah adalah hal lain. Ini mirip sindiran mantan PM Uni Soviet Nikita Khrushchev (1958-1964), politisi itu semuanya sama; mereka janji membangun jembatan, meskipun tidak ada sungai. Bagi politisi bahkan garam tidak selamanya berasa asin.

Janji untuk membangun, bukan penguasa tapi pemimpin, mensejahterakan rakyat, menghilangkan kebodohan, memberantas kemiskinan, nafas rakyat adalah jiwaku, pendidikan harus dimartabatkan melalui kesejahteraan gurunya, kesehatan gratis dan lain-lain adalah jargon-jargon yang sering dijanjikan pada kampanye dalam proses demokrasi.

Kenyataannya hanya lip service, hanya menghasilkan 'artis' pura-pura pemimpin. Birokrat menjadi mainan politik. Hanya perubahan warna cat gedung, jembatan, jilbab dari satu warna ke warna lainnya yang penuh kamuflase. Birokrat kompeten tidak tampak. Kalah sama barisan puja-puji, menjilat dan phobi terhadap kritik serta lena dalam hegemoni yang mengekang kreasi untuk terus berjuang bagi kesejahteraan masyarakat dan rakyatnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun