Partai NasDem; Langkah Berani Mendengar Denyut Suara Hati Rakyat
 Oleh: Masduki Duryat*)
Â
Partai NasDem pada akhirnya secara resmi mengumumkan calon presidennya yang akan diusung di tahun 2024.
Pengumuman ini juga disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Surya Paloh meyakini anak-anak bangsa saat ini memiliki performa kepemimpinan yang baik, oleh karena itu ia memilih yang terbaik dan pilihan itu jatuh pada sosok Anies Rasyid Baswedan.
Pada perspektif yang berbeda, pemilihan Anies R. Baswedan juga sekaligus menegaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia saat ini memperlihatkan kenyataan bahwa setidaknya sejumlah pemimpin lokal telah membuktikan keberhasilannya dalam mengelola permasalahan kehidupan masyarakat yang terealisir di daerah yang dipimpinnya.
Sederet nama besar kepala daerah yang patut juga diperhitungkan, telah lahir dan menunjukkan keberhasilannya dalam 'mengawal' dan memimpin daerahnya di era otonomi daerah ini.
Pemilu Langsung dan 'Seleksi Alam'
Pemilihan langsung kepala daerah merupakan kerangka kelembagaan baru dalam rangka demokratisasi mewujud di daerah. Proses pemilihan langsung ini tentu memiliki tujuan ideal bisa mereduksi secara luas adanya 'pembajakan kekuasaan' yang dilakukan oleh partai politik yang memiliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Selain itu juga pemilihan kepala daerah secara langsung diharapkan dapat menghasilkan kepala daerah yang memiliki akuntabilitas yang lebih tinggi kepada rakyat. Walaupun dalam bahasa Hanafi, makna langsung di sini lebih berfokus pada hak rakyat untuk memilih kepala daerah, para calon kepala daerah lebih banyak ditentukan oleh partai politik.
Pemilihan langsung kepala daerah dalam upaya menghadirkan calon-calon pemimpin daerah. Sebagai salah satu institusi yang menjadi pintu masuk bagi calon pemimpin daerah diharapkan partai politik dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Pada saat yang sama, jika kepala daerah ini bekerja dengan baik akan menjadi 'panggung' untuk berkiprah lebih luas lagi pada level kancah nasional.
Munculnya nama Anies R. Baswedan, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawangsa, Moh. Ridwan kamil dan sederet nama lain membuktikan itu. Bahwa ada peluang keberhasilan kepemimpinan di daerah untuk berkiprah dalam koridor yang lebih luas, nasional.
 Kegagalan Partai Politik?
 Sebagai salah satu institusi yang menjadi pintu masuk bagi calon pemimpin daerah diharapkan partai politik dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Persoalannya, sejauh ini dalam realitasnya partai politik masih jauh dari harapan tersebut dan keinginan rakyat, seperti melakukan proses pengusungan kandidat yang elitis, rekrutmen calon yang buruk, partai politik dinilai hanya sebatas sebagai alat kekuasaan dan kendaraan atau pemberi tiket, sampai tampilnya arogansi  partai politik dengan menafi'kan suara kritis publik terhadap persoalan yang menyangkut politik kekerabatan, oligarki dan praktek korupsi di daerah.
Partai NasDem mencoba menepis itu semua, dan dengan keberaniannya untuk mengusung Anies R. Baswedan sebagai Calon Presiden 2024. Dalam penilaian Surya Paloh Anies memiliki plat form pemikiran yang sejalan dengan partainya baik dalam perspektif makro maupun mikro. Dengan nada retoris, Paloh mengatakan, "Kenapa Anies? Jawabannya why not the best".Â
Pemilihan Anies menjadi calon presiden dari Partai NasDem juga di samping menepis anggapan kebijakan elitis yang menafikan suara kritis public, Â pada saat yang sama akan mengeliminir anggapan munculkan ketidakpercayaan atau paling tidak degradasi kepercayaan (trusting leader) terhadap kepemimpinan saat ini. Karena dinilai oleh masyarakat kepemimpinan saat ini tidak memiliki kompetensi untuk mengangkat kehidupan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Bahkan dalam perspektif sebagian masyarakat Indonesia, keberadaan pemimpin-pemimpin yang ada sekarang berkontribusi semakin membawa keterpurukan yang sudah terjadi sebelumnya.
 Pemimpin Lokal yang Negarawan
 Diskursus tentang pemimpin dan kepemimpinan masa depan, memiliki hubungan resiprokal yang selalu berkelindan dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa ini. Bangsa ini sangat membutuhkan kehadiran pemimpin yang kuat dari sektor kehidupan masayarakat, pemimpin yang berwawasan kebangsaan dalam menghadapi permasalahan bangsa yang sedemikian kompleks. Pemimpin dan kepemimpinan yang intregrative harus memilik pola pikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan sebagai seorang negarawan dan memiliki kelebihan-kelebihan spesifik sebagai seorang pemimpin.
 Selaras dengan implementasi Otonomi Daerah di Indonesia yang melandaskannya pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pada Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota memiliki kepala daerah sebagai kepala pemerintahan. Kepala daerah Provinsi disebut Gubernur, kepala daerah Kabupaten disebut Bupati dan kepala daerah Kota disebut Walikota yang semuanya dipilih langsung oleh rakyat. Point penting dari semangat pelaksanaan otonomi daerah adalah rakyat berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kehidupan berdemokrasi.
Rakyat dalam system otonomi daerah memiliki otoritas untuk memilih pemimpin serta  mengatur dan mengurus sendiri urusan daerahnya. Penyelenggaraan pemerintah di Indonesia saat ini memperlihatkan kenyataan bahwa setidaknya sejumlah pemimpin lokal telah membuktikan keberhasilan mengelola permasalahan kehidupan masyarakat yang terealisir di daerah yang dipimpinnya.
Pada konteks ini, munculnya Anies juga sebuah fenomena yang menarik, di tengah 'penjegalan' yang dilakukan oleh lawan-lawan politiknya, termasuk juga oleh institusi negara. NasDem melalui Surya Paloh telah menunjukkan keberaniannya untuk mendengar suara hati rakyat. Karena rakyat juga sudah memberikan penilaian yang obyektif terhadap kepemimpinan Anies Baswedan selama memimpin Jakarta.
Menarik untuk dikedepankan tulisan Toni Rosyid, pengamat politik dan pemerhati bangsa, Anies, menurutnya, adalah pemimpin yang bekerja berbasis gagasan dan narasi, satunya kata dengan perbuatan, menunaikan janji-janji politik yang terukur dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Jelas keberpihakannya kepada rakyat yang layak mendapatkan pembelaan.
 *)Penulis adalah dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Wirapanjunan Kandanghaur Indramayu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H