Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelisik Kurikulum 2022 dan Konsep Pendidikan Ibnu Sina; Sebuah Telaah Awal

18 September 2022   08:48 Diperbarui: 18 September 2022   08:49 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibnu Sina juga perpandangan, pendidikan harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan dan potensi yang dimilikinya.

Dengan demikian akan mampu memunculkan tenaga-tenaga profesional, dengan pendekatan pembelajaran yang tidak hanya teoretik tetapi juga melatih skill, mengubah budi pekerti ke arah yang lebih baik dan kebebasan peserta didik untuk berfikir.

Dengan demikian aspek kurikulum dibuat sebagus apapun harus bertumpu---dengan bahasa Ibnu Sina pada akhlaq---pada membangun kepribadian, karakter dan budi pekerti yang sesuai dengan agama dan kondisi sosial masyarakatnya.

Ibnu Sina jauh sebelum UNESCO mencanangkan 4 (empat) pilar dalam proses pembelajaran; Learning to know, to do, to be dan live together telah diimplementasikannya dengan sempurna menuju masyarakat yang berkeadaban.

Sehingga perlu diupayakan---sebagaimana juga pada Kurikulum 2022---the ultimate goal---dari pendidikan menjadikan peserta didik yang berakhlak, mencintai kearifan lokal yang tidak melulu mengandalkan kecerdasan intelektual.

Kalau lembaga pendidikan hanya menghasilkan output dengan gelar pendidikan yang panjang lalu menjadi koruptor, tidak bermoral dan mengandalkan kesombongan. Maka tidak salah kalau ada orang yang mengatakan, lembaga pendidikan telah gagal. Karena telah mencetak manusia yang tidak manusiawi.

Oleh:
Masduki Duryat

*)Penulis adalah Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan Ketua STKIP al-Amin Indramayu, tinggal di Kandanghaur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun