Mohon tunggu...
Masduki Duryat
Masduki Duryat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang praktisi pendidikan, berkepribadian menarik, terbuka dan berwawasan ke depan. Pendidikan menjadi concern saya, di samping tentang keagamaan dan politik kebijakan--khususnya di bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta dan Daya Tarik Perempuan

4 September 2022   19:53 Diperbarui: 4 September 2022   19:55 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cinta pada perspektif laki-laki normal tidak lepas memperbincangkannya dengan terma perempuan.

Perempuan atau Wanita?

 

Kenapa terma ini juga diperbincangkan? Ada sisi yang berbeda ketika memperbincangkan keduanya. Penulis lebih cenderung menggunakan terma perempuan---walaupun kemudian mengalami pergeseran makna---dibanding dengan terma wanita.

Kalau kita tilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kedua kata tersebut bermakna demikian; Pertama, Perempuan /pe*rem*pu*an/(n) orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui; Kedua, Wanita /wa*ni*ta/(n) istri; bini.

Kata perempuan berasal dari kata dasar empu yang berarti 'tuan' atau 'orang yang mahir/berkuasa'. Terdapat makna yang cukup dalam di sini. Kata ini berarti bahwa perempuan memiliki penuh tubuhnya dan menjadi tuan bagi dirinya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, kata perempuan bergeser maknanya di masyarakat menjadi hal-hal yang berkaitan dengan keistrian dan rumah tangga.

Dengan kata lain, jika seseorang disebut sebagai perempuan, sering disalahartikan hanya sebagai 'penunggu rumah' saja. Padahal, secara arti, perempuan memiliki makna kemerdekaan seseorang tanpa kewajiban 'melayani' atau 'diinginkan'.

Kata berikutnya adalah wanita. Wanita, dalam etimologi bahasa Jawa, diterjemahkan sebagai 'wani ditoto', artinya 'berani diatur'. Berangkat dari sini, maka sulit bagi seorang wanita untuk memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, apalagi di masyarakat. Maka, seorang wanita tidak bisa menghindar jika didikte oleh seorang pria.

Ringkasnya, penggunaan kata wanita cenderung membuat seseorang menjadi objek saja, karena tidak merdeka atas dirinya sendiri.

Itulah kenapa di negeri ini, ada Kementerian bernama Kementerian Pemberdayaan Perempuan, dan pada dunia internasional ada hari perempuan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun