Mohon tunggu...
Mas Dosen
Mas Dosen Mohon Tunggu... -

Seorang pengajar lepas di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Kampus terbaik itu bernama Universitas Kehidupan. Hiduplah Indonesia Raya!

Selanjutnya

Tutup

Money

Moeldoko Dukung Kemajuan Ekonomi Syariah

27 Maret 2018   16:49 Diperbarui: 17 Oktober 2018   02:46 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo : ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Selamat kepada Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko yang baru saja dilantik menjadi Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), yang berlangsung bersamaan dengan Rapat Kerja MES di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta, Sabtu (24/3) lalu. Perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu sendiri merupakan sebuah organisasi masyarakat ekonomi dan bisnis syariah terbesar di Indonesia.

Memang apa pentingnya sih mengembangkan ekonomi syariah? Fyi, waktu Indonesia terkena krisis ekonomi, hanya bank yang memiliki sistem syariah saja yang mampu bertahan lho. Gak heran kalau kemudian banyak juga negara-negara lain yang notabene tidak memiliki penduduk mayoritas muslim pun ikut-ikutan mengembangkan instrument syariah secara internasional. Oleh karena itu, sudah sepatutnya ekonomi syariah tidak lagi hanya menjadi alternatif solusi krisi moneter saja, namun juga mampu berperan menjadi lokomotif perekonomian Indonesia.

Cakep kan?

Moeldoko yang juga menjabat Kepala Staf Kepresidenan pun lantas menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah. Dalam berbagai pemberitaan yang say abaca, beliau bahkan sangat serius ingin mendorong sebuah arus ekonomi baru melalui wujud syariah. Langkah konkretnya adalah pemerintah akan menggarap potensi tersebut serta tidak ingin hanya menjadi target pasar dan produksi dari industri negara-negara lain.

Bangsa kita memang sangat konsumtif, tapi menurut saya, sudah saatnya kita menjadi lebih produktif melalui potensi pasar yang sangat besar terhampar di depan mata. Apalagi perkembangan ekonomi syariah terus menunjukkan tren positif dari hari ke hari.

Photo : Shutterstock
Photo : Shutterstock
Ahmad Satori Ismail, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI) bahkan mengatakan bahwa ekonomi syariah semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat. Hal tersebut haruslah di lihat sebagai peluang. Terlebih pemerintah berjanji akan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha yang bergerak di bidang syariah untuk berkembang. Menurut saya, siapapun yang kini bergerak di dalam sektor usaha kecil maupun menengah harus mampu memanfaatkan momentum ini, terutama ditengah atmosfer bisnis perbankan yang sedang sangat menjanjikan.

Tantangan untuk terus menggelindingkan dan memperbesar sektor ekonomi syariah memang cukup besar. Namun mengutip pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin, bahwa tantangan-tantangan tersebut sebenarnya dapat dihadapi dengan baik, karena saat ini sudah sangat terasa dukungan dari pemerintah serta otoritas-otoritas terkait di dalam sektor ekonomi syariah. 

"Sektor ekonomi syariah sudah memiliki pijakan kuat, baik dari sisi regulasi, fatwa terkait produk, jasa dan akad, infrastruktur lembaga keuangan dan bisnis syariah," Mengutip pernyataan Ma'ruf Amin yang saya kutip dari jawapos.com

Sementara itu, Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI itu juga sempat menyinggung pengembangan ekonomi syariah untuk hal-hal yang bersifat produktif, termasuk salah satunya sebagai bagian dari upaya untuk menanggulangi kemiskinan, dalam rangka menekan angka ketimpangan sosial di Indonesia.

Sang jenderal pun mengungkapkan penggunaan pembiayaan syariah mencapai 41,8 persen yang sebagiannya digunakan unuk konsumsi, sedangkan pembiayaan modal kerja sebanyak 34,3 persen dan investasi sekitar 23,2 persen. Moeldoko memaparkan aset perbankan syariah pada sektor industri keuangan syariah mencapai Rp 435 triliun pada 2017 atau sekitar 5,8 persen dari total aset perbankan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun