Duka Sedalam Cinta (DSC) adalah sekuel dari Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP The Movie). Walaupun film ini bisa dibilang berdiri sendiri, namun menurut saya jika tidak menonton Film KMGP, di awal-awal film akan dibuat bingung dengan scene yang loncat-loncat. Namun bagi yang sudah menonton KMGP akan semakin menikmati film DSC tersebut.
Di awal film kita lihat sosok Gagah (Hamas Syahid) yang tercebur ke laut, yang tiba-tiba ada sososk Yudi (Masaji Wijayanto) yang menolongnya. Menurut saya ini kejutan, karena tidak terbayang sebelumnya di film KMGP, bahkan timbul pertanyaan, "Kok Yudi ada disitu?" Nah mulai paham alurnya ketika muncul sosok Kyai Ghufron (Ust Salim A Fillah) yang merupakan abang (Kakak) dari Yudi.
Dari sini banyak pesan-pesan moral, kepedulian terhadap lingkungan, dan tausiyah bergizi ala Kyai Ghufron a.k.a Ust Salim A Fillah, dan ini salah satunya, "Life is too short when we can't give something useful for the others, ini prinsip terimakasih, ada yang kita terima ada yang kita kasih, work hard and give hard".
Selain mendapatkan nutrisi bergizi, inspirasi, motivasi dan edukasi, di film DSC ini kita juga akan dimanjakan dengan pemandangan-pemandangan indah Ternate dan Halmahera Selatan. Dengan kata lain, selain mendapatkan pesan-pesan Qur'aniyah, kita juga akan pendapatkan pesan-pesan Kauniyah (alam). Seolah-olah ada Pesan CINTA dari Allah SWT yang disuguhkan dalam film ini untuk kita semua para penontonnya.
Di film ini kita juga diajarkan bagaimana menjaga dan memelihara potensi alam untuk kemakmuran warganya, dalam hal ini Pulau Bacan di Halmahera Selatan, penghasil batu bacan terbesar di Asia, bahkan dunia. Bagaimana seorang Bupati Halmahera Selatan, lebih melawan hegemoni asing dan memilih warganya (istilah kerennya sekarang pribumi) untuk mengelola kekayaan alam di daerahnya (dalam hal ini batu bacan). Tuh.. kurang kereeen apa coba...!!! Semoga bisa dicontoh oleh pemimpin daerah-daerah lain dalam memberdayakan warganya guna mengelola kekayaan alam di daerahnya.
Sutradara (Firmansyah), penulis skenario (Fredy Aryanto) dan produser KMGP-DSC (Helvy Tiana Rosa) yang merupakan penulis langsung karya fenomenal Ketika Mas Gagah Pergi, nampaknya ingin mengajak kita semua para penontonnya mengarungi perjalanan menuju Ridho-Nya, Ridho Allah SWT, dengan penggarapan film yang apik dan epik, tanpa menggurui, namun banyak pesan-pesan moral dan pesan-pesan CINTA tuk menuju Ridho-Nya.
Mas Gagah pun menyambut perubahan Gita dan terus memotivasi, serta meyakinkan Gita bahwa Mas Gagah ga akan pergi, Mas Gagah akan selalu dekat dengannya dan akan selalu dekat di hati Gita. Dan Gita pun terus menggali apa yang Mas Gagah ajarkan kepada Gita, hingga pada suatu seminar, Gita menanyakan tentang urgensi berjilbab. Dan salah satu pengisi seminar tersebut adalah Nadia Hayuningtyas (Izzah Ajrina) yang suka disapa Mba Nadia. Dan Gita pun nampak terpuaskan dengan jawaban-jawaban cerdas dan bernas Mba Nadia. Naaah... yang lagi galau untuk urusan berhijab atau menutup aurat tonton gih film ini, apalagi sampai lepas-pasang jilbab...?!? Na'udzubillah... di film ini kamu (wanita) akan merasakan sendiri inspirasi, motivasi dan edukasi tentang urgensi berhijab tanpa menggurui dan memaksa kamu untuk berhijab loh... OK mba bro..!!!
DI film KMGP kita juga masih ingat pesan Mas Gagah, "Kalau kau tak setuju pada suatu kebaikan yang mungkin belum kau pahami, kau bisa tetap menghargainya". Itulah quote-quote Mas Gagah yang menurutku keren beud.Â
Insiden penyerangan Rumah Cinta oleh preman kampung sebelah, mengakibatkan Gagah harus dilarikan ke rumah sakit. Gita yang sudah berubah dan ingin menunjukkan perubahannya kepada Mas Gagah, hingga rela menunggu lama bersama Mama dirumah, langsung bergegas menuju rumah sakit tempat Mas Gagah dirawat.Â
Orchestra Praha Mas Dwiki Dharmawan melengkapi keindahan film ini. Telinga kita dimanjakan dengan alunan-alunan musik yang sesuai dengan adegan-adegan yang ada di film ini. OST Film DSC sangat mendukung film ini, Rabbana yang dilantunkan Indah Nevertari, Jalan Yang Kupilih yang dilantunkan Hamas Syahid dan Pesan Cinta yang dilantunkan Ita Purnamasari, digarap secara apik oleh Mas Dwiki Dharmawan. Tentunya kita semua tak akan meragukan lagi kemampuan Dwiki Dharmawan Orchestra.
1. Di film DSC ada adegan Gita yang masih memakai seragam sekolah, namun tak ada adegan di sekolah seperti di film KMGP. Padahal adegan-adegan lucu Gita dan Tika serta teman-temannya di sekolah itu ngangenin, apalagi dengan kata-kata gaul Tika yang bikin film KMGP jadi gaol beud gtooh loh.. Jika di explore lagi di DSC, sepertinya akan semakin memanjakan kids zaman now ketika menonton film ini, selain pesan-pesan moral, motivasi, edukasi dan inspirasi yang ada didalamnya.
2. Insiden di Rumah Cinta, secara Mas Gagah pernah menjadi juara bela diri tae kwon do (di film KMGP), menurut saya akan lebih dramatis jika ada adegan berantem terlebih dahulu sebelum Mas Gagah dilarikan ke rumah sakit.
Mas Djoen (10/11/2017).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H