Sebelum menggelar Gala Premiere Duka Sedalam Cinta (DSC) tanggal 18 Oktober 2017, tim dan kru Film DSC betul-betul berjihad fisabilillah agar film inspiratif ini bisa tayang di bioskop tanah air.
Tim dan kru DSC harus mengatur strategi dan argumentasi untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dari pihak bioskop yang dalam tanda kutip "diskriminasi" terhadap film islam.
Tiga film yang bernafaskan islam diadu dan dibenturkan di jadwal tayang yang bersamaan. Duka Sedalam Cinta, Syeikh Abubakar dan Surgapun Ikut Menangis mendapatkan jadwal tayang yang sama dari pihak bioskop, yaitu tanggal 19 Oktober 2017. Padahal film-film bergenre yang lain banyak juga yang akan tayang, tapi kenapa 3 film bergenre islam dibenturkan di jadwal penayangan yang sama? Apa maksudnya?Â
Astaghfirullaahaladziim... Ampuni kami yaa Rabb... Semoga pengusaha-pengusaha muslim bisa membuat jaringan bioskop yang lebih friendly dan obyektif, serta membantu film-film inspiratif, edukatif dan berkualitas, namun tidak mempunyai biaya promo yang memadai. Aamiin yaa Rabbanaa...
"Kami mendapatkan layarnya sangat sedikit dari XXI, sedih sih.. tapi kami ga mau menyerah, kami akan fighting, supaya penontonnya tetap banyak, walaupun hanya sedikit layar yang didapatkan," ujar Helvy saat Gala Premiere DSC (Rabu, 18/10/2017).
Selain itu film DSC ini juga mempromosikan pariwisata di daerah Maluku Utara, khususnya Ternate dan Halmahera Selatan. Kepulauan Widi salah satunya, yang tadinya merupakan pulau tak berpenghuni, sekarang sudah menjadi obyek pariwisata di Halmahera Selatan. Bahkan pada tanggal 25-29 Oktober 2015 telah diadakan "Widi International Fishing Tournament (WIFT) 2017" yang di ikuti setidaknya 1500 peserta dan 175 diantaranya merupakan peserta dari luar negeri.
"Kalau kau tak setuju pada suatu kebaikan yang mungkin belum kau pahami, kau bisa tetap menghargainya" begitulah pesan Mas Gagah kepada kita semua. Tentunya dalam koridor fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), bukan dalam kemaksiatan dan dosa.