Mohon tunggu...
SUMARDIONO
SUMARDIONO Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh Agama Islam Fungsional Kemenag Kabupaten Gresik

Sumardiono atau biasa dipanggil mas Dion mengabdi sebagai Penyuluh Agama Islam Fungsional di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik. Bertugas di KUA Kebomas. Sarjana lulusan Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Magister Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya. Disamping melakukan kegiatan kepenyuluhan, ia juga menulis beberapa artikel dan buku. Sosok yang sederhana. Suka dengan ilmu dan membaginya. Kajian favoritnya berkaitan dengan studi agama, filsafat, tasawuf, sosial-budaya, pemberdayaan masyarakat, literasi zakat wakaf, kebijakan publik, sertifikat halal, perkembangan dunia islam dan isu-isu kontemporer. Mas Dion juga tertarik dengan perkembangan sains dan teknologi. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam didepan laptop dan membicarakan atau mendengar kajian masalah agama, masalah sosial budaya, isu politik, masalah filosofis. Tujuan besarnya adalah ingin memberi manfaat dan berbagi pada sesama tanpa membedakan suku, agama, ras dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekuatan Sains dan Spiritualitas dalam Konteks Kepenyuluhan

10 November 2024   19:27 Diperbarui: 10 November 2024   19:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada malam tahun baru Yahudi, sebuah serangan besar dari Iran menggetarkan Tel Aviv, mengakibatkan kehancuran pada beberapa fasilitas militer Israel. Rudal hipersonik yang ditembakkan menargetkan pusat strategis, termasuk markas Mossad dan pangkalan udara utama. Iron Dome, sistem pertahanan yang terkenal canggih, kali ini tidak mampu menghentikan serangan karena diretas, mengungkapkan bahwa teknologi pun bisa dikalahkan dalam kondisi tertentu.

Israel, dengan kekuatan teknologinya, memang menjadi salah satu negara terkuat di dunia. Mereka mengandalkan sains untuk menjaga keamanan negara, dengan teknologi canggih seperti Iron Dome, sistem komunikasi yang mampu melacak musuh, dan senjata berat dari negara sekutu. Ini menunjukkan bahwa dalam pertempuran modern, sains menjadi elemen kunci. Negara-negara yang maju dalam teknologi, seperti Iran, mampu menyaingi kekuatan Israel yang sebelumnya sulit ditembus.

Namun, sains bukan satu-satunya kekuatan yang dimiliki Israel. Mereka juga memiliki kekuatan spiritual yang berasal dari tradisi Kabbalah. Pada awalnya, Kabbalah adalah tradisi spiritual yang mendalam, namun ketika kekuatan spiritual ini tidak lagi terhubung dengan Tuhan, ia berubah menjadi bentuk lain yang lebih berbahaya. Seperti yang kita lihat dalam sejarah, spiritualitas yang kehilangan koneksi dengan Sang Pencipta seringkali bergeser menjadi bentuk penyembahan lain, yang dalam kasus ini melibatkan elemen-elemen sihir.

Inilah tantangan yang dihadapi umat Islam hari ini. Tidak cukup hanya dengan melakukan ritual ibadah seperti sholat, puasa, dan zikir jika tidak diiringi dengan iman yang kuat dan pemahaman mendalam akan tantangan global. Israel, dengan segala kecanggihannya, tidak terlalu mengkhawatirkan negara-negara Islam yang fokus hanya pada ritual agama tanpa penguasaan sains dan teknologi. Mereka justru lebih memperhatikan negara seperti Iran yang tidak hanya menguatkan iman, tapi juga membangun kemampuan ilmiah dan teknologi yang kompetitif.

Serangan pada malam tahun baru Zionis ini bukan sekadar kebetulan. Ini adalah simbol dari bagaimana kekuatan spiritual yang salah bisa dihancurkan oleh kekuatan yang benar. Keberanian Sayyid Ali Khamenei dalam memilih waktu serangan menunjukkan pemahaman akan pentingnya momen spiritual. Upacara sihir yang dilakukan pada hari raya Rosh Hoshana dipatahkan, dan ini memberikan pelajaran bahwa kejahatan, baik berbentuk teknologi maupun sihir, bisa dikalahkan oleh kekuatan iman yang sejati.

Dalam konteks penyuluhan, penting bagi kita untuk menyadari bahwa melawan kekuatan global seperti Israel membutuhkan keseimbangan antara kekuatan spiritual dan penguasaan sains. Kekuatan doa dan ibadah harus diiringi dengan kemampuan untuk berinovasi, mempelajari teknologi, dan membangun kekuatan ilmiah. Hanya dengan itu, umat Islam bisa berdiri tegak dan mempertahankan kehormatan mereka di panggung global.

Sebagai umat Islam, kita harus mengambil pelajaran dari sejarah Musa dan Firaun, bagaimana kekuatan spiritual yang terhubung dengan Tuhan bisa mengalahkan kekuatan sihir. Kemenangan umat bukan hanya tentang seberapa banyak ibadah yang kita lakukan, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan ilmu pengetahuan dan kekuatan iman dalam menghadapi musuh yang nyata.

Mari kita jadikan perlawanan terhadap kekuatan zionis ini sebagai momentum untuk memperkuat iman kita, tidak hanya dalam ritual, tetapi juga dalam kemampuan ilmiah dan spiritual yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun