Mohon tunggu...
SUMARDIONO
SUMARDIONO Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh Agama Islam Fungsional Kemenag Kabupaten Gresik

Sumardiono atau biasa dipanggil mas Dion mengabdi sebagai Penyuluh Agama Islam Fungsional di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik. Bertugas di KUA Kebomas. Sarjana lulusan Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Magister Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya. Disamping melakukan kegiatan kepenyuluhan, ia juga menulis beberapa artikel dan buku. Sosok yang sederhana. Suka dengan ilmu dan membaginya. Kajian favoritnya berkaitan dengan studi agama, filsafat, tasawuf, sosial-budaya, pemberdayaan masyarakat, literasi zakat wakaf, kebijakan publik, sertifikat halal, perkembangan dunia islam dan isu-isu kontemporer. Mas Dion juga tertarik dengan perkembangan sains dan teknologi. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam didepan laptop dan membicarakan atau mendengar kajian masalah agama, masalah sosial budaya, isu politik, masalah filosofis. Tujuan besarnya adalah ingin memberi manfaat dan berbagi pada sesama tanpa membedakan suku, agama, ras dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selfie: Antara Ekspresi Diri dan Kecemasan Sosial

29 Oktober 2023   15:40 Diperbarui: 29 Oktober 2023   16:04 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selfie, atau foto diri sendiri dengan menggunakan kamera ponsel, telah menjadi fenomena sosial yang tak terelakkan di era digital saat ini. Hampir setiap orang pernah melakukan selfie, baik untuk mengabadikan momen penting, menunjukkan penampilan terbaru, atau sekadar mengisi waktu luang. Selfie juga sering diunggah ke media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau Twitter, dengan berbagai macam hashtag dan filter.

Namun, apa sebenarnya yang mendorong orang untuk melakukan selfie? Apa dampak positif dan negatifnya bagi psikologi dan hubungan sosial mereka? Dan bagaimana kita seharusnya bersikap terhadap fenomena selfie ini?

Motivasi Selfie

Menurut beberapa ahli teori sosial, selfie adalah salah satu bentuk ekspresi diri yang memungkinkan individu untuk menciptakan identitas mereka sendiri dan menunjukkan keunikan mereka kepada dunia.  Selfie juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan kesejahteraan.  Beberapa orang juga melakukan selfie untuk berbagi pengalaman, emosi, atau informasi dengan orang lain, baik teman, keluarga, maupun komunitas tertentu. 

Namun, tidak semua motivasi selfie bersifat positif. Beberapa orang juga melakukan selfie karena dorongan faktor eksternal, seperti tekanan sosial, kompetisi, atau pencarian perhatian.  Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi psikologi dan hubungan sosial mereka.

Dampak Negatif Selfie

Salah satu dampak negatif selfie adalah gangguan citra tubuh atau body image. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa selfie dapat menyebabkan individu menjadi lebih sering dan lebih negatif memperhatikan penampilan fisik mereka. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan makan, depresi, atau rendahnya harga diri. 

Selain itu, selfie juga dapat menimbulkan kecemasan sosial atau social anxiety. Beberapa orang merasa perlu untuk mengedit atau memanipulasi foto selfie mereka agar terlihat lebih sempurna sebelum mengunggahnya ke media sosial.  Hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan diri, ketakutan ditolak, atau kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain. 

Terkadang, selfie juga dapat menimbulkan konflik atau masalah hukum. Beberapa contoh kasus yang pernah terjadi adalah:

  • Kasus "monkey selfie", di mana seekor monyet mengambil foto dirinya sendiri dengan kamera milik seorang fotografer profesional. Hal ini menimbulkan sengketa hak cipta antara fotografer tersebut dengan organisasi PETA yang mengklaim bahwa monyet tersebut adalah pemilik sah dari foto tersebut. 
  • Kasus "selfie bermasalah", di mana seorang wanita mengambil foto dirinya sendiri di depan sebuah mayat yang tergantung di sebuah pohon. Foto tersebut kemudian diunggah ke Facebook dan mendapat banyak kritik dan kecaman dari netizen. Wanita tersebut kemudian ditangkap oleh polisi karena diduga telah melanggar undang-undang tentang penghinaan jenazah. 
  • Kasus "selfie berbahaya", di mana seorang pria tewas akibat tersengat listrik saat mencoba mengambil foto dirinya sendiri di atas sebuah kereta api. Pria tersebut diduga tidak menyadari adanya kabel listrik bertegangan tinggi di atas kereta tersebut. Kasus ini menambah daftar panjang korban tewas akibat selfie yang tidak hati-hati. 

Sikap Bijak Terhadap Selfie

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa selfie memiliki dua sisi: positif dan negatif. Oleh karena itu, kita perlu bersikap bijak dan kritis terhadap fenomena selfie ini.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah:

  • Melakukan selfie dengan tujuan yang positif, seperti mengekspresikan diri, bersenang-senang, atau berbagi pengalaman, bukan karena tekanan, kompetisi, atau pencarian perhatian.
  • Menghargai diri sendiri dan orang lain, tidak membandingkan diri dengan orang lain, dan tidak mengkritik atau menghina orang lain karena foto selfie mereka.
  • Menjaga etika dan keselamatan saat melakukan selfie, tidak mengambil foto di tempat atau situasi yang tidak pantas, tidak mengganggu atau merugikan orang lain, dan tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.
  • Menggunakan media sosial dengan bijak, tidak terlalu terobsesi dengan jumlah like, comment, atau follower, dan tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk selfie atau melihat foto selfie orang lain.

Dengan demikian, kita dapat menikmati selfie sebagai salah satu bentuk ekspresi diri di era digital tanpa harus mengorbankan psikologi dan hubungan sosial kita. Selfie bukanlah hal yang buruk selama kita melakukannya dengan cara yang baik.  Wallahu A'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun