Selfie, atau foto diri sendiri dengan menggunakan kamera ponsel, telah menjadi fenomena sosial yang tak terelakkan di era digital saat ini. Hampir setiap orang pernah melakukan selfie, baik untuk mengabadikan momen penting, menunjukkan penampilan terbaru, atau sekadar mengisi waktu luang. Selfie juga sering diunggah ke media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau Twitter, dengan berbagai macam hashtag dan filter.
Namun, apa sebenarnya yang mendorong orang untuk melakukan selfie? Apa dampak positif dan negatifnya bagi psikologi dan hubungan sosial mereka? Dan bagaimana kita seharusnya bersikap terhadap fenomena selfie ini?
Motivasi Selfie
Menurut beberapa ahli teori sosial, selfie adalah salah satu bentuk ekspresi diri yang memungkinkan individu untuk menciptakan identitas mereka sendiri dan menunjukkan keunikan mereka kepada dunia. Â Selfie juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Â Beberapa orang juga melakukan selfie untuk berbagi pengalaman, emosi, atau informasi dengan orang lain, baik teman, keluarga, maupun komunitas tertentu.Â
Namun, tidak semua motivasi selfie bersifat positif. Beberapa orang juga melakukan selfie karena dorongan faktor eksternal, seperti tekanan sosial, kompetisi, atau pencarian perhatian. Â Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi psikologi dan hubungan sosial mereka.
Dampak Negatif Selfie
Salah satu dampak negatif selfie adalah gangguan citra tubuh atau body image. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa selfie dapat menyebabkan individu menjadi lebih sering dan lebih negatif memperhatikan penampilan fisik mereka. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan makan, depresi, atau rendahnya harga diri.Â
Selain itu, selfie juga dapat menimbulkan kecemasan sosial atau social anxiety. Beberapa orang merasa perlu untuk mengedit atau memanipulasi foto selfie mereka agar terlihat lebih sempurna sebelum mengunggahnya ke media sosial. Â Hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan diri, ketakutan ditolak, atau kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain.Â
Terkadang, selfie juga dapat menimbulkan konflik atau masalah hukum. Beberapa contoh kasus yang pernah terjadi adalah:
- Kasus "monkey selfie", di mana seekor monyet mengambil foto dirinya sendiri dengan kamera milik seorang fotografer profesional. Hal ini menimbulkan sengketa hak cipta antara fotografer tersebut dengan organisasi PETA yang mengklaim bahwa monyet tersebut adalah pemilik sah dari foto tersebut.Â
- Kasus "selfie bermasalah", di mana seorang wanita mengambil foto dirinya sendiri di depan sebuah mayat yang tergantung di sebuah pohon. Foto tersebut kemudian diunggah ke Facebook dan mendapat banyak kritik dan kecaman dari netizen. Wanita tersebut kemudian ditangkap oleh polisi karena diduga telah melanggar undang-undang tentang penghinaan jenazah.Â
- Kasus "selfie berbahaya", di mana seorang pria tewas akibat tersengat listrik saat mencoba mengambil foto dirinya sendiri di atas sebuah kereta api. Pria tersebut diduga tidak menyadari adanya kabel listrik bertegangan tinggi di atas kereta tersebut. Kasus ini menambah daftar panjang korban tewas akibat selfie yang tidak hati-hati.Â
Sikap Bijak Terhadap Selfie