Sudah empat hari belakangan Kota Daeng diwarnai demonstrasi dan macet di hampir setiap kilometer jalan utamanya. Ada satu hal yang membuatku khawatir jikalau gelombang demonstrasi ini terus berlanjut sampai besok. Pasalnya esok hari adalah jadwal pelaksanaan "iB Kompasiana Blogshop & Roadshow Negeri 5 Menara". Andai terjadi demonstrasi lagi saya khawatir akan terlambat atau bahkan tidak bisa hadir karena terjebak di jalan, soalnya dari tempat tinggalku setidaknya ada 6 titik rawan demonstrasi yang harus dilewati. Tetapi keputusan akhir sidang paripurna malam itu, dengan penambahan ayat 6a Pasal 7 yang menjamin tidak ada kenaikan harga BBM dalam kurun 6 bulan, membuat saya bisa tenang dan mempersiapkan diri untuk mengikuti BlogshopN5M keesokan harinya. Makassar termasuk beruntung karena dapat jatah blogshop lagi mengingat belum lama berlangsungnya Blogshop tahun lalu di Wisma Hadji Kalla yang juga sempat saya ikuti. Ini benar-benar berkah bagi kota Makassar dan kesempatan ini harus saya manfaatkan untuk lebih mendongkrak semangat dan pengetahuan tentang menulis. Pagi itu saya bangun lebih awal. Setelah shalat subuh kusempatkan cuci motor terlebih dahulu untuk dipakai ke acara blogshopN5M, maklum sudah berminggu-minggu gak pernah dicuci. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, Sekitar jam 7 pagi saya pun meluncur ke gedung Bank Indonesia tempat berlangsungnya blogshopN5M. Sebenarnya awalnya saya tidak tahu lokasi gedung BI, jadi mesti cari dulu di Google Map, ternyata lokasinya dekat dengan MTC Karebosi. Cuaca cerah dan lalu lintas ramai lancar tanpa ada tanda-tanda akan macet seperti hari-hari sebelumnya. Saat sedang asyik berkendara, tiba-tiba saya dikagetkan oleh cipratan genangan air di aspal dari sebuah mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan tepat di samping saya yang merapat ke pembatas jalan. Wadduh! Karena saking derasnya cipratan air itu celana dan jaket yang saya kenakan jadi basah. Pengen balik ke rumah untuk ganti sudah tanggung karena sudah hampir setengah jalan. Untungnya air cipratan itu tidak kotor dan saya pakai celana kain yang berwarna gelap dan matahari di pagi itu sudah terik jadi saya memperlembat laju sambil berjemur mengeringkan pakaian di badan di atas sepeda motor. Sesampai di Gedung BI, pakaian saya sudah hampir kering. Setelah bertanya ke Satpam motorpun saya parkir di pelataran dan menuju ke Lantai 4 tempat akan berlangsungnya Blogshop N5M. Ternyata saya datang kepagian dan panitia registrasi belum siap. Setelah menunggu beberapa menit (sambil mengeringkan pakaian di badan) registrasi akhirnya dibuka dan saya segera menuju ke meja registrasi dan mencari nama saya yang nomornya sudah saya hafal, nomor 28. Ada goodie bag yang berisi kaos dan notebook. Setelah tanda tangan di absen dan di x-banner saya pun masuk ke dalam ruangan. Masih banyak kursi yang kosong dan jumlah peserta masih bisa dihitung jari. Di samping kiri dan kanan bertengger miniatur perahu layar kebanggaan masyarakat Sul-Sel yang mendunia, perahu Pinisi, dan ukiran-ukiran dinding khas Tana Toraja. Untungnya saya bawa modem karena ternyata gak ada fasilitas Wi-Fi untuk peserta blogshop. Perlahan-lahan peserta pun berdatangan hingga akhirnya seluruh meja dan kursi terisi penuh. Tepat jam sembilan acarapun dimulai dengan dibuka oleh MC yang ganteng dan kreatif. MC menjelaskan sedikit tentang acara ini dan sponsor Islamic Banking Perbankan Syariah. Awalnya saya pikir iB itu adalah singkatan dari Indonesian Bank, ternyata Islamic Banking, yang bukan hanya milik Bank Indonesia saja tetapi seluruh Bank yang berasis syariah. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="MC Membua Acara BlogshopN5M"][/caption] Sesi 1: Bukan Tulisan Apa Adanya (Iskander Zulkarnain) Sesi pertama dibawakan oleh Mas Iskandar yang mengupas tentang creative writing, bagaimana creative writing berbeda dengan scientific writing. Mas Isjet membawakan materi ini dengan sangat lugas dan sesekali diselingi dengan guyonan sehingga tidak menjemukan. Beliau juga mengupas bagaimana mencari dan menghasilkan ide untuk tulisan. Apapun bisa jadi bahan tulisan dan ide datang dari banyak tempat seperti dari baca koran/berita, baca buku/majalah, televisi/radio, jelajah Internet, dan lain-lain. Ide-ide ini kemudian perlu disaring dengan memilih-milih berdasarkan yang paling dikuasai (bukan sekadar disukai), yang paling pertama tahu, dan punya punya kemasan baru (novelty). Ada satu pernyataan dari Mas Isjet yang membuat saya sangat terkesan. "Mampukah kita membranding diri kita dengan suatu kualitas yang orang mengakuinya?" Sebuah pertanyaan yang masih belum bisa saya jawab dengan "Ya", tetapi saya akan menjadikannya sebuah tantangan dan motivasi tersendiri. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Bukan Tulisan Apa Adanya, Mas Iskandar"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H