Mohon tunggu...
Masdin Pacidda
Masdin Pacidda Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa, penerjemah, dan blogger yang senang berbagi lewat tulisan-tulisan online.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tertular Virus Positif Kompasiana BlogshopN5M Makassar: Kembali Semangat Menulis

1 April 2012   12:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah empat hari belakangan Kota Daeng diwarnai demonstrasi dan macet di hampir setiap kilometer jalan utamanya. Ada satu hal yang membuatku khawatir jikalau gelombang demonstrasi ini terus berlanjut sampai besok. Pasalnya esok hari adalah jadwal pelaksanaan "iB Kompasiana Blogshop & Roadshow Negeri 5 Menara". Andai terjadi demonstrasi lagi saya khawatir akan terlambat atau bahkan tidak bisa hadir karena terjebak di jalan, soalnya dari tempat tinggalku setidaknya ada 6 titik rawan demonstrasi yang harus dilewati. Tetapi keputusan akhir sidang paripurna malam itu, dengan penambahan ayat 6a Pasal 7 yang menjamin tidak ada kenaikan harga BBM dalam kurun 6 bulan, membuat saya bisa tenang dan mempersiapkan diri untuk mengikuti BlogshopN5M keesokan harinya. Makassar termasuk beruntung karena dapat jatah blogshop lagi mengingat belum lama berlangsungnya Blogshop tahun lalu di Wisma Hadji Kalla yang juga sempat saya ikuti. Ini benar-benar berkah bagi kota Makassar dan kesempatan ini harus saya manfaatkan untuk lebih mendongkrak semangat dan pengetahuan tentang menulis. Pagi itu saya bangun lebih awal. Setelah shalat subuh kusempatkan cuci motor terlebih dahulu untuk dipakai ke acara blogshopN5M, maklum sudah berminggu-minggu gak pernah dicuci. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, Sekitar jam 7 pagi saya pun meluncur ke gedung Bank Indonesia tempat berlangsungnya blogshopN5M. Sebenarnya awalnya saya tidak tahu lokasi gedung BI, jadi mesti cari dulu di Google Map, ternyata lokasinya dekat dengan MTC Karebosi. Cuaca cerah dan lalu lintas ramai lancar tanpa ada tanda-tanda akan macet seperti hari-hari sebelumnya. Saat sedang asyik berkendara, tiba-tiba saya dikagetkan oleh cipratan genangan air di aspal dari sebuah mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan tepat di samping saya yang merapat ke pembatas jalan. Wadduh! Karena saking derasnya cipratan air itu celana dan jaket yang saya kenakan jadi basah. Pengen balik ke rumah untuk ganti sudah tanggung karena sudah hampir setengah jalan. Untungnya air cipratan itu tidak kotor dan saya pakai celana kain yang berwarna gelap dan matahari di pagi itu sudah terik jadi saya memperlembat laju sambil berjemur mengeringkan pakaian di badan di atas sepeda motor. Sesampai di Gedung BI, pakaian saya sudah hampir kering. Setelah bertanya ke Satpam motorpun saya parkir di pelataran dan menuju ke Lantai 4 tempat akan berlangsungnya Blogshop N5M. Ternyata saya datang kepagian dan panitia registrasi belum siap. Setelah menunggu beberapa menit (sambil mengeringkan pakaian di badan) registrasi akhirnya dibuka dan saya segera menuju ke meja registrasi dan mencari nama saya yang nomornya sudah saya hafal, nomor 28. Ada goodie bag yang berisi kaos dan notebook. Setelah tanda tangan di absen dan di x-banner saya pun masuk ke dalam ruangan. Masih banyak kursi yang kosong dan jumlah peserta masih bisa dihitung jari. Di samping kiri dan kanan bertengger miniatur perahu layar kebanggaan masyarakat Sul-Sel yang mendunia, perahu Pinisi, dan ukiran-ukiran dinding khas Tana Toraja. Untungnya saya bawa modem karena ternyata gak ada fasilitas Wi-Fi untuk peserta blogshop. Perlahan-lahan peserta pun berdatangan hingga akhirnya seluruh meja dan kursi terisi penuh. Tepat jam sembilan acarapun dimulai dengan dibuka oleh MC yang ganteng dan kreatif. MC menjelaskan sedikit tentang acara ini dan sponsor Islamic Banking Perbankan Syariah. Awalnya saya pikir iB itu adalah singkatan dari Indonesian Bank, ternyata Islamic Banking, yang bukan hanya milik Bank Indonesia saja tetapi seluruh Bank yang berasis syariah. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="MC Membua Acara BlogshopN5M"][/caption] Sesi 1: Bukan Tulisan Apa Adanya (Iskander Zulkarnain) Sesi pertama dibawakan oleh Mas Iskandar yang mengupas tentang creative writing, bagaimana creative writing berbeda dengan scientific writing. Mas Isjet membawakan materi ini dengan sangat lugas dan sesekali diselingi dengan guyonan sehingga tidak menjemukan. Beliau juga mengupas bagaimana mencari dan menghasilkan ide untuk tulisan. Apapun bisa jadi bahan tulisan dan ide datang dari banyak tempat seperti dari baca koran/berita, baca buku/majalah, televisi/radio, jelajah Internet, dan lain-lain. Ide-ide ini kemudian perlu disaring dengan memilih-milih berdasarkan yang paling dikuasai (bukan sekadar disukai), yang paling pertama tahu, dan punya punya kemasan baru (novelty). Ada satu pernyataan dari Mas Isjet yang membuat saya sangat terkesan. "Mampukah kita membranding diri kita dengan suatu kualitas yang orang mengakuinya?" Sebuah pertanyaan yang masih belum bisa saya jawab dengan "Ya", tetapi saya akan menjadikannya sebuah tantangan dan motivasi tersendiri. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Bukan Tulisan Apa Adanya, Mas Iskandar"]

Bukan Tulisan Apa Adanya, Mas Iskandar
Bukan Tulisan Apa Adanya, Mas Iskandar
[/caption] Sesi 2: Naratif (Pepih Nugraha) Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan materi Naratif yang dibawakan oleh Kang Pepih Nugraha. "Ada sesuatu di sekitar kita, jangan disimpan dalam hati", demikian kang Pepih mencoba mendongkrak semangat para peserta untuk menulis. Beberapa prinsip menulis yang diungkapkan kang Pepih adalah bahwa suara hati adalah kepribadian dalam menulis, karakter setiap penulis berbeda, dan suara hati itu tercermin dalam cerita. Selain itu, kang Pepih juga memaparkan bagaimana kriteria narasi yang baik, tujuan apa yang perlu dicapai dari narasi, dan ciri apa yang perlu ditonjolkan. Di sela-sela pembahasannya, kang Pepih memberi kesempatan kepada dua peserta untuk tampil di depan bernarasi tentang sebuah peristiwa. Bahkan dari salah satu narasi peserta itu saya justru baru tahu jika ternyata Patung Sultan Hasanuddin yang berdiri kokoh di gerbang masuk Bandara Sultan Hasanuddin ternyata mengandung kontroversi soal sandal yang dipakai patung tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Narasi Kang Pepih Nugraha"]
[/caption] Setelah sesi kedua berakhir acara dilanjutkan dengan istirahat, sholat, dan makan. Sesi selanjutnya adalah sesi yang ditunggu-tunggu, Roadshow 5 Menara yang menghadirkan langsung penulis novel Negeri 5 Menara, Ahmad Fuadi. Karena mas Ahmad agak lambat datangnya, MC mengambil inisiatif mengisi kekosongan dengan permaian unik dan lucu, ganti huruf dan "apa ini kaue". Permainan ini cukup seru dan lumayan membuat peserta terhibur sampai mas Ahmad Fuadi datang. Sesi 3: Menulis, Inspirasi dari Pengalaman Nyata (Ahmad Fuadi) Dengan penampilan yang sederhana dan berkharisma, mas Ahmad Fuadi membuka sesi ini dengan menyuntikkan kata-kata penyemangat "Dengan menulis, banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang terbuka, banyak sekali kesempatan yang dimudahkan. Menulis bukan hanya sekadar menulis, dia punya kekuatan luas biasa. Kata yang ditulis bahkan lebih hebat dari peluru yang bisa menembus jutaan kepala manusia. Tulisan bisa menjelma menjadi apa saja." Setelah itu, mas Ahmad Fuadi menayangkan video tentang perjalanan novel dan film Negeri 5 Menara sampai pengalamannya yang telah berkeliling dunia, yang mana diawali dengan sebuah kata ampuh "Man Jadda Wajada". Mas Ahmad Fuadi kemudian memaparkan mengapa orang membaca novel dan proses menulis yang dikemas secara kreatif dalam 4 pertanyaan: WHY (Luruskan niat), WHAT (subjek familiar), HOW (referensi dan visual), dan WHEN (konsisten). Di akhir sesi, yakni tanya-jawab, ada seorang peserta yang secara terus terang mengungkapkan keinginannya untuk memberi nama anaknya seperti nama penulis novel Negeri 5 Menara, karena inspirasi kuat yang didapat dari novel tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="226" caption="Mas Ahmad Fuadi, Menulis dari Pengalaman Nyata"]
Mas Ahmad Fuadi, Menulis dari Pengalaman Nyata
Mas Ahmad Fuadi, Menulis dari Pengalaman Nyata
[/caption] Setelah sesi ke-tiga, ditambah sambutan dari pihak iB Perbankan Syariah, rangkaian acara Blogshop dan Roadshow Film Negeri 5 Menara ditutup dengan foto bersama. Dari awal saya ingin mengambil gambar bersama ketiga penulis kawakan yang telah mengisi acara ini, tetapi karena saking antusiasnya para peserta untuk foto bersama sampai-sampai saya tidak sempat berfoto bersama mereka, kecuali bersama Kang Pepih Nugraha. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Bareng Kang Pepih Nugraha"]
Foto Bareng Kang Pepih Nugraha
Foto Bareng Kang Pepih Nugraha
[/caption] Makna Acara ini Bagi Saya 1. Selama ini saya akui belum konsisten menulis di blog. Terkadang sulit sekali menemukan waktu untuk menulis, terkadang ada waktu tetapi dorongan untuk menulis itu tidak ada. Setelah mengikuti pemaparan ketiga penulis kawakan ini, pertanyaan Mas Isjet yang menantang, Mampukah kita membranding diri kita dengan suatu kualitas yang orang mengakuinya?, serta nasihat dari Mas Ahmad Fuadi, tulisan bisa menjelma menjadi apa saja, timbul tekad kuat dalam diri saya untuk kembali konsisten menulis di blog. 2. Ketika membaca tulisan seseorang yang menarik entah kenapa saya selalu ingin meniru gaya menulis orang tersebut. Bisa dibayangkan ketika dalam sehari saya membaca sepuluh tulisan dari penulis berbeda maka ada sepuluh pula gaya menulis yang terlintas di kepala. Tetapi dengan wejangan dari Kang Pepih, bahwa setiap penulis harus memiliki karakter tersendiri, maka saya harus mempertahankan gaya menulis saya yang sekarang. Meskipun tampak kaku dan monoton, saya akan berusaha untuk mengasah dan mengasah kemampuan tersebut. 3. Saya selalu merencanakan dan mencita-takan banyak hal, tetapi sangat jarang yang bisa terwujud. Saya akui usaha dan upaya saya untuk mencapainya tidak maksimal dan terkadang tidak memiliki dorongan yang bisa menjaga konsistensi untuk mencapai tujuan tersebut. Semoga mantra "Man Jadda Wajada" dapat menjadi solusi untuk menjaga konsistensi saya dalam menggapi asa dan cita-cita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun