Data NovelÂ
Nama Pengarang : Boy Candra
Judul Novel: Rindu yang baik untuk kisah yang pelikÂ
Jenis Novel: Fiksi, Romance
Penerbit: Sigikata
Tebal Novel : 222 Halaman
Tahun : 2021
Novel "Rindu yang baik untuk kisah yang pelik" adalah salah satu karya penulis yang cukup terkenal di Indonesia yaitu Boy Candra. Novel ini ditulis dengan menggunakan kata-kata yang puitis sesuai dengan gaya penulisan dari Boy Candra. Novel ini berisikan cerita tentang sepasang sejoli yang bernama Salim dan Birni Hidayah. Kisah dalam novel ini banyak berisikan tentang penyesalan dari Salim yang tidak dapat mengungkapkan rasa sukanya kepada Birni Hidayah, hingga Birni pindah ke daerah yang berbeda dengan Salim. Salim digambarkan sebagai seorang anak SMA dan pada saat dewasa dia menjadi seorang pebisnis dalam bidang fashion pakain laki-laki. Â Sementara Birni digambarkan sebagai seorang anak SMA dan pada saat dewasa dia menjadi mahasiswa jurusan desain komunikasi visual serta anak broken home yang tinggal bersama kakek dan neneknya. Selain Menceritakan kisah salim yang hanya bisa memendam rasa sukanya pada Birni, Novel ini juga berisi tentang cerita keluarga antara kedua tokoh.Â
Suatu hari dia mengalami suatu kejadian yang menurutnya itu sangat aneh dan tidak terduga, dimana kejadian tersebut membuat perubahan besar bagi kehidupan Salim. Suatu malam di sela kesibukannya Salim menemukan buku yang berisi kenangan SMAnya bersama Birni. Kisah kedekatan mereka dimulai pada saat selesai upacara bendera 17 Agustusan, mereka ingin makan bakso bersama dan di sanalah terjadi interaksi mereka terjadi. Berawal dari kejadian tersebut muncul rasa ketertarikan Salim untuk mendekati Birni, hari-hari yang mereka lalui penuh suka hingga berakhir pada Birni yang harus pindah sekolah ke luar kota ke tempat kakek dan neneknya karena ayah dan ibu Birni bercerai. Catatan keseharian yang ditulis oleh  Salim yang dulunya berisi kebersamaannya dengan Birni, berakhir dengan tulisan-tulisan yang berisi ungkapan terhadap Birni yang tidak akan bisa lagi dia sampaikan. Dalam menjalani kehidupannya Salim banyak bertemu dengan banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda dan unik, sehingga pertemuan Salim dengan orang-orang disekitarnya membuat kisah cerita yang sangat unik, dan dari setiap hal yang dijalani Salim dan orang-orang disekitarnya tersebut membuat salim belajar akan makna rindu dan menyadari bahwa hidup yang dijalani saat ini tidak selalu berjalan sesuai dengan yang direncanakan.Â
Suatu ketika Salim merindukan akan kebersamaan dengan teman di masa lalu yang bernama Birni. Rasa rindu Salim yang semakin tidak bisa dibendung lagi terhadap Birni, Salim akhirnya membaca kembali surat dan pesan yang ditulis oleh Birni ke Salim, begitupun sebaliknya. Kisah cerita mereka tidak berakhir begitu saja, semesta mempertemukan kembali dalam versi mereka yang sudah dewasa, Salim dan Birni bertemu di pesta pernikahan teman mereka. Dari pertemuan mereka rasa rindu yang dialami oleh Salim semakin mencegah terhadap Birli.Â
Salah satu hal yang menarik untuk disorot dalam novel ini adalah dimana Salim yang tidak bisa mengutarakan rasa cintanya terhadap Birni, hingga Birni pindah keluar kota. Namun dibalik ketidak beranian dia dalam mengutarakan perasaanya pada Birni, Salim mempunyai cara lain untuk bisa menyalurkan rasa sukanya walaupun ungkapan tersebut tidak bisa disampaikan kepada Birni. Untuk menyatakan ungkapan tentang rasa sukanya kepada Birni dia menuliskannya pada catatan keseharian dia yang kemudian dia baca di waktu dia sudah beranjak dewasa. Â
Salah satu kutipan yang terdapat dalam novel ini "Apa hal terburuk dari jatuh cinta? orang yang kamu cintai tidak pernah tahu perasaan itu".Â
Dibandingkan dengan Novel karya Boy Candra yang lainnya, menurut saya cerita yang terdapat dalam novel ini cenderung berfokus ke masa lalu, yaitu beralur mundur sehingga saat membacanya lumayan membosankan. Hal ini terjadi karena pertanyaan-pertanyan yang muncul pada saat di awal membaca buku tersebut baru bisa terjawab pas di akhir cerita. Tidak banyak kejutan-kejutan yang dapat ditemukan pada saat membaca, serta ceritanya yang terdapat didalamnya sudah sering ditemukan yang mirip dengan kisah para tokoh di dalamnya.Â
Akan tetapi ada sisi keunikan tersendiri dari isi novel ini, keunikan tersebut dapat dilihat dari banyak quotes yang terdapat pada novel. Quotes tersebut dapat dikatakan related dengan kehidupan percintaan para pembaca, khususnya orang yang sering memendam rasa suka terhadap orang lain, yang tidak berani mengutarakan perasaannya tersebut. Dalam sampul akhir Novel "Rindu yang baik untuk kisah yang pelik" ini kita dapat menemukan catatan yang berisi curahan hati dari Salim. Isi dari catatan tersebut berbunyi :Â
"Aku bahkan tidak pernah mengatakan kepadamu bahwa sejujurnya, aku tidak ingin kamu pergi. Perasaan kehilangan ini tak pernah aku ingini. Berat? Pasti. Tetapi, aku tahu, hidup akan terus berjalan. Dunia masih akan terus berputar.Â
Mungkin kau sedang mengingatku disana. Serupa ingatanku untukmu yang terus ada. Mungkin kau tak lagi menjaga segalanya, meski disini masih kupeluk harapan itu dengan sekuatnya".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H